Mahatma Gandhi mengatakan, Be the change you want to see in the world.
Dewasa ini kita hidup di zaman yang serba instan, mungkin penggunaan benda-benda ini sudah akrab kita gunakan sehari-hari. Namun ada baiknya mulai sekarang kita kurangi penggunaan benda-benda ini karena selain mencemari lingkungan, ternyata juga tidak baik untuk kesehatan kita. Apa saja sih benda-benada yang perlu kita kurangi pemakaiannya? Ini dia.
1. Plastik.
Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah China. Plastik tidak asing kita gunakan sehari-hari sebagai pembungkus makanan atau pembungkus belanjaan. Menurut Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia, ada sekitar 3,2 juta ton Sampah plastik per tahun. Wah, jumlah yang sangat besar ya. Padahal setiap plastik ini hanya dapat diurai 10-1000 tahun loh. Kebayang nggak gimana menggunungnya sampah-sampah plastik ini?
Sampah-sampah plastik ini akan menurunkan kesuburan tanah, bahkan yang saat ini paling mendapat perhatian adalah apabila termakan oleh satwa. Tentu kita masih ingat beberapa waktu yang lalu saat ditemukan paus sperma tewas di Wakatobi dengan 5,9 ton sampah plastik di perutnya. Sampah plastik membunuh 1 juta burung laut, 100000 mamalia laut dan tak tehitung jumlah ikan yang mati.
Selain mencemari lingkungan, plastik juga tidak baik untuk kesehatan, apalagi jika plastik digunakan untuk membungkus makanan yang panas. Plastik yang digunakan untuk membungkus makanan panas akan menyebabkan terurainya beberapa senyawa kimia dan berpindah ke makanan sehingga dapat menyebabkan kanker, gangguan janin, dan kemandulan.
Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik? Kita dapat menggunakan tempat makan dan minum sendiri saat membeli makanan dan minuman. Selain baik untuk kesehatan, tindakan ini juga akan membantu kelestarian lingkungan.
2. Sedotan plastik.
Sampah sedotan plastik ini tidak kalah dari sampah plastik. Di Indonesia apabila dihubungkan setiap harinya, sampah sedotan plastik akan setara dengan jarak Jakarta ke Meksiko City (16.784 Km), setiap minggunya setara dengan 3 kali keliling dunia (117.449 Km), sedangkan setiap bulannya setara dengan 5 kali garis pantai Indonesia (503.522 Km). Ini hanya sampah sedotan plastik dari masyarakat Indonesia loh. Miris ya. Padahal limbah sedotan plastik ini sama seperti sampah plastik yang membutuhkan waktu sekitar 200 tahun.
Sedotan plastik dapat mengancam kehidupan ekosistem laut. Masih ingat ya video yang beberapa waktu lalu sempat viral, yaitu seekor penyu di Costa Rica yang ditemukan dengan sedotan plastik di lubang hidungnya? Melihatnya pasti akan miris sekali.
Selain itu menurut Priya Bharma (Nutrisionist Sri Balaji Action Medical Institute), sedotan plastik terbuat dari senyawa politilen dan bahan kimia sehingga tidak baik untuk kesehatan dan dapat mengakibatkan obesitas dan kanker. Kita dapat mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan kertas atau sedotan reuseable seperi sedotan bamboo dan sedotan stainless.
3. Styrofoam.
Styrofoam sering kita gunakan sebagai pembungkus makanan sehari-hari, namun bahaya pencemaran lingkungan dan kesehatan ini sekarang harus menjadi perhatian. Di Bandung tahun 2016 setiap bulannya terdapat 27 ton sampah styrofoam, padahal styrofoam merupakan limbah yang tidak dapat terurai.
Styrofoam terbuat dari berbagai bahan kimia berbahaya, di antaranya gas dan polyster serta CFC yang diduga menjadi penyebab utama rusaknya lapisan ozon. Selain itu di styrofoam juga terdapat stirena yang dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang hingga anemia. DI dalam styrofoam juga terdapat benzena yang merupakan senyawa pemicu kanker. Serem ya? Jadi gimana? Mending membawa tempat makan sendiri, kan?
4. Balon.
Balon ini biasanya kita gunakan dalam perayaan-perayaan seperti pernikahan atau pembukaan suatu gedung. Balon yang diterbangkan nantinya akan meletus dan kembali ke darat maupun laut, hal ini tentu akan membahayakan satwa yang ada. Beberapa burung terlilit saat balon terbang dan penyu akan mengira letusan balon ini adalah ubur-ubur sehingga akan dimakan.
Di sisi kesehatan, menurut Journal of American Association banyak anak tersedak saat meniup balon serta balon yang ditiup menjadi sarana penularan infeksi. Yuk sama-sama kita kurangi penggunaan balon dengan mengganti ritual pelepasan balon saat perayaan dengan menggunakan bendera, spanduk, meniup gelembung sabun atau flashmob. Dijamin ngga kalah seru kok!
5. Minyak jelantah.
Minyak goreng yang kita gunakan sehari-hari untuk memasak ada baiknya tidak digunakan berulang kali karena minyak jelantah memberi dampak buruk bagi kesehatan apabila digunakan menggoreng. Minyak jelantah kaya akan kandungan lemak jenuh sehingga menyebabkan obesitas dan beberapa penyakit degeneratif seperti jantung. Selain itu minyak jelantah kaya akan zat radikal bebas yang akan memicu kanker.
Nah, hal ini bukan bearti kita dapat membuang minyak jelantah sembarangan. Kenapa? Karena minyak jelantah termasuk dalam limbah B3 (Berbahaya dan Beracun), sehingga minyak jelantah berbahaya bagi lingkungan. Minyak jelantah akan mengontaminasi air tanah dan tanah. Selain itu minyak jelantah juga menghambat proses oksigenasi bagi biota laut sehingga akan kekurangan oksigen dan mati. Lalu harus kita apakan minyak jelantah? Kita dapat gunakan minyak jelantah sebagai bahan bakar diesel atau dapat menggunakannya sebagai bahan baku untuk sabun batang atau pengharum ruangan. Yuk, kita sayangi tubuh dan lingkungan kita!
Yuk mulai sekarang kita kurangi penggunaan benda-benda di atas. Selain demi kesehatan, kita akan lebih sayang terhadap bumi tempat kita tinggal saat ini. Semangat, teman!
Source
- https://infografis.republika.co.id/berita/infografis/tips-infografis/18/11/22/pikgdu414-bahaya-sedotan-plastik https://tirto.id/bahaya-di-balik-kegembiraan-melepas-balon-gas-cnJ7