Sebenarnya apa sih 'waktu' itu? Orang-orang memang sudah terbiasa dengan adanya waktu dalam kehidupannya, namun tetaplah sulit untuk mendefinisikan dan memahami apa waktu itu sebenarnya. Ilmu pengetahuan, filsafat, agama, dan seni memiliki definisi waktu yang berbeda, tetapi sistem pengukurannya relatif konsisten.
Waktu didasarkan pada detik, menit, dan jam. Sementara dasar untuk unit-unit ini telah berubah di dalam perjalanannya dalam sejarah, di mana akarnya berada pada bangsa Sumeria kuno. Unit waktu internasional modern ditentukan oleh transisi elektronik dari atom cesium. Untuk lebih menguak lebih dalam tentang waktu, berikut ini delapan hal yangperlu kamu ketahui.
1. Definisi ilmiah.
Fisikawan mendefinisikan waktu sebagai perkembangan peristiwa dari masa lalu ke masa sekarang hingga masa depan. Pada dasarnya, jika suatu sistem tidak berubah, maka dapat disimpulkan bahwa hal tersebut abadi. Waktu dapat dianggap sebagai dimensi realitas yang keempat, digunakan untuk menggambarkan peristiwa dalam ruang tiga dimensi. Waktu bukan sesuatu yang bisa kamu lihat, sentuh, atau rasa, tapi kamu bisa mengukurnya.
2. Panah waktu.
Persamaan fisika membuktikan bahwa waktu bergerak maju ke masa depan (waktu positif) atau mundur ke masa lalu (waktu negatif) sama baiknya. Namun, waktu di dunia alamiah kita ini sebenarnya hanya memiliki satu arah, yang disebut dengan panah waktu. Pertanyaan mengapa waktu tidak dapat dibatalkan atau dihentikan adalah salah satu pertanyaan terbesar yang belum terselesaikan dalam sains.
Satu penjelasan pasti adalah bahwa dunia ini mengikuti hukum termodinamika. Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa dalam sistem tertutup, entropi sistem tetap konstan atau meningkat. Jika alam semesta dianggap sebagai sistem tertutup, entropinya (tingkat gangguan) tidak akan pernah berkurang. Dengan kata lain, alam semesta tidak dapat kembali ke keadaan yang persis sama dengan saat sebelumnya. Waktu tidak bisa bergerak mundur.
3. Dilasi waktu.
Dalam mekanika klasik, di mana pun waktu dianggap sama, yang mana disinkronkan tetap dalam suatu kesepakatan. Namun kita tahu dari relativitas khusus dan umum Einstein bahwa waktu itu relatif. Dan itu tergantung pada kerangka acuan seorang pengamat. Hal ini dapat menghasilkan pelebaran waktu, di mana waktu antar peristiwa menjadi lebih panjang (melebar) dan semakin dekat pula seseorang bergerak dengan kecepatan cahaya.
Waktu bergerak berjalan lebih lambat dari waktu diam, dengan efeknya menjadi lebih jelas ketika waktu bergerak mendekati kecepatan cahaya. Jet yang sedang dalam orbit mencatat waktu lebih lambat daripada yang ada di Bumi, partikel muon membusuk lebih lambat saat jatuh, dan percobaan Michelson-Morley mengonfirmasi kontraksi panjang dan pelebaran waktu.
4. Perjalanan waktu/time travel.
Perjalanan waktu berarti bergerak maju atau mundur ke berbagai titik waktu, seperti halnya kamu mungkin bergerak di antara titik-titik berbeda di ruang angkasa. Dan ternyata, melompat maju dalam waktu memang bisa saja terjadi di alam. Astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional melompat maju ketika mereka kembali ke Bumi karena gerakannya yang relatif lebih lambat terhadap stasiun. Namun, gagasan untuk bepergian ke masa lalu menimbulkan masalah. Salah satu masalahnya adalah kausalitas atau sebab dan akibat.
Bergerak mundur dalam waktu dapat menyebabkan paradoks temporal. 'Paradoks kakek' adalah satu contoh klasik. Menurut paradoks itu, jika kamu bepergian ke masa lalu dan membunuh kakekmu sebelum ibu atau ayahmu lahir, kamu dapat mencegah kelahiranmu sendiri. Banyak fisikawan percaya bahwa perjalanan waktu ke masa lalu tidak mungkin, tetapi ada solusi untuk paradoks temporal, seperti bepergian antar alam semesta paralel.
5. Persepsi waktu.
Otak manusia mempunyai kemampuan untuk melacak waktu. Nukleus suprachiasmatic otak adalah wilayah yang bertanggung jawab untuk ritme harian atau sirkadian. Tetapi neurotransmiter dan obat-obatan bisa memengaruhi persepsi waktu dari bagian itu. Bahan kimia yang merangsang saraf sehingga persepsi waktu mereka lebih cepat daripada waktu percepatan normal, sementara penurunan saraf memperlambat persepsi waktu.
Pada dasarnya, ketika waktu tampaknya semakin cepat, otak membedakan lebih banyak peristiwa dalam suatu interval. Dalam hal ini, waktu seperti berlalu sangat cepat ketika seseorang bersenang-senang. Dan sebaliknya, waktu tampak melambat selama terjadi keadaan yang menyedihkan atau bahaya.
Para ilmuwan di Baylor College of Medicine di Houston mengatakan kerja otak tidak benar-benar bertambah, tetapi amigdalanya menjadi lebih aktif. Amigdala adalah daerah otak yang membuat kenangan. Semakin banyak ingatan terbentuk, waktu seakan semakin lama semakin menipis. Fenomena yang sama menjelaskan mengapa orang yang lebih tua tampaknya menganggap waktu bergerak lebih cepat daripada ketika mereka masih muda.
Psikolog percaya bahwa otak membentuk lebih banyak ingatan tentang pengalaman baru daripada yang sudah lama. Jadi, karena lebih sedikit ingatan baru yang dibangun di kemudian hari, waktu tampak berlalu lebih cepat.
6. Awal dan akhir dari waktu.
Sejauh ini kalau menyangkut alam semesta, waktu memiliki permulaan. Titik awalnya adalah 13,799 miliar tahun lalu ketika Big Bang terjadi. Kita dapat mengukur radiasi kosmiknya sebagai gelombang mikro dari Big Bang, tetapi tidak ada radiasi dengan asal usul jelas sebelumnya.
Salah satu argumen untuk asal usul waktu adalah bahwa jika ia diperpanjang ke belakang tanpa batas, langit malam akan dipenuhi dengan cahaya dari bintang yang lebih tua. Akankah waktu berakhir? Jawaban atas pertanyaan ini tidak diketahui. Jika alam semesta mengembang selamanya, waktu akan terus berlanjut. Jika Big Bang baru terjadi, garis waktu kita akan berakhir dan yang baru akan dimulai. Dalam eksperimen fisika partikel, partikel acak muncul dari ruang hampa, sehingga sepertinya alam semesta tidak akan menjadi statis atau abadi. Hanya Tuhan dan waktu yang tahu.
Source
- https://www.thoughtco.com/what-is-time-4156799