Sejak sebelum sejarah mencatat perjalanan kehidupan manusia, perang sudah jadi bagian integral dari sebuah kebudayaan. Dapat dilihat dari berbagai jejak sejarah, literatur, kisah rakyat yang turun temurun dan berbagai sumber data informasi lain kalau manusia dan perang merupakan bagian kultur yang tidak dapat hilang maupun dipisahkan. Baik dalam skala kecil hingga level dunia, manusia selalu doyan untuk berperang. Dengan berbagai alasan serta pembenaran, manusia dengan manusia memilih jalan perang saat hendak menyelesaikan suatu konflik ataupun perbedaan. Selalu begitu. Tidak pernah berubah.
Ilustrasi perang jaman dulu (Sumber gambar: all Things Ineresting)
Satu-satunya yang selalu berubah dari sebuah peperangan adalah bagaimana manusia menjalankan perang itu sendiri.Jika dahulu menggunakan pasukan manusia serta persenjataan fisik, di masa modern perang bahkan dapat dilakukan lewat cara yang tidak langsung menumpahkan darah; seperti misalnya perang dagang, embargo, atau perang lewat teknologi. Perang lewat teknologi juga dapat mencabut nyawa pihak lawan dengan mudah melalui penggunaan benda-benda canggih seperti pesawat tempur tanpa awak yang mampu melakukan pemboman di daerah musuh tanpa mengirim satupun manusia/tentara ke sasaran. Namun intinya? Bagaimanapun cara serta alasan yang digunakan, semua peperangan adalah perwujudan egoisme dan kebrutalan jiwa ras manusia terhadap sesamanya.
Pesawat pembom tanpa awak manusia (Sumber gambar: Khoahocphattrien.Vn)
Tapi manusia juga makhluk dengan cita rasa seni. Bahkan untuk hal morbid seperti sebuah perang.Dalam industri perfilman, film bertema perang tidak pernah hilang dari produksi. Di era apapun, baik saat awal industri film dimulai dari film bisu dan hitam putih hingga era digital dengan Digital FX alias efek digital di mana-mana, film perang selalu muncul dengan berbagai jenis tampilan, klasik maupun futuristik. Baik dengan tema berlatar sejarah seperti Saving Private Ryan hingga komik superheroes seperti Avengers: Infinity War dari MCU. Semuanya seru dan keren untuk ditonton.
Penggambaran perang secara komikal di film Avengers: Infinity War (Sumber gambar: QuirkyBites)
Namun secara umum, film perang klasik dengan tampilan dan feeling 'nyata' terasa lebih greget dibandingkan model film perang lain. Judul-judul berikut merupakan bagian dari film seperti itu; film perang dengan tampilan dan rasa yang realistis selayaknya sebuah perang beneran. Feeling suram peperangan yang mungkin hanya dapat dirasakan oleh mereka yang pernah berada di medan perang secara dramatis dapat diberikan oleh film-film perang berikut ini.
1. Das Boot.
(Sumber gambar: My Hot Posters)
Tahun rilis: 1981
Sutradara: Wolfgang Petersen
Tema perang: Perang Dunia Kedua
Film ini merupakan adaptasi dari novel tahun 1973 berjudul dan bertema sama karangan novelis Jerman Lothar-Gunther Buchheim yang bercerita tentang kapal selam / U-Boat legendaris Jerman "U-96" saat World War II dan situasi Battle of the Atlantic yang memang terjadi saat perang (walau situasi narasi novel lebih merupakan karya fiksi). Film ini menggunakan replika identik kapal U-96 selama proses syuting sehingga menimbulkan kesan realistis dan tampilan kapal serta situasi asli dari perang dunia kedua. Walaupun sempat mendapat kritikan dari Buchheim karena merasa film itu malah memuja situasi perang (sementara novelnya justru mengusung pesan anti perang), namun film Das Boot tetap mendapat apresiasi tinggi baik dari penonton di Jerman sendiri maupun di Amerika Serikat. Bahkan Das Boot dianggap sebagai satu dari sedikit film Jerman yang masuk kategori terbaik untuk sineas perfilman Amerika. Salah satu indikatornya adalah enam nominasi piala Oscar (termasuk kategori Sutradara Terbaik) di ajang Academy Awards tahun 1983.
https://www.youtube.com/watch?v=FRKXemPhtYI
2. Saving Private Ryan.
(Sumber gambar: Medium)
Tahun rilis: 1998
Sutradara: Steven Spielberg
Tema perang: Perang Dunia Kedua
Mustahil untuk tidak menyertakan judul ini saat membicarakan film perang terbaik karena Saving Private Ryan memang memiliki semua aspek yang menjadikan sebuah film perang jadi epik. Masih menggunakan latar belakang World War II seperti Das Boot, sentral film ada di Pendaratan Omaha saat Invasi Normandia. Pembukaan film sepanjang 27 menit yang menggelegar penuh tampilan mengenaskan kondisi peperangan mencerminkan suasana miris perang. Saat proses pembuatan konon Spielberg tidak menggunakan storyboard seperti biasanya sebuah film dan mencari momen-momen spontan yang menjadikan Saving Private Ryan begitu unik sebagai sebuah film perang. Bagusnya film ini juga dapat dilihat dari nominasi piala Oscar yang didapat: total sebelas nominasi dan memenangkan lima di antaranya (termasuk gelar Sutradara Terbaik untuk Steven Spielberg) di Academy Awards tahun 1999.
https://www.youtube.com/watch?v=RYExstiQlLc
3. Apocalypse Now.
(Sumber gambar: Froogville)
Tahun rilis: 1979
Sutradara: Francis Ford Coppola
Tema perang: Perang Vietnam
Mungkin merupakan film bertema perang yang memiliki paling banyak fans dan cenderung disukai berbagai kalangan (dari penonton biasa hingga aktor dan selebritis) karena memang dibuat dengan pendekatan ekstrim sehingga menghasilkan sebuah film perang dengan tampilan brutal. Apocalypse Now merupakan film adaptasi lepas dari novel Heart of Darkness tahun 1899 tentang perang Congo abad ke-19 karya Joseph Conrad. Setting film berada saat perang Vietnam (1969-1970) antara pasukan Amerika melawan penduduk setempat / Vietcong namun dengan tema konflik internal di pasukan Amerika sendiri. Kisah yang gelap serta adegan-adegan ikonik dari Apocalypse Now masih jadi pembicaraan hingga kini. Film perang ini sangat penting untuk kultur perfilman Amerika sehingga dimasukkan ke dalam film yang disimpan dalam Arsip Nasional untuk menjaganya agar tidak musnah. Film ini juga meraih delapan nominasi piala Oscar dan memenangi dua diantaranya pada ajang Academy Awards tahun 1980.
https://www.youtube.com/watch?v=9l-ViOOFH-s
4. Platoon.
(Sumber gambar: 1stDibs)
Tahun rilis: 1986
Sutradara: Oliver Stone
Tema perang: Perang Vietnam
Mungkin satu dari sedikit film bertema perang Vietnam yang menuai pujian dari para veteran perang Vietnam itu sendiri. Dan contoh film anti-war yang diinginkan Lothar-Gunther Buchheim untuk Das Boot ? Realisme film Platoon akan situasi perang Vietnam juga bisa jadi karena salah satu veteran perang Vietnam terlibat dalam produksi film; yaitu sutradara Oliver Stone. Di perang Vietnam asli, Stone adalah bagian dari U.S. Infantry sehingga sedikit banyak pengalamannya di perang Vietnam dapat dilihat dari kerja dia di film ini. Platoon merupakan film perang penting sehingga mendapat keistimewaan masuk ke Arsip Nasional (seperti halnya Apocalypse Now) sebagai warisan kultur perfilman Amerika. Di ajang piala Oscar film ini juga meraih kesuksesan berupa delapan nominasi dan memenangi empat kategori; termasuk kategori bergengsi Sutradara Terbaik dan Film Terbaik di Academy Awards tahun 1987.
https://www.youtube.com/watch?v=pPi8EQzJ2Bg
5. Hacksaw Ridge.
(Sumber gambar: iHeartRadio)
Tahun rilis: 2016
Sutradara: Mel Gibson
Tema perang: Perang Dunia Kedua
Mel Gibson lebih dulu dikenal sebagai aktor aksi di berbagai film seperti Lethal Weapon series serta Brave Heart selain judul-judul lain. Andrew Garfield mungkin lebih dikenal penonton film Indonesia saat berperan sebagai Peter Parker aka. Spider-Man di film The Amazing Spider-Man. Keduanya berkolaborasi sebagai sutradara bintang utama di film otobiografi veteran perang World War II bernama Desmond Doss. Doss merupakan bagian pasukan medis saat perang dunia kedua yang menolak membawa serta menggunakan senjata dalam bentuk apapun. Untuk baktinya menyelamatkan banyak nyawa di Battle of Okinawa saat World War II dia mendapatkan medali penghormatan Medal of Honor dari Presiden Amerika Serikat.
Film perang bagus yang meraih enam nominasi piala Oscar (dan memenangi dua) ini sayangnya memiliki beberapa hal yang tidak akurat dari sejarah aslinya Desmond Doss seperti misalnya fakta kalau istrinya Doss tidak/belum menjadi perawat sebelum perang berakhir serta konflik antar anggota keluarga (yang memintanya agar tidak menggunakan senjata karena mereka merupakan umat Kristen Gereja Seventh-day Adventist) yang aslinya adalah antara paman dengan ayah Desmond; bukan antara ibu dan ayahnya seperti yang terlihat di film. Terlepas dari hal-hal tersebut, Hacksaw Ridge secara baik mampu merekam suasana peperangan dari sudut pandang seseorang yang secara prinsip sangat membenci kekerasan dari perang ke dalam pita seluloid.
https://www.youtube.com/watch?v=s2-1hz1juBI
6. Black Hawk Down.
(Sumber gambar: Pinterest)
Tahun rilis: 2002
Sutradara: Ridley Scott
Tema perang: Perang Somalia
Menyebut film ini akurat atau realistis memang bisa. Namun banyak pula aspek yang dapat mementahkan anggapan tersebut. "Battle of Mogadishu" merupakan situasi yang asli terjadi antara pasukan tempur Amerika dengan militan Somalia di kota Mogadishu, Somalia pada 3-4 Oktober 1993. Namun film yang merupakan adaptasi bebas novel non fiksi berjudul sama karangan wartawan perang Mark Bowden memiliki banyak pembelokan dan penghilangan elemen-elemen penting saat kejadian asli Battle of Mogadishu. Misalnya anggapan kalau film ini terlalu menonjolkan superioritas militer Amerika. Saat konflik terjadi, pasukan Amerika aslinya mendapat bantuan support dari pasukan militer negara lain seperti Malaysia dan Pakistan. Di film, peran mereka sama sekali tidak ditunjukkan. Belum lagi protes dari pihak Somalia yang mempertanyakan mengapa tidak ada warga negara Somalia dipekerjakan di film tersebut selain penggambaran keliru dari warga Somalia di dalam film Black Hawk Down tadi. Kisah tentang tiga pasukan khusus Amerika Serikat yang ditugaskan menangkap Mohamed Farrah Aidit dan memakan korban 19 anggota militer Amerika (serta tidak kurang dari 1000 jiwa warga Somalia) ini juga pernah diputar di televisi nasional Indonesia.
https://www.youtube.com/watch?v=tnV6wM-vd9s
Perang memang tidak pernah indah dan tidak akan pernah lepas dari jiwa dan kebudayaan manusia. Di masa depan entah seperti dan karena apa lagi perang akan terjadi. Dan mungkin film serta dokumentasi tentang perang akan terus ada seiring adanya kebudayaan manusia itu sendiri. Ngomong-ngomong kamu punya favorit film perang sendiri nggak?