Beberapa hari yang lalu ada sebuah fenomena alam spesial abad ini, yakni gerhana bulan total. Yang membuat gerhana bulan kali ini paling spesial karena menjadi durasi gerhana bulan yang paling lama sepanjang sejarah. Alhasil fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri hingga banyak orang yang rela begadang untuk menyaksikannya. Terlepas dari itu, di Indonesia banyak berkembang mitos yang berkaitan dengan gerhana bulan. Nah, apa saja mitos yang berkembang tersebut? SImak ulasannya berikut ini.
1. Bulan diterkam raksasa.
Menurut orang Jawa, gerhana bulan disebabkan karena bulan dimakan oleh sesosok raksasa. Menurut mitos yang berkembang, raksasa tersebut bernama Graha yang menelan bulat-bulat bulan sehingga menyebabkan gerhana bulan. Tak hanya di Indonesia, mitos seperti ini juga nyatanya banyak berkembang di negara lain lho.
2. Menonton gerhana dapat menyebabkan buta.
Banyak yang beranggapan bahwa menonton langsung proses gerhana bulan maupun matahari dapat menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan. Mitos ini berkembang hingga kini tanpa kebenaran yang jelas, padahal dalam ilmu medis hal ini sama sekali tak dibenarkan.
Menonton gerhana bulan dengan mata telanjang tak berakibat buruk pada mata, sedangkan menonton gerhana matahari dengan mata telanjang hanya dapat menyebabkan kerusakan retina mata secara sementara.
3. Ibu hamil harus bersembunyi di bawah kolong meja.
Mitos selanjutnya adalah anjuran bagi ibu hamil untuk bersembunyi di bawah kolong meja, kursi maupun kasur. Menurut kepercayaan mereka, hal ini bertujuan untuk menyelamatkan bayi mereka dari hal-hal yang tak diinginkan. Padahal nyatanya gerhana bulan sama sekali tak berimbas apapun terhadap kehamilan ataupun kelahiran cacat.
4. Menebar abu kepada hewan peliharaan.
Nyatanya mitos ini masih berkembang hingga kini. Banyak masyarakat yang percaya bahwa gerhana bulan maupun matahari dapat berakibat buruk terhadap hewan peliharaan mereka, khususnya hewan yang sedang hamil ataupun mengerami telurnya. Untuk mencegah hal buruk menimpa hewan peliharaannya tersebut, masyarakat menyebar abu sebagai penangkal kejahatan tersebut.
Itulah mitos tentang gerhana yang hingga kini masih dipegang oleh masyarakat di berbagai daerah. Padahal beberapa hal tersebut tidak terbukti kebenarannya baik secara ilmiah maupun medis.