Sebenarnya isunepotisme akan menjadi sangat besar apabila terjadi di kantor pemerintahan, di mana pemilik dan pengelolanya adalah massa publik terpilih, baik melalui seleksi atau penunjukan pemerintahan. Tentunya sangat tidak tepat apabila seleksi posisi berdasar atas anggota keluarga, atau "titipan".
Untuk kantor swasta, di mana kepemilikan dan pengelolaannya bersifat pribadi, hal ini harus lebih dimaklumi. Karena memang tujuan didirikan perusahaan swasta itu adalah untuk kesejahteraan founder dan keluarganya. Dalam rangka menuju kesuksesan perusahaan swasta itu, founder tentu menyusun tim profesional berdasar kemampuan dan melatih successor atau calon penerus perusahaan yang disiapkan.
Langkahtersebut wajar,jika kamu adalah founder atau owner, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Baru kemudian, kalau di antara calon-calon sedarah founder tidak ada yang berhasil atau minat meneruskan, saham akan mulai dilepas ke publik secara umum supaya laju tetap jalan dan keberhasilan pun terjaga.
Dampak nepotisme dengan hasil kinerja yang tidak bagus memang akan berakibat secara umum pada perusahaan. Tapi sebagai karyawan, ini tidak berhubungan langsung denganmu, dan secara profesional kamu tetap bisa menjalankan fungsi tugas sebagai karyawan.
Coba perhatikan hal-hal berikut kalau kamu bersinggungan dengan sosok yang terekrut atas dasar nepotisme di kantor swasta.
1. Cek perasaan.
Apa memang sosok yang terekrut atas nepotisme itu bermasalah dengan kamu atau hanya perasaan kamu yang merasa "tidak adil" atas perlakuan big boss ke dia. Karena hal tersebut bukanlah masalah sebenarnya. Fokus saja dengan tugas kamu sebagai karyawan yang bisa tetap berprestasi.
2. Punya portofolio kerja.
Kalau disandingkan untuk berkompetisi dengan sosok yang terekrut atas nepotisme itu, kamu bisa siapkan dan susun portofolio atau rekam jejak kerja kamu di kantor itu. Jadi evaluasi dan penilaiannya bisa berjalan seobjektif mungkin.
3. Tidak sembarangan curhat.
Cerita tentang rasa dan masalah yang berkaitan dengan sosok terekrut atas nepotisme ini tidak bisa ke siapa saja. Ingat, semua orang punya kecenderungan akan menyelamatkan diri sendiri. Jangan memberikan orang lain "kartu truf" atas kelemahanmu. Keberpihakan orang akan cenderung ke siapa yang berkuasa atau yang melekat dengan pilar kekuasaan.
4. Tetap profesional.
Apa pun yang kamu lakukan di kantor pasti ada dasarnya, yaitu job deskripsi yang kamu lakukan di mana pasti ada target, eksekusi kerja, dan evaluasi. Jangan sangkutkan emosi atau perasaan diri. Selama ada dasarnya, pasti ada sisi objektivitas yang akan berperan banyak atas hal ini.
Jadi dasar dari segala rasa yang berhubungan dengan isu nepotisme di kantor swasta ini adalah pengendalian diri untuk selalu ada di koridor profesional. Jangan terlalu kamu pikirkan dan selalu fokus ke diri. Karena hasil kerja yang bagus itu kasat mata, artinya orang bisa melihat kalau kamu kerja sesuai porsi dengan hasil yang nyata terealisasi.