Dalam rangka ulang tahun provinsi Jawa Timur yang ke-74, Big Bad Wolf, pameran buku terbesar di dunia kembali hadir di Surabaya untuk keempat kalinya. Surabaya merupakan kota kelima yang didatangi oleh Big Bad Wolf tahun ini, setelah sebelumnya sukses menggelar event yang sama di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Medan.
Pameran ini diselenggarakan di JX International Convention Exhibition selama 24 jam nonstop mulai tanggal 4 hingga 14 Oktober 2019. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, acara ini disambut dengan sangat antusias oleh warga Surabaya dan Jawa Timur. Gedung yang bertetangga dengan UINSA Surabaya tersebut tak henti-hentinya diserbu oleh ratusan pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang mencari buku sesuai jurusan mereka, hingga para orang tua yang berbondong-bondong berburu buku untuk anak-anak mereka. Bukan tanpa alasan, para pengunjung sangat antusias untuk memborong buku-buku tersebut sebab Big Bad Wolf memberikan diskon besar-besaran, yakni 60-80% untuk semua genre buku, baik terbitan lokal maupun internasional.
Mengutip dari website resmi Big Bad Wolf, penyelenggaraan bazar buku tahunan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat, khususnya warga Surabaya, agar meningkatkan minatnya dalam membaca buku. Menurut Uli Silalahi, Presiden Direktur PT. Ritel Indonesia yang juga dikenal sebagai Ibu Buku, membaca bukan hanya dapat menambah pengetahuan dan wawasan, tetapi juga melatih kemampuan kita untuk berpikir kritis dalam mengidentifikasi, menyeleksi, dan mengolah informasi agar tidak mudah terprovokasi dan terpengaruh.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur, Dr. Ir. H. Abdul Hamid, MP mengungkapkan bahwa di era industri 4.0. masyarakat tetap perlu membaca buku secara manual sekalipun sekarang ada buku digital, sebab, menurutnya, membaca buku secara manual (fisik) memiliki inovasi, imajinasi, dan kreasi yang berbeda. Ia kemudian mencontohkan Denmark sebagai salah satu negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Ia menuturkan bahwa ada 2 hal yang menjadi pegangan Denmark, yakni pertama semangat mencerdaskan bangsa, dan kedua, meningkatkan tingkat kejujuran. Selain itu, Pemerintah Denmark juga memiliki divisi khusus yang menangani perpustakaan berbasis entrepreneur.
Penyelenggaraan Big Bad Wolf juga memiliki misi lain, yakni menggalakkan budaya membaca sejak dini. Uli Silalahi mengatakan bahwa Indonesia sebaiknya meniru Singapura yang sudah lebih maju bidang literasinya. "Singapura merupakan negara teraman di dunia saat ini. itu data tahun 2016. Salah satu indikatornya adalah karena mereka itu gemar membaca. Setiap tahun, kalau mau naik kelas, dari mulai elementary sampai universitas, harus membaca buku minimal 5-6 buku. Jadi, membaca merupakan tiket untuk ujian. Sebelum ujian, mereka ditanya dan diminta menjelaskan tentang buku yang sudah dibaca," ucapnya.
Di bazar buku yang berlangsung selama 11 hari ini, pengunjung dapat menemukan bermacam-macam genre buku. Mulai dari fiksi seperti novel dan romance, bisnis, desain, arsitektur, seni budaya, hingga buku-buku tentang memasak. Pameran ini pun tidak mematok harga tiket masuk, sehingga semua orang dapat masuk ke dalam gedung secara gratis.
Selain diskon sebesar 60-80%, masih ada beberapa promo lainnya seperti diskon tambahan 20% (untuk buku-buku jenis tertentu) bagi pelajar dan mahasiswa dengan menunjukkan KTS/KTM saat melakukan pembayaran di kasir. Ada juga reward berupa voucher cashback hingga 500 Ribu dengan pembayaran menggunakan kartu Flash BCA dan Debit BCA dengan chip, diskon 50% pembelian voucher Big Bad Wolf dengan Reward BCA, beli 7 gratis 1 Buku Ajaib Augmented Reality dengan menggunakan kartu Kredit/Debet, Flazz atau Sakuku BCA, dan masih banyak promo menarik lainnya.
Tak hanya menawarkan promo-promo menarik, Big Bad Wolf juga memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility)bernama Red Readerhood sebagai upaya meningkatkan minat baca dan akses buku yang luas ke seluruh penjuru Indonesia. Para pengunjung yang hadir di BBW dapat berpartisipasi dalam program ini dengan cara menyumbangkan buku-buku yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama di pelosok-pelosok Tanah Air.