Banyak orang yang mempertanyakan tentang kemunculan awan berbentuk garis lurus yang muncul di beberapa tempat, termasuk di Indonesia. Awan aneh yang nggak familiar ini disebut-sebut menjadi pertanda akan datangnya gempa bumi.
Meski begitu, fenomena kemunculan awan linier sebagai prakiraan gempa ini belum bisa diterima secara alamiah karena nggak didukung oleh aspek-aspek fisis yang cukup meyakinkan.
Demikian juga para peneliti yang tergabung dalam The European Geosciences Union, menyatakan bahwa nggak ada hubungan statistik yang jelas antara formasi awan linear dengan gempa bumi. Dijelaskan bahwa awan ini merupakan formasi awan yang dibentuk oleh interaksi angin dan dipenuhi kelembapan yang melayang di atas gunung.
Sementara awan linier pertanda gempa masih jadi perdebatan, beberapa formasi awan aneh yang telah rangkum di bawah ini sudah pasti jadi indikasi cuaca buruk.
1. Awan cumulonimbus
Cumulonimbus atau Cb diambil dari bahasa latin Cumulus yang artinya tumpukan dan Nimbus yang artinya awan badai atau hujan badai. Awan ini terbentuk karena adanya arus udara konveksi akibat ketidakstabilan atmosfer. Arus ini sangat kuat sehingga panas dan kelembapan udara naik begitu tinggi dan cepat mengembun.
Awan akan terus berkumpul dan semakin lama semakin menggembung hingga membentuk bunga kol, berwarna abu-abu gelap menggantung di langit. Biasanya muncul saat pancaroba saat cuaca sedang terik disertai kelembapan tinggi.
Gesekan partikel di dalam awan inibisa menghasilkan muatan listrik yang menyebabkan hujan deras, petir, angin kencang, dan hujan es. Awan ini termasuk berbahaya bagi penerbangan karena menimbulkan turbulensi.
2. Awan Anvil
Awan anvilbukanlah awan yang berdiri sendiri, tapi merupakan bentuk lanjutan dari bagian atas awan cumulonimbus. Awan ini juga bisa disebut cumulonimbus incus. Awan anvilmencapai tingkat stabilitas stratosfer sehingga bagian puncaknya meluas keluar dari awan induk. Karena saking tingginya, puncak anvil ini umumnya berisi partikel es.
Meski terlihat cantik, awananvilini sebetulnya menyeramkan karena bisa menyebabkan supercellatau badai petir berputar yang punya daya penghancur yang dahsyat.
3. Awan Mammatus
Fenomena ini disebut awan mammatusyang dalam bahasa Latin berarti payudara, mungkin karena bentuknya yang bergelembung-gelembung mirip buah dada.Pada dasarnya, awan mammatus adalah awan terbalik yang terbentuk dari kantong udara dingin dan lembap yang tenggelam, bisa jadi mengandung partikel es di dalamnya.
Bentuknya bergelembung-gelembung, lembut dan membentuk formasi berderet sehingga kelihatan indah banget. Meski begitu, kamu mesti waspada kemungkinan adanya cuaca ekstrim ataupun badai.
4. Awan wall clouds
Awan ini terbentuk saat updraftatau hentakan ke atas yang merupakan efek dari turbulensi menarik udara dari darat. Nah, udara yang tertarik ke atas awan guntur ini sangat lembap dan cepat mengembun di langit-langit daratan yang terik sehingga membentuk dinding awan.
Bisa dibilang, wall clouds merupakan awan di mana tornado mulai berputar. Menurut National Whether Service, kisaran diameter awan pembawa tornado ini bisa mencapai 8 kilo lo!
5. Awan corong
Awan corong adalah bagian yang terlihat dari tornado yang membentang turun ke bawah dari awan induknya dan membentuk sebuah corong atau kerucut.
Awan ini terbentuk ketika kolom udara di awan induk mulai berputar karena kondensasi. Kalau corong udara ini sudah menyentuh tanah, maka sudah disebut sebagai tornado.
6. Awan Gulung
Awan gulung ini merupakan salah satu fenomena meteorologi yang sangat langka. Bentuknya seperti pita bergulung horizontal yang menggantung rendah di langit.
Awan ini terbentuk oleh aliran udara dingin karena pergeseran angin yang intens dan perubahan tekanan yang tajam pada permukaan tanah. Tetap waspada ya, awan langka ini biasanya disertai angin badai yang datang tiba-tiba.
7. Awan gelombang atau Kelvin-Helmholtz
Awan yang berbentuk gelombang lautan ini bisa tampak di mana saja dan di lapis atmosfer mana saja, tetapi hanya berlangsung beberapa menit sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak.
Awan ini terbentuk ketika udara hangat berhembus di atas udara yang lebih dingin, lebih padat di lapisan yang lebih lamban. Perbedaan kecepatan dan kepadatan dari udara ini menyebabkan tarikan ketika bertemu, membentuk semacam lekukan di batas antara keduanya.
Meskipun indah, atmosfer yang bergelombang ini adalah tanda bahwa udara sangat nggak stabil dan bisa membahayakan pesawat.
Meski formasi-formasi awan berpotensi bahaya di atas jarang ditemui, setidaknya ketika awan-awan ini mampir di sekitar kamu berada, kamu bisa menghindar alih-alih takjub dan mendekatinya.
Jangan percaya dulu informasi-informasi mengenai fenomena yang terjadi di langit yang belum terbukti kebenarannya secara ilmu pengetahuan, ya. Apalagi dengan kondisi negara Indonesia yang juga rentan bencana.
Source
- steemit.com