Siapa yang tidak mengenal Kelas Internasional? Sebuah program unggulan salah satu televisi swasta yang sangat ditunggu-tunggu oleh penonton sejak menjelang azan Magrib. Sitkom yang diadaptasi dari serial televisi asal Inggris yaitu Mind Your Languagemenceritakan tentang Pak Budi yang berusaha mengajarkan Bahasa Indonesia pada para murid asing dengan penuh perjuangan.
Pada awalnya mereka sulit diajari Bahasa Indonesia karena lebih suka bermain di kelas dan mengobrol santai tanpa memperhatikan papan tulis. Namun berkat strategi pelajaran learning by doingala Pak Budi, mereka mudah mempelajari Bahasa Indonesia hanya dalam hitungan menit saja bahkan beberapa alumninya sukses mengajarkan Bahasa Indonesia kepada para murid asing dari berbagai belahan dunia sebagai tanda balas budi.
Terinspirasi dari kesuksesan Pak Budi, beberapa artis Tanah Air sempat menjadi guru pengganti Pak Budi di Kelas Internasional. Karakteristik mereka dalam mengajar tentu berbeda-beda dari bersikap sopan santun sampai galak kelewat batas. Meskipun demikian, perjuangan berat mereka saat mendidik para murid asing patut diacungi jempol. Hal ini seolah membuktikan bahwa mereka harus bekerja keras dalam menyulap para murid asing menjadi lebih cerdas itu sesungguhnya butuh pengorbanan yang memakan waktu lama dan tidak bisa diraih secara instan.
Mau tahu siapa saja para artis yang pernah berperan sebagai guru Kelas Internasional? Ini dia daftarnya.
1. Melaney Ricardo (Bu Aya).
Foto: www.tiktak.id
Bu Aya adalah guru yang selalu bersikap manis di luar namun sangat tegas kalau sudah masuk ke kelas Pak Budi. Buktinya saja dia tak segan-segan memberikan hukuman berat berupa angkat kaki satu sambil memegang telinga di pojokan kelas pada Tyson setelah ketahuan terlambat masuk kelas.
Berbeda saat bertemu sama Carlos, muka Bu Aya malah tersipu malu dan langsung mengeluarkan jurus seribu rayuan gombal kepadanya sambil pura-pura bertingkah manja. Sifat Bu Aya ini menandakan bahwa dia sedang mencari kesempatan emas alias bermuka dua.
Kejadian yang paling diingat adalah saat Bu Aya terciduk memberikan kunci jawaban dengan harga sekitar ratusan ribu rupiah sebagai tanda jaminan lulus ujian Bahasa Indonesia lewat jalur pintas. Selain untuk meraup keuntungan, dia berambisi untuk menarik perhatian Bu Rika agar segera diangkat sebagai guru Bahasa Indonesia kelas nomor tiga. Belum sempat impiannya terwujud, aksi liciknya ternyata sudah direkam melalui ponsel oleh Pak Budi dengan menyamar sebagai Abu. Saking kesalnya, Bu Aya langsung menyalahkan Abu sambil mengacungkan barbel sebagai bentuk pembalasan dendam.
Pada salah satu episode Kelas Internasional season 3, Bu Aya yang dikabarkan berganti nama menjadi Butet telah menikmati kehidupan barunya sebagai ibu-ibu sosialita. Dia jarang sekali berada di rumah dengan alasan sedang mengikuti arisan di luar kota. Karena merasa dirinya super sibuk, dia sering menitipkan anaknya kepada Lee dan Abbas untuk meringankan bebannya.
2. Nabila Putri (Bu Armi).
Foto: www.dailyasia.com
Walaupun parasnya cantik bak model, Bu Armi sesungguhnya adalah perempuan tangguh yang sangat benci sama sifat santai dan berleha-leha. Dengan menerapkan gaya militer, dia lebih menyukai para murid asing agar segera bangkit dari kemalasan serta memotivasi mereka untuk konsentrasi penuh saat memperhatikan pelajaran.
Apabila ada yang menentang program kerjanya, dia nekat menghukum semua murid asing lewat hukuman yang tentunya jauh lebih ekstrem dan terasa menyakitkan. Kehadiran Bu Armi di kelas serasa menghadapi tentara.
Murid asing yang terkena getahnya adalah Lee dan Abbas. Mereka berdua dihukum lari keliling lapangan sebanyak 20 putaran akibat meminta nomor telepon Bu Armi. Bukannya melaksanakan perintah, mereka malah asyik jajan minuman dingin sambil mengunggah caption"Mau Ngerjain Malah Dikerjain". Perbuatan bolos mereka justru diketahui oleh Bu Armi usai mendapat laporan dari Ling Ling. Dia memberikan hukuman tambahan berupa lari keliling sekolah sebanyak lima putaran selama jam pelajaran berlangsung.
Merasa tak puas, Bu Armi kembali menyuruh Lee dan Abbas agar berjalan jongkok ke bawah tangga sebagai efek jera karena berani membohonginya terkait pemesanan teh pelangsing Ling Ling. Meskipun hukumannya dituding tidak manusiawi karena mengorbankan jam pelajaran, Bu Armi terpaksa melakukannya demi kebaikan para murid asing agar bersikap dewasa dan menghargai manajemen waktu.
3. Rio Dewanto (Pak Reza).
Foto: mediaindonesia.com
Di antara pengajar Kelas Internasional, Pak Reza bisa dibilang cara mengajarnya hampir mirip Pak Budi. Guru idaman para murid wanita di Kelas Internasional ini mempunyai penampilan yang klimis dan kasual dengan setelan kemeja ala pegawai kantoran terkemuka.
Tidak hanya soal paras menawan, Pak Reza sangat jago mengajar Bahasa Indonesia melalui kata-kata yang sopan serta menyelipkan salah satu kutipan sastrawan tanah air sebagai ice breaking. Konsep pengajaran Pak Reza ini nyatanya sempat disindir oleh Lee dan kawan-kawannya karena dianggap kaku dan ketinggalan zaman. Seolah tidak peduli, Pak Reza tetap bersikap luwes dan sabar dalam menghadapi keluhan para muridnya dengan senyuman.
Di balik sifatnya yang ceria, Pak Reza mempunyai penyakit yang dirahasiakan oleh semua orang yaitu mengalami gagap bicara sejak lahir. Penyakit tersebut mulai menimpa Pak Reza ketika sedang berusaha menenangkan para murid asing yang lagi terlibat perseteruan sengit seputar masalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Sembari menahan rasa sakit, Pak Reza langsung keluar kelas secara terburu-buru akibat tidak kuatdengan efek suara terlalu kencang ataupun keributan massal. Setelah itu, Pak Reza bersembunyi di pantry roomuntuk mencari ketenangan.
Sejak kejadian memalukan tersebut, Pak Reza memutuskan untuk tidak mengajar lagi di Kelas Pak Budi seumur hidup. Keputusan mengejutkan Pak Reza justru bikin Bu Rika dan para murid asing Pak Budi ikut bersedih. Mereka menginginkan Pak Reza kembali mengajar di kelas sekaligus meminta maaf atas perbuatan buruknya. Seolah menanggapi keinginan mereka, Pak Reza tetap bersikukuh keluar dari kelas Internasional demi berobat ke luar negeri.
4. Poppy Sovia (Bu Nendes).
Foto: www.merdeka.com
Bagi yang belum mengerti tentang tata cara tradisi menyambut tamu negara mending serahkan saja ahlinya pada Bu Nendes. Guru sekaligus penata rias langganan para artis yang terbiasa bersikap centil dan suka cari perhatian ini sangat peduli terhadap setiap penampilan para murid.
Tak tanggung-tanggung, dia berhasil mengubah wajah mereka secara 180 derajat menjadi tampil keren dan terlihat sempurna berkat peralatan make updari luar negeri. Selain fokus pada tekstur wajah, Bu Nendes ikut terlibat dalam memilih kostum terbaik saat mempersiapkan acara penyambutan tamu istimewa. Dia mengusulkan pakaian tradisional adat Jawa seperti kebaya dan beskap demi mempresentasikan budaya Indonesia.
Setelah berdiskusi panjang, para murid asing akhirnya setuju sama pendapat Bu Nendes tanpa ada perdebatan. Maka dari itu, ide brilian Bu Nendes terbukti berjalan lancar karena tamu istimewanya sangat memuji penampilan para murid asing yang mulai menunjukkan rasa peduli terhadap kebudayaan Nusantara.
Momen tek terlupakan Bu Nendes yang paling diingat penonton adalah ketika dia berusaha menarik kemben Bu Rika sekencang-kencangnya hingga nyaris kehabisan napas.
5. Fanny Ghassani (Sukma).
Foto: www.grid.id
Pengajar sekaligus atlet pencak silat ini sangat terkenal dengan tendangan mautnya serta cengkeraman tangannya yang kuat. Kelebihan Sukma yang luar biasa selalu digunakan apabila ada bahaya yang mengintainya kapan saja. Di balik itu semua, dia tidak mau menyakiti musuh terlalu parah apalagi sampai dirawat di rumah sakit sehingga dia masih mempunyai rasa peri kemanusiaan.
Jurus pencak silat Sukma rupanya sempat membuat Bu Rika kepincut dengan aksi spektakulernya. Sebagai tanda terima kasih, dia direkrut untuk mengajar para murid asing Pak Budi supaya mereka belajar tentang arti sigap dalam menghadapi kondisi sekitar dari ancaman kejahatan sebagai bentuk pembekalan diri.
Selain dikenal dalam bidang seni bela diri, kisah asmara Sukma justru tidak kalah hebohnya. Sukma sempat berpacaran dengan Abbas saat pertama kali bertemu di pinggir jalan. Sayangnya, masa-masa indah mereka harus berakhir secepat ini karena Bu Sukma keburu dipanggil untuk melatih diaspora Indonesia di padepokan pencak silat Amerika Serikat berkat rekomendasi dari pelatihnya.
Walaupun sedih meninggalkan Abbas sendirian, dia tetap harus menerima keputusannya demi menyelamatkan pencak silat dari ambang kepunahan sekaligus menciptakan generasi penerus dari kalangan anak muda agar terbiasa belajar pencak silat secara autodidak. Wah, sungguh mulia sekali keinginan Sukma!
6. Sylvia Genpati (Bu Silvi).
Foto: www.naviri.org
Prinsip kreativitas serta mengandalkan pembelajaran secara praktik adalah misi utamanya supaya para murid asing mampu keluar dari zona nyaman. Hal ini disebabkan karena mereka hanya diberi tugas seabrek yang ujung-ujungnya terasa membosankan dan bikin pikiran terasa frustasi. Di mata Bu Silvi, hasil didikan Pak Budi justru mengubah para murid terus dipaksakan belajar secara teori sehingga tidak ada suasana ceria sama sekali.
Demi mewujudkan program kelas merdeka, Bu Silvi mengajak para murid asing untuk turut aktif berpartisipasi dalam belajar Bahasa Indonesia biar terasa lebih menyenangkan. Langkah utamanya adalah Bu Silvi menyuruh Nicole, Irina, dan Kristof untuk memperagakan bentuk kata antonim sambil berjalan catwalk.
Tidak cukup sampai di situ, Bu Silvi menerapkan hukuman berat seperti push up, scot jump, dan sebagainya pada para murid asing apabila ketahuan mengeluarkan kata-kata romantis ataupun berani menyela pembicaraan secara sengaja. Harus diakui, gaya pengajaran ala Bu Silvi lebih dikategorikan sebagai antimainstreamdikarenakan dia sangat tegas dan tidak mengenal rasa belas kasihan dalam mendidik para murid asing untuk lebih menanamkan nilai-nilai kedisplinan.
7. Bedu Tohar (Pak Ronal).
Foto: akurat.co
Pak Ronal lebih pantas disebut sebagai motivator ketimbang pengajar. Dia terkadang menyelipkan kata-kata romantis dan puitis seperti Dilan agar bikin para murid asing terkesima sama parasnya yang rupawan.
Selain itu, ciri khasnya yang selalu menggunakan bahasa isyarat lewat gerakan tangan adalah senjata utama Pak Ronal dalam mengatasi masalah para murid asing tentang perdebatan antara belajar peribahasa atau puisi. Solusi jitunya adalah para murid asing Pak Budi harus mengajarkan seluruh kalimat bahasa Indonesia kepada tiga murid asing pindahan tanpa kecuali daripada saling berantem satu sama lain.
Agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, Pak Ronal membentuk gametebak kosa kata alaEat Bulaga dengan menempatkan bando bergambar benda-benda disertai kosa kata di atas kepala para murid asing Pak Budi seperti Kristof, Kotaro, dan Nicole. Selain untuk menguji kemampuan seberapa fasih berbahasa Indonesia, setiap murid asing pindahan diharapkan memahami semua kosa kata bahasa Indonesia lalu mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari jika lulus dari kelas Internasional. Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa berbicara bahasa Indonesia sehingga mudah berkomunikasi dengan orang Indonesia mana pun dibandingkan harus bolak-balik melihat kamus.
Tugas Pak Ronal lainnya adalah dia menjelaskan tentang berbagai macam rempah-rempah khas Indonesia dalam nasi tumpeng serta bahan-bahan pembuatan Karedok pada Irina dan Daniel Key pada waktu jam istirahat. Setelah diberikan pengetahuan kuliner Nusantara oleh Pak Ronal, mereka berniat terjun langsung ke beberapa pedagang hanya untuk mencicipi masakan asli Indonesia sekaligus ikut memasaknya.
Seiring berjalannya waktu, Pak Ronal diam-diam makan di kantin sambil mengajak Irina dan Daniel Key sebagai tanda keberhasilan dalam menuntaskan pelajaran Bahasa Indonesia. Kelakuan buruk Pak Ronal rupanya membuat Bu Rika geram dan dia langsung diputus kontraknya di tengah jalan sebagai pengajar tetap. Sejak saat itu, Pak Ronal tidak pernah muncul lagi di Kelas Internasional sampai akhir episode.
Di antara para artis tersebut manakah yang lebih cocok menjadi pengajar tetap diKelas Internasional?