Film adalah sebuah produk jualan/dagangan. Tentu sebuah film harus dikategorikan sebagai sebuah karya seni karena merupakan buah imajinasi yang dibentuk ke dalam format audio visual yang bercerita. Namun pada prinsipnya secara ekonomi, sebuah film tidak lebih dan tidak kurang merupakan produk dagang. Dan sebagai sebuah dagangan, tentu sebuah film membutuhkan modal agar dapat dibuat untuk kemudian dijual ke pasaran. Para produser film tentu berharap modal yang mereka tanam dapat kembali penuh dan diikuti masuknya profit alias keuntungan dari film yang mereka buat dengan modal sebelumnya.
Sehingga sebuah film akan disebut untung/rugi dilihat dari perbandingan besaran modal dengan besaran keuntungan yang dihasilkan oleh film di bioskop (dan home video setelah masa edar di bioskop berakhir). Seperti produk lain, sebuah film dapat mengalami kerugian maupun keuntungan saat dikomparasi dengan modal yang sudah dikeluarkan. Banyak film yang mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari modal yang sudah dikeluarkan (seperti film-film Klub Satu Miliar Dollar misalnya) namun tidak sedikit film yang harus menelan pil pahit kerugian karena modal dasar saja bahkan tidak kembali alias rugi total.
Ada banyak faktor penyebab film yang walaupun bermodal besar kemudian berakhir mengecewakan di box office. Tapi dapat dikatakan secara umum film akan gagal dalam penjualan jika tidak memiliki sebuah cerita/kisah yang meyakinkan dan memuaskan penonton (ataupun reviewer). Modal produksi sebuah film lebih banyak dihabiskan untuk visual dan promosi sehingga jika sebuah film bermodal besar gagal menghasilkan pendapatan besar, hal itu terjadi biasanya bukan karena visual jelek atau promosi yang kurang oke; namun lebih sering karena cerita yang ngawur sehingga mendapat reputasi/review jelek dan mengurangi potensi jumlah penonton. Seperti misalnya judul-judul berikut ini.
1. Stealth (2005).
(Sumber gambar: The Nerds Uncanny)
Modal: $135 Juta
Box Office: $76,9 Juta.
Dibintangi deretan aktor dan aktris papan atas Hollywood tidak menjadikan film aksi militer futuristik ini menarik minat para penonton film bioskop Amerika (dan dunia). Tercatat ada Jamie Foxx, Josh Lucas, Jessica Biel, hingga Sam Shepard dan Joe Morton. Film Stealth bercerita tentang pesawat tempur siluman dengan kecerdasan buatan / A.I milik militer Amerika Serikat yang berulah sehingga jadi membahayakan. Konon hampir sebagian besar modal film ini dialokasikan untuk keperluan CGI (atau Computer-Generated Image) dari tokoh utama alias pesawat tempur siluman yang canggih. Buruknya review dan kurang bagusnya jalinan cerita membuat film ini satu dari film yang rugi total secara keuangan maupun reputasi.
https://www.youtube.com/watch?v=a2PW7a9ViDc
2. Jack The Giant Slayer (2013).
(Sumber gambar: The Geeklary)
Modal: $220 Juta
Box Office: $197,7 Juta.
Tak hanya aktor/aktris, terkadang sutradara menjadi semacam garansi kalau film akan laris di pasaran jika dibuat lewat tangan dingin seorang sutradara handal. Bryan Singer adalah sutradara handal. Banyak film Singer yang laris dan dibicarakan publik seperti misalnya The Usual Suspects (1995) atau Bohemian Rhapsody (2018). Tapi Bryan Singer seperti tidak berkutik saat menyutradarai film yang merupakan adaptasi bebas dongeng Inggris terkenal tentang Jack, kacang ajaib, dan raksasa di atas pohon kacang. Visual keren film yang dibintangi aktor tampan Nicholas Hoult, Eleanor Tomlinson serta Ewan McGregor ini juga tidak menolong film untuk mencapai keuntungan maksimal. Modal besar yang digelontorkan produser berakhir sia-sia karena film Jack The Giant Slayer tidak laku di pasaran film dunia.
https://www.youtube.com/watch?v=ng9rjC8MOgU
3. Green Lantern (2011).
(Sumber gambar: We Are Sci-Fi Blogger)
Modal: $200 Juta.
Box Office: $219,3 Juta.
Kalau kamu jeli melihat di film Deadpool (2016) maupun akun sosmed aktor Ryan Reynolds, pemeran utama di film Green Lantern, kamu akan melihat kalau Reynolds tidak menyukai film yang dia bintangi tersebut. Dan tidak hanya dia; mayoritas fans komik DC Comics (yang merupakan sumber inspirasi film) juga tidak suka dengan hasil akhir film Green Lantern. Ada banyak alasan untuk itu, namun jelas bukan karena akting Ryan Reynolds sebagai pilot penguji pesawat tempur Hal Jordan yang berubah menjadi Green Lantern. Karena banyak yang memuji akting Reynolds. Mungkin karena CGI yang buruk? Kostum Green Lantern di film ini menggunakan CGI dan terasa artifisial sekali. Tidak keren. Ingat celotehan Wade saat di film Deadpool? Tolong kostum saya nanti jangan berwarna hijau! Dan jangan berbentuk animasi!. Itu adalah sindirian dia untuk film Green Lantern ini.
https://www.youtube.com/watch?v=_axLoYlwwmU
4. 47 Ronin (2013).
(Sumber gambar: Animation World Network)
Modal: $175 Juta
Box Office: $151,8 Juta.
Dua elemen di film ini seharusnya menjamin box office,yaitu ada aktor kharismatik Keanu Reeves dan kisah adaptasi bebas sineas legendaris Jepang, Kenji Mizoguchi. Sayangnya hal itu tidak terjadi. Film ini tidak impresif baik untuk fans film "The 47 Ronin / Genroku Chushingura" buatan Mizoguchi maupun mereka yang tidak tahu sama sekali siapa itu Kenji Mizoguchi. Pasar Jepang (yang dianggap potensial untuk meraih profit) juga tidak menyambut hangat film tentang samurai tanpa tuan tersebut. Kerugian film ini bahkan sempat membuat panik Universal Studios di tahun 2013 karena menyebabkan kas keuangan mereka 'merah'. Sehingga film 47 Ronin sudah pasti tidak akan pernah melihat sekuel di masa depan. Atau malah akan di-remake? Siapa tahu
https://www.youtube.com/watch?v=j8cKdDkkIYY
5. Justice League (2017).
(Sumber gambar: ZRockr)
Modal: $300 Juta
Box Office: $657,9 Juta.
Oke Jika dilihat dari perbandingan modal vs keuntungan, film ini seharusnya tidak bisa masuk ke dalam kategori rugi. Keuntungan yang terlihat jauh lebih tinggi jika dibandingkan pendapatan Green Lantern; keduanya merupakan film komik superheroes DC Comics. Tapi beberapa analisa menunjukkan kalau film Justice League seharusnya menyentuh angka penjualan $750 juta agar mencapai titik impas; karena biaya marketing film yang menguras banyak uang Warner Bros sebagai distributor film. Jadi mengapa film ini gagal di pasaran? Sebagai salah satu fans DC Comics, saya punya banyak teori dan pembelaan untuk subjek itu; tapi saya setuju kalau dikatakan film Justice League memiliki cerita yang lemah dan terlalu terburu-buru dalam membangun konflik. Jauh lebih buruk dibandingkan Marvel Comics dengan serial film Avangers mereka yang bagus banget. Untuk hal itu memang tidak perlu ada diskusi lagi. Sudah jelas.
https://www.youtube.com/watch?v=r9-DM9uBtVI
6. Waterworld (1995).
(Sumber gambar: The Verge)
Modal: $175 Juta
Box Office: $264,2 Juta.
Pada masanya, film ini jadi berita kontroversial karena biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan promosinya tergolong sangat besar sekali untuk ukuran film tahun 90an. Dibintangi oleh aktor keren pada masa itu, Kevin Costner, dan menggunakan tema fiksi ilmiah/sci-fi dimana di masa depan es kutub mencair dan menyebabkan dunia dipenuhi air tanpa daratan. Film Waterworld mendapatkan review beragam walau didominasi pendapat negatif karena film ini dianggap kurang oke baik dalam aksi maupun drama. Belum lagi berita negatif seperti Kevin Costner yang konon selalu merecoki kerja sutradara Kevin Reynolds sehingga menyebabkan Reynolds angkat kaki walau tetap disebut dalam credit title sebagai sutradara film. Kurang bersinarnya film ini juga menyebabkan rencana pembuatan trilogi Waterworld menjadi batal. Tentu saja.
Jika kamu belum pernah melihat judul-judul di atas, maka saya sarankan untuk menontonnya nanti di akhir pekan dan nilai sendiri apakah film-film bermodal besar ini memang gagal memuaskan penonton atau sebaliknya. Have fun!