Setiap akhir tahun sejak 2014, Geoff Keighley dan koleganya mengadakan acara anugerah penghargaan kepada insan industri kreatif video game. Sebelumnya Keighley terlibat di Spike Video Game Awards sebelum kemudian menggelar acara serupa dengan visi dan misinya sendiri. Diberi nama simple The Game Awards (tanpa embel-embel sponsor), event ini sekarang jadi barometer kepopuleran video game yang beredar sepanjang tahun. Plus jadi sarana promosi juga karena banyak video game resmi diperkenalkan di The Game Awards lewat video trailer. Terkadang game-nya sudah bocor duluan, namun tidak jarang banyak game kejutan karena tidak terdeteksi fans maupun media gaming. Seperti E3 (Electronic Entertainment Expo) maupun TGS (Tokyo Game Show), The Game Awards-nya Geoff Keighley adalah pusat perhatian untuk hal-hal baru, seru, serta menarik dari industri video game dunia.
Geoff Keighley / Foto: N4G
Namanya acara awards alias penghargaan, tentu harus ada nominasi dari berbagai kategori di industri video game: mulai dari pengarahan artistik terbaik, musik terbaik, dan tentu saja kategori paling bergengsi "Video Game Terbaik". Untuk tahun 2020 ada enam judul video game bersaing ketat memperebutkan gelar bergengsi Game of the Year di ajang The Game Awards 2020 tanggal 10 Desember 2020 nanti.
Seperti event-event lain yang terimbas pandemi Covid-19, acara The Game Awards 2020 akan digelar virtual untuk menghindari kerumunan (yang bisa menciptakan klaster virus baru). Pengumuman nominasi sudah dilakukan di website The Game Awards dan bisa lihat di sini. Judul mana yang akan meraih gelar bergengsi tahun ini dan sejajar dengan pemenang-pemenang sebelumnya seperti Dragon Age: Inquisition (2014), The Witcher 3: Wild Hunt (2015), Overwatch (2016), The Legend of Zelda: Breath of the Wild (2017), God of War (2018), dan Sekiro: Shadows Die Twice (2019)?
1. Doom Eternal. Publisher: ID Software / Bethesda.
Foto: PlayStation.Com
Nama Doom jelas bukan merek kemarin sore di industri video game. Judul ini sudah malang melintang melewati berbagai generasi konsol dan komputer sejak 1993. Bersama Wolfenstein 3D (1992), Doom berbagi gelar sebagai Mbah-nya game genre First Person Shooting / FPS di mana bermain Doom memberikan kesan seakan-akan berada di dalam game; dengan sudut pandang orang pertama yang seru dan immersive.
Franchise ini terus berevolusi walau tidak meninggalkan ciri khas bermain yang FPS dan monster-monster menyeramkan sebagai antagonis. Game terkini Doom diberi judul Doom Eternal dan meraih kesuksesan seperti game-game Doom lain. Dengan reputasi bagus, grafis kinclong, dan gameplay seru, Doom Eternal adalah penantang serius gelar Game of the Year tahun ini.
2. Final Fantasy VII Remake. Publisher: Square Enix.
Foto: Gematsu
Sulit untuk tidak bias saat menulis soal Final Fantasy VII / FF VII karena saya adalah fans game ini sejak versi OG/asli yang rilis pada zaman PlayStation 1 dulu. Game Final Fantasy VII Remake mungkin menimbulkan polarisasi di antara fans namun tidak mudah membantah keindahan, drama, dan keseruan di versi remake ini. Desain cerita yang banyak berbeda dari versi asli menjadikan FF VII Remake dalam posisi love it or hate it buat fans FF VII klasik, namun fans baru mungkin lebih menyukai versi modern seperti ini. Dengan nama besarnya, Final Fantasy VII Remake memang sangat layak berada di jajaran nominator Game of the Year. Apakah layak juga untuk memenangi gelar itu? Kalau saya yang ditanya, jawabannya sudah jelas.
3. Ghost of Tsushima. Publisher: Sucker Punch / Sony Interactive Entertainment.
Foto: Digit
Grafis indah adalah aspek kuat game yang mengambil latar cerita sejarah invasi Mongolia ke tanah Jepang ini. Gambar game Ghost of Tsushima memang cakep banget! Pencahayaan yang ada secara akurat menampilkan situasi secara detail. Suasana matahari terbit atau tenggelam terlihat mirip sekali seperti suasana dunia nyata. Efek cuaca dalam game juga terlihat dan terasa realistis, begitu pula saat pertempuran. Menurut banyak pengamat dan gamers, Ghost of Tsushima pantas mendapatkan nominasi Game of the Year.
4. Hades. Publisher: Supergiant Games.
Foto: Nintendo
Belum pernah dengar game Hades sebelumnya? Sama. Makanya saya langsung mencari tahu seperti apa game yang mendapat nominasi Game of the Year ini. Apalagi publisher-nya relatif tidak begitu terkenal di media gaming sebelumnya.
Melihat platform game yang hanya Microsoft PC, Mac, dan Nintendo Switch, nggak heran eksposure game ini kurang luas karena tidak muncul di konsol 'pasaran' seperti Xbox One atau PS4. Genre Hades adalah RPG/Role Playing Game dalam sudut pandang isometrik, sesuatu yang tidak mainstream digunakan di game modern. Dengan latar belakang keren (karakter protagonis game adalah putra Hades dari mitologi dewa Yunani) banyak pihak memuji Hades dan bahkan mengatakan kalau game ini adalah yang terbaik untuk tahun 2020. Apakah The Game Awards setuju dengan sentimen itu? Kita lihat nanti.
5. Animal Crossing: New Horizons. Publisher: Nintendo.
Foto: Nintendo.Com
Game Nintendo itu simple tapi adiktif dan bahkan bisa bikin kecanduan jika tidak mengendalikan diri saat bermain. Animal Crossing: New Horizons (bersama game-game Nintendo lain) adalah contoh nyata bagaimana game Nintendo, dengan grafis tidak terlalu heboh dan bling-bling, mampu menciptakan kesenangan bermain video game yang seru. Kamu nggak perlu menembak, mengejar monster atau apa pun di game ini, yang ada hanyalah bagaimana menciptakan situasi asyik, seru, dan menyenangkan bersama berbagai karakter unik di dalam game.
Fitur online menjadikan Animal Crossing: New Horizons semakin seru karena kamu dapat berkunjung ke pulau teman yang juga bermain Animal Crossing: New Horizons dan nongkrong bareng. Walau hype-nya mungkin sudah menurun, bukan tidak mungkin gelar Game of the Year bakal jatuh ke tangan game ini.
6. The Last of Us: Part II. Publisher: Naughty Dog / Sony Interactive Entertainment.
Foto: Amazon
Grafis cakep? Check. Gameplay seru dan menantang? Check. Kontroversial dengan tema dan penceritaan yang menimbulkan polarisasi diantara fans? Check.
The Last of Us: Part II adalah salah satu judul video game paling dibicarakan sepanjang 2020 ini. Tapi tidak selalu dalam konteks positif karena tidak sedikit pembicaraan negatif untuk game yang menceritakan kelanjutan nasib Ellie (protagonis game pertama) serta Joel pasca The Last of Us di PS3 dan PS4. Walaupun begitu, secara keseluruhan The Last of Us: Part II memang layak mendapatkan nominasi Game of the Year tahun 2020 atas berbagai pencapaian mereka. Apakah Part II ini akan memenangkan penghargaan bergengsi tadi? Who knows!
Melihat judul-judul di atas memang sulit menebak kira-kira siapa yang akan pulang membawa piala Game of the Year dalam event The Game Awards 2020. Sebagai fans saya tentu berharap Final Fantasy VII yang menang. Tapi judul-judul lainnya tidak kalah keren dan punya peluang sama kuat, bahkan saya tidak akan heran jika Hades yang malah menang. Siapa tahu, kan? Kita lihat saja nanti di show-nya yang bisa disaksikan secara online lewat streaming internet.