Siapa yang tidak pernah memanfaatkan makanan kaleng dalam hidup? Makanan dalam kemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia modern sehari-hari. Berbagai jenis makanan kemasan diproduksi dalam bentuk kalengan atau plastik yang di-press. Seperti ikan, daging, sup, dan bahkan buah. Semuanya dengan tujuan agar makanan bisa tahan lebih lama dari yang seharusnya sehingga dapat disimpan untuk kemudian dikonsumsi lain waktu.
Dengan metode pengalengan, makanan mengalami proses pembungkusan kedap udara serta air sehingga tidak mengalami proses pembusukan akibat dua elemen tersebut. Produk kalengan secara umum dapat bertahan mulai dari satu hingga lima tahun sejak proses pengalengan terjadi. Dalam beberapa situasi tertentu durasi keawetan bahkan bisa lebih dari lima tahun; tergantung lokasi penyimpanan serta faktor-faktor lain.
Daging kalengan (Sumber gambar: Amazon)
Seperti pernah terjadi pada stok makanan kaleng dari kapal uap Bertrand yang karam di sungai Missouri Amerika Serikat tahun 1865 dan ditemukan tahun 1974. Asosiasi National Food Processor Amerika menguji sample makanan kaleng dari kapal karam itu. Dipastikan kalau makanan kaleng dari Bertrand tidak memiliki jejak mikro organisme / mikroba penyebab penyakit walau bentuk, aroma, nutrisi/vitamin dan rasa dari isi kalengnya sudah babak belur. Sehingga secara kesehatan, makanan kalengan berusia 109 tahun dari kapal karam Bertrand masih layak untuk dikonsumsi. Gokil bener, ya?
Makanan kalengan (Sumber gambar: The New York Times)
Proses pengawetan makanan dengan pengalengan kedap air, udara, serta dipanaskan dalam suhu tinggi itu ditemukan oleh warga Prancis bernama Nicolas Appert tahun 1809 di mana saat itu Appert mendapat proyek dari pemerintah Prancis untuk mencari cara agar ransum serdadu militer bisa bertahan lama.
Namun awalnya kontainer yang digunakan adalah toples kaca yang disegel kuat tutupnya sebelum dipanaskan dengan suhu tertentu. Sains di belakang proses ini diperjelas oleh ilmuwan Louis Pasteur 50 tahun kemudian; di mana proses pemanasan mematikan mikroba / mikro organisme yang berada di dalam toples dan segel yang ada mencegah mikroba baru masuk ke dalam makanan.
Penggunaan kaleng sebagai pengganti toples kaca dimulai (dan dipatenkan) oleh orang Inggris, Peter Durand. Durand menjadi pemasok makanan kalengan untuk militer Inggris / Angkatan Laut Kerajaan tahun 1820. Produknya menyebar ke seantero Eropa sebelum kemudian dikenal di Amerika Serikat. Amerika mengadopsi teknik pengawetan makanan ini dengan cepat sehingga mereka memimpin pasar untuk makanan kalengan dunia.
Toples pengawet makanan (Sumber gambar: Happy Farms)
Makanan kalengan dikemas dalam kaleng tebal dan kuat, namun untuk minuman kalengan bahan yang digunakan saat ini adalah metal aluminium karena lebih ringan dan lebih tahan dari korosi/karat.
Minuman kalengan (Sumber gambar: Beverage Daily)
Proses pengawetan makanan seperti ini juga tidak melulu didominasi oleh bahan seperti kaleng dan aluminium karena kini plastik juga merupakan bahan pembungkus seperti halnya dua bahan tadi. Bisa dilihat di mie instan. Styrofoam juga sama dan sering juga digunakan, namun belakangan styrofoam dinilai lebih berbahaya buat lingkungan karena sulit didaur ulang.
Bahan styrofoam di pembungkus mie instan (Sumber gambar: Sora News 24)
Pengalengan juga dapat menjaga nutrisi yang ada dari makanan. Protein, lemak, dan karbohidrat dari makanan kalengan tidak terpengaruh / rusak saat proses pengalengan. Padahal dalam proses pengalengan, suhu tinggi hingga 116 derajat Celsius digunakan agar mikroba penyebab penyakit mati dari makanan yang dikalengkan. Sehingga secara teoritis, makanan kalengan masih memiliki semua kebaikan dari bahan makanan di dalamnya. Dan itu bisa bertahan bertahun-tahun kemudian.
Saat ini makanan kalengan tidak saja jadi bagian penting ransum militer seperti di awal-awal kelahirannya. Segala lapisan masyarakat, mulai dari orang kaya hingga rakyat jelata, memiliki ketergantungan dengan model makanan ini. Harga yang relatif bisa dijangkau kelompok ekonomi mana saja serta berbagai jenis makanan yang tersedia, plus awet disimpan dalam waktu sangat lama menjadikan makanan kalengan masih akan terus jadi bagian konsumsi makanan manusia masa kini (dan masa depan) untuk waktu lama.
Berbagai jenis makanan kalengan (Sumber gambar: Mashed)
Kamu doyan makanan kalengan juga? Buat camping, mungkin? Atau traveling? Atau karena malas masak? Apa pun alasannya, live happily!