Konsol gaming buatan Microsoft terkini, Xbox One series, merupakan sebuah anomali jika melihat konsol sebelumnya (Xbox 360).
Xbox One (Sumber gambar: Target)
Disebut anomali karena Xbox One cenderung tertatih-tatih dalam hal penjualan dan hype factor dari game yang ditawarkan. Hal ini jelas berbanding terbalik dari generasi sebelumnya; di mana Xbox 360 berlari kencang dan saling adu sikut dengan PlayStation 3 dalam meraih mayoritas penggemar video game dunia; terutama di wilayah Amerika Serikat di mana pemasaran dan antusiasme gamers akan Xbox 360 relatif lebih tinggi dibanding PS3. Berbagai games Xbox 360 mendapat atensi bagus disertai angka penjualan tinggi. Dalam beberapa situasi, game mereka bahkan lebih baik ketimbang versi PS3 untuk judul yang sama; Bayonetta versi X360 diakui berbagai pihak (termasuk media game) lebih bagus ketimbang versi PS3 yang penuh glitch.
Xbox 360 (Sumber gambar: The Verge)
https://www.youtube.com/watch?v=jIXmllB5OHI
Langkah Microsoft membatalkan sejumlah produksi game yang sebelumnya sudah diumumkan, digadang-gadang ke publik dan bahkan sudah menerbitkan demo (video maupun playable) merupakan langkah buruk. Sebut saja judul-judul profil tinggi dan punya reputasi seperti Fable Legends, reboot Phantom Dust, hingga game yang diramal banyak pihak akan jadi hits besar seperti Scalebound.
https://www.youtube.com/watch?v=RR4c3wsFsMM
Menghentikan dukungan pada aksesori bagus seperti kamera "Kinect 2.0" juga bukan hal bagus karena sejatinya benda itu punya potensi besar menjadi bagian penting dunia video game melalui Xbox One series. Microsoft dan Xbox One tentu tidak mungkin selalu mengandalkan franchise seperti "Forza Horizon" atau "Halo" jika ingin menjaga kans mereka meraih profit di tengah persaingan dengan Sony PS4 dan Nintendo Switch.
Kamera Kinect mampu mendeteksi detak jantung (Sumber gambar: The Next Web)
Sehingga saat mereka membuat Xbox One menjadi 'backward compatible' alias dapat memainkan game Xbox 360 (yang merupakan pendahulunya), terlihat Microsoft jadi mengandalkan kesuksesan konsol masa lalu untuk mengangkat performa penjualan konsol masa kini mereka di persaingan saat ini.
(Sumber gambar: Major Nelson)
Sebuah ironi jika dilihat secara sekilas. Namun mungkin itu langkah strategis yang mudah dan murah untuk Microsoft di tengah gempuran Nintendo Switch yang semakin laris atau Sony PlayStation 4 yang terus membanjiri pasar dengan game-game pencetak hits seperti "God of War", "Days Gone" atau "Death Stranding" dari game maker terkemuka Hideo Kojima.
https://www.youtube.com/watch?v=Gu8X7vM3Avw
Dengan menjadikan Xbox One mampu memainkan game-game Xbox 360 setidaknya akan membuat fans Xbox tetap sibuk memainkan ulang game-game klasik Xbox 360 di Xbox One sementara Microsoft mencari solusi cepat / menciptakan game-game baru agar bisa bersaing di papan atas bersama Sony dan Nintendo.
Apalagi beberapa game Xbox 360 mengalami kenaikan kualitas grafis saat dimainkan di Xbox One; seperti misalnya game Red Dead Redemption yang memberikan resolusi 4K jika dimainkan di Xbox One X. Keren dan memancing rasa penasaran untuk dilihat dan dimainkan.
https://www.youtube.com/watch?v=jRTQJa6LaNs
Memang tidak semua game Xbox 360 dapat dimainkan di Xbox One series ataupun mendapat upgrade grafis jika dimainkan di Xbox One seperti "Red Dead Redemption" tadi. Tapi untuk hal ini mereka memang jauh lebih pintar dibanding Sony yang tidak mengijinkan game PS3 untuk dijalankan langsung di PS4. Sementara jeritan fans Sony agar PS4 memiliki fitur backward compatibility jauh lebih kencang dibandingkan fans Microsoft.
Daftar lengkap game-game Xbox 360 yang kompatibel/bisa dimainkan di Xbox One series ada di sini, namun perlu diingat tidak semua mengalami perbaikan atau penambahan kualitas grafis. Dan tidak semua merupakan game kelas AAA alias game profil tinggi. Beberapa game termasuk game kecil/indie dengan fans yang tidak terlalu fanatik atau ber-skala kecil. Microsoft tidak terkesan hanya memilih game-game berkelas macam Star Wars: Knights of the Old Republic karena mereka juga menjadikan game seperti Trials HD dan Spelunky sebagai bagian backward compatibility Xbox One. Hal ini tentu menyenangkan fans Xbox 360 yang mungkin tidak lagi menyimpan konsol itu namun masih menyimpan game-nya (seperti saya yang masih menyimpan puluhan disc blu-ray game PS3 walau sudah lama menjual konsol itu).
Dengan gosip kencang yang menyatakan kalau PlayStation 5 nanti akan memiliki backward compatibility ke PS4 (dan juga di bawahnya), tentu saja konsol itu menjadi terlihat menarik walau belum terbukti. Sony sudah sering berjanji dan tidak menepatinya. Lihat saja nasib PlayStation Vita saat ini.
Jika kamu termasuk satu dari jutaan fans Xbox 360 di masa lalu dan ingin kembali merasakan masa-masa indah itu (I wont judge: saat ini saya malah memainkan Parasite Eve yang merupakan game PS1 tahun 1998), mungkin kamu perlu memiliki Xbox One dan meraih dua keuntungan sekaligus; bisa main game Xbox One modern dan game klasik Xbox 360. Karena untuk saat ini, Xbox One jauh lebih keren untuk urusan backward compatible ketimbang PlayStation 4.