Perlahan tapi pasti, bangun bisnismu dari kecil lalu tekuni. Jangan mudah tergiur dengan segala macam godaan, jangan lekas puas, namun juga jangan gampang menyerah. Jalani dan tekuni hingga nanti kamu akan menemukan alur yang pas.
Kultur bisnis baru yang ada sekarang cenderung terburu-buru dan ingin segala sesuatunya cepat besar, cepat dikenal dengan dukungan sejumlah investor besar yang mendanai bisnismu.Para founder dan staffnya bekerja siang malam tak mengenal waktu demi membesarkan bisnis yang menjadi mimpi besar bersama. Mereka lupa menjaga diri, lupa akan kebutuhan diri untuk bersosialisasi dan berkumpul dengan keluarga. Orang-orang seperti ini seakan lupa memijak tanah, karena yang ada di pikiran mereka hanyalah kerja, kerja, dan kerja.
Memang, kesuksesan hanya bisa diraih dengan kerja keras. Namun, kamu tak boleh lupa bahwa bekerja pun harus cerdas. Tak berarti harus mengorbankan keuangan bahkan kesehatan demi pekerjaan.Sebuah bisnis bisa kok tetap eksis tanpa harus tergesa-gesa. Jalani saja dengan bertahap melalui beberapa cara ini.
1. Pertahankan pekerjaan tetapmu saat memulai bisnis.
Tetap bekerja kantoran saat memulai bisnis memang melelahkan, namun bila ini yang memang kamu mau, sediakan tenaga ekstra untuk memulai hari lebih pagi dan pulang sedikit lebih lama agar keduanya bisa berjalan lancar. Kelelahanmu akan terbayar ketika pada akhirnya bisnis pribadimu sudah mulai menghasilkan. Satu pesanan dari pelanggan baru mungkin rasanya sudah membawamu terbang melayang. Bertahanlah terus dengan pekerjaan tetapmu sampai nanti bisnismu sudah cukup kuat untuk menopang dirinya sendiri dan menopang kebutuhanmu juga tentunya.
2. Bersabar dalam mengembangkan bisnismu.
Jangan terburu nafsu melihat start up lain yang sepertinya lebih keran dari bisnismu. Semua hal memiliki waktunya sendiri, maka dari itu bersabarlah.Jika kamu memulai dengan perlahan, kamu akan punya waktu untuk belajar dan memberi waktu bagimu untuk mencari solusi terbaik. Tak ada yang memaksamu harus menjadi unicorn dalam 5 tahun ke depan, karena itu santai saja dalam menjalaninya.
Bisnis yang mengandalkan hubungan baik dengan pelanggannya memang membutuhkan waktu. Tak perlu 'memaksa' mereka untuk untuk mengeluarkan uang, karena bila rasa percaya sudah ada maka dengan sendirinya mereka yang akan datang kepadamu.
3. Mencari untung tanpa membabi buta.
Bohong besar bila bisnis tidak mencari keuntungan. Tapi lagi-lagi, kalem saja dan tak perlu membuat stress semua staff dengan target-target yang tak masuk akal. Bangun hubungan baik dengan semua orang, perluas network dan teruslah belajar. Toh, ketika dari awal kamu sudah punya bayangan bagaimana akan menjalankan bisnis ini, maka kamu juga tentu sudah memperkirakan faktor risikonya, bukan?
4. Berbisnis tak selalu butuh partner.
Memiliki 2 atau 3 orang co-founder dalam sebuah start up sangat lazim ditemui. Tapi apakah ini berlaku untuk semua bisnis? Tidak. Bagi kamu yang percaya diri dan memiliki kemampuan untuk mengelola bisnis seorang diri, itu bukan dosa. Karena tak jarang banyak kepala malah hanya membuat pusing. Masing-masing punya pandangan berbeda hingga tak jarang membingungkan bawahan. Jika sudah begitu, kamu sendiri yang dirugikan.
5. Ciptakan produk yang memudahkan hidup orang lain.
Lihat sekitar dan temukan apa saja sekiranya yang dibutuhkan oleh orang banyak dan seriusilah itu. Passion kamu dibutuhkan untuk menjalani bisnis, tapi keinginan untuk membantu orang lainlah yang sebaiknya menjadi landasan dari berdirinya bisnismu. Dalam perjalanannya, godaan keuntungan tinggi, popularitas dan kemapanan tentu sangat menggoda. Apalagi bila dikaitkan dengan tuntutan pihak investor yang bersebrangan dengan niat awalmu mendirikan bisnis.
Pada akhirnya kamulah yang memegang kendali. Jangan mudah silau dengan kesuksesan instan karena yang bertahap biasanya akan lebih bertahan lama.
Source
- https://www.pexels.com/photo/person-writing-on-notebook-669615/; http://blog.spotqoe.com/index.php
- entrepreneur.com