Daftar Pemain Underrated di Liga Inggris

Lupakan penyerang yang mencetak 20 gol semusim, atau pemain No. 10 dengan teknik hebat. Pemain yang berada di daftar ini adalah yang paling dianggap remeh atau "underrated", tapi mereka merupakan pahlawan yang jarang diperhatikan oleh media dan selalu dipuja oleh pendukung mereka.

Kebanyakan dari mereka menjauhi hingar bingar sorotan publik dan lebih memilih untuk bekerja keras walaupun jarang ada yang memuji mereka. Fans tentu tahu siapa yang berjuang 100% untuk klub. Daftar ini disusun oleh staf FourFourTwo.

ARSENAL: NACHO MONREAL

Nacho Monreal adalah tipe pemain andal yang dibutuhkan setiap klub. Pemain Spanyol ini telah mempertahankan tingkat kinerja yang konsisten sejak ia tiba di Stadion Emirates pada 2013, dengan kecerdasan bermain sepakbola dan pandai membaca pertandingan membuatnya menjadi bagian penting dari lini belakang The Gunners.

Pemain berusia 32 tahun itu telah menghabiskan sebagian besar karirnya di Arsenal sebagai bek kiri, tetapi ia menunjukkan keserbagunaannya dengan piawai bermain sebagai bek kiri tengah selama tahap terakhir masa jabatan Arsene Wenger. Dia juga pengumpan yang sangat baik, dan mencetak lima gol Premier League musim lalu.

BOURNEMOUTH: STEVE COOK

Eddie Howe terus menaruh kepercayaan kepada pemain inti yang membantu Bournemouth yang promosi ke Liga Primer Inggris pada tahun 2015, dengan Steve Cook, Simon Francis, Charlie Daniels, Andrew Surman, Marc Pugh, Callum Wilson dan Adam Smith semuanya masih menjadi anggota utama tim.

Dari yang tercantum di atas, Cook mungkin adalah pemain yang tidak cukup mendapat perhatian yang layak. Kuat di udara meskipun 'hanya' 6 kaki 1 inci, bek berusia 27 tahun ini dominan di kedua kotak dan pengumpan yang layak dari dalam.

BRIGHTON & HOVE ALBION: GLENN MURRAY

Ketika Brighton gagal mendaratkan striker baru di jendela transfer musim panas 2017, banyak penggemar yang langsung menganggap mereka akan degradasi. Meskipun Glenn Murray telah mencetak 23 gol Kejuaraan musim sebelumnya, hanya sedikit yang percaya dia akan membuat dampak apa pun di tingkat atas saat ulang tahunnya yang ke-33 mendekat.

Namun mantan striker Crystal Palace itu sekali lagi membungkam para kritikus dengan mencetak 12 gol hingga Albion selamat. Penyelesaian akhir dalam kemenangan 3-2 melawan Manchester United di game kedua musim ini adalah contoh yang baik dari kemampuan teknisnya, yang sering tidak diperhatikan.

BURNLEY: BEN MEE

Performa Michael Keane untuk Burnley di musim 2016/17 membuatnya pindah ke Everton pada musim panas berikutnya, sementara James Tarkowski menerima banyak pujian - dan panggilan ke timnas Inggris - untuk penampilannya musim lalu.

Ben Mee telah bermain bersama kedua pria selama beberapa musim terakhir, tetapi kontribusinya terhadap rekor pertahanan hebat The Clarets tidak pernah mendapat pengakuan yang sama. Bek yang lugas, ia adalah roda penggerak utama dalam sistem pertahanan yang diciptakan Sean Dyche di Turf Moor.

CARDIFF: JOE RALLS

Promosi kejutan Cardiff musim lalu lebih disebabkan oleh permainan kolektif daripada bintang individu mana pun, tetapi tidak ada keraguan bahwa Joe Ralls adalah salah satu pemain menonjol klub Wales ini.

Gelandang berusia 24 tahun, yang lulus dari akademi Cardiff pada tahun 2011, dan sekarang menjadi salah satu nama pertama di susunan starter Neil Warnock. Digambarkan sebagai pemain yang mirip "Rolls-Royce" oleh manajernya, pemain yang disebut Ralls-Royce mahir dalam memecahkan permainan dan mendistribusikan bola secara efisien.

CHELSEA: CESAR AZPILICUETA

Cesar Azpiliceuta memang dinilai sangat tinggi, tetapi masih ada yang menganggap - bahkan setelah selama ini - bahwa dia tidak dianggap sebagai salah satu pemain bertahan top Eropa. Banyaknya saingan tingkat internasional belum membantu pengemas 22 kali main di timnas Spanyol ini untuk mendapat pengakuan global, tetapi hanya ada sedikit pemain yang lebih baik di posisinya sejak ia pindah ke Liga Premier pada tahun 2012.

Pria yang dipanggil 'Dave' ini telah berkembang sebagai bek kanan, bek kiri dan bek tengah selama bermain di Chelsea. Sangat luar biasa mengetahui bahwa dia baru berusia 28 tahun - dan karena itu dapat terus tampil pada tingkat yang tinggi untuk lima musim berikutnya atau lebih.

CRYSTAL PALACE: JAMES MCARTHUR

James McArthur bukanlah pesepakbola yang glamor, tetapi peran pentingnya di Crystal Palace umumnya diremehkan. Pemain internasional Skotlandia ini telah menjadi starter reguler di bawah empat manajer yang berbeda - Neil Warnock, Alan Pardew, Sam Allardyce, dan Roy Hodgson - dan mengesankan mereka semua dengan berbagai kualitas fisiknya.

Kekuatan paru-paru pemain berusia 30 tahun adalah atribut utamanya, tetapi dia juga sangat cerdas dan berkontribusi banyak pada bola. Gelandang yang bermain bagus di semua posisi, dia akan kembali menjadi pemain penting bagi Hodgson musim ini.

EVERTON: IDRISSA GUEYE

Richarlison telah mencuri berita utama dengan tiga gol (kemudian kartu merah) dalam tiga penampilan pertamanya di Everton, tetapi penampilan Idrissa Gueye sama pentingnya bagi tim Merseyside dengan awal yang menjanjikan di bawah Marco Silva.

Beberapa orang akan membantah bahwa mantan pemain Aston Villa ini adalah pemain yang bagus, tetapi masih terasa akurat untuk menyebut dia diremehkan. Seorang pemenang bola fantastis yang juga mampu maju ke depan, Gueye dapat melakukan pekerjaanya tanpa banyak cakap, tetapi ia memenuhi fungsi gelandangnya dengan sangat efektif.

FULHAM: TIM REAM

Ryan Sessegnon, Tom Cairney dan Aleksandar Mitrovic adalah nama-nama yang jadi pembicaraan semua orang saat Fulham mengamankan promosi ke Liga Primer musim lalu, tetapi tidak ada satupun dari trio yang memenangkan penghargaan Pemain Terbaik. Sebaliknya, kehormatan itu mendatangi Tim Ream, bek tengah yang pandai memainkan bola, yang meraup 61% suara yang mengesankan ketika ditempatkan melawan empat rekan satu timnya.

Pemain internasional Amerika Serikat belum bermain musim ini karena cedera, tetapi ia seharusnya bisa membangun kembali dirinya di jantung lini belakang tim asuhan Slavisa Jokanovic meski kedatangan pemain di musim panas seperti Alfie Mawson, Maxime Le Marchand dan Calum Chambers.

HUDDERSFIELD: CHRISTOPHER SCHINDLER

Tidak ada tim Premier League yang mencetak gol lebih sedikit dari Huddersfield musim lalu, tetapi lima tim memiliki catatan pertahanan lebih buruk daripada Terriers. Itu tentu saja adalah para pemain bertahan yang menyelamatkan David Wagner menghindari degradasi, dengan Christopher Schindler pemain yang paling konsisten di 37 penampilannya.

Pemain Jerman ini tahu di mana kekuatannya, jadi dia tidak mungkin dicuri penguasaan bolanya di area berbahaya setelah berpegang pada bola terlalu lama. Seorang bek tengah yang tangguh, Schindler agresif dalam melakukan tekel dan cukup lincah di lapangan.

LEICESTER: MARC ALBRIGHTON

N'Golo Kante, Jamie Vardy, dan Riyad Mahrez adalah bintang tak terbantahkan dari perebut gelar juara Leicester di musim 2015/16, tetapi Marc Albrighton adalah salah satu dari beberapa pemain yang menyumbang beberapa kontribusi penting di sepanjang musim. Dia masih menjadi anggota tim skuad utama selama tiga musim, dan meskipun mantan pemain Aston Villa belum menyelesaikan 90 menit musim ini, tidak akan mengherankan jika dia mengukuhkan tempat di starting XI saat kampanye berlanjut.

Bintang Manchester City, Kevin De Bruyne, mungkin adalah satu-satunya pemain di Liga Premier yang dapat mengklaim dirinya adalah pengumpan bola yang lebih baik daripada Albrighton, yang passing dari daerah pinggir layak menghibur pengamat netral.

LIVERPOOL: JORDAN HENDERSON

James Milner mulai menerima pengakuan yang terlambat di musim lalu, sebagian disebabkan karena ia memecahkan rekor assist sepanjang masa Liga Champions dengan 9 umpan, saat Liverpool mencapai final. Karena itu ia juga terpaksa menerima predikat "underrated", yang sekarang dipegang oleh kapten James Henderson.

Mantan pemain tengah Sunderland harus berjuang untuk mengamankan posisi pemain reguler, menyusul kedatangan Fabinho dan Naby Keita. Tetapi pemain internasional Inggris ini tidak diragukan lagi akan menikmati tantangan itu. Mampu bermain sebagai No.6 atau No.8, berlari tanpa bola membuatnya cocok untuk menekan lawan seperti yang disukai Jurgen Klopp, sementara dia tidak selalu mendapatkan kredit yang layak untuk distribusinya.

MANCHESTER CITY: FERNANDINHO

Manchester City akan kembali sangat bergantung pada Fernandinho musim ini, setelah gagal merekruti Jorginho yang memilih Chelsea di jendela transfer musim panas dan Guardiola memutuskan untuk tidak mencari pemain tengah lainnya.

Kekhawatiran tentang pemain Brasil ini berhubungan dengan usianya, bukan kemampuannya. Pemain berusia 33 tahun itu bukan pemain mencolok dan akan selalu berada di belakang rekan-rekan gelandang David Silva dan Kevin De Bruyne yang lebih banyak mendapat perhatian. Tetapi mantan pemain Shakhtar Donetsk ini adalah salah satu bagian paling penting dari unit menakutkan Pep Guardiola .

MANCHESTER UNITED: JESSE LINGARD

Musim 2017/18 terasa seperti terobosan bagi Jesse Lingard, yang menembus masuk ke starting XI Manchester United dan timnas Inggris dengan beberapa penampilan baik setelah hari Natal di Premier League.

Namun masih ada perasaan bahwa pemain berusia 25 tahun itu kurang dihargai, bahkan di antara beberapa pendukung Manchester United. Ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa Lingard adalah seorang pemain yang terlambat berkembang. Dia bermain untuk klub Derby di Divisi 1 lebih dari tiga tahun lalu, tetapi dinamisme, kecerdasan, dan kemampuan teknisnya telah membuatnya menjadi sosok integral bagi klub dan negara.

NEWCASTLE: PAUL DUMMETT

Beberapa penggemar Newcastle United khawatir ketika klub mereka gagal mengamankan pemain baru untuk menggantikan Paul Dummett di posisi bek kiri setelah promosi kembali ke Liga Primer Inggris pada tahun 2017. Tetapi pemain lokal ini merespon dengan cemerlang, melalui beberapa penampilan hebat musim lalu.

Pemain berusia 26 tahun itu bukanlah jenis bek sayap yang berlari terus selama 90 menit, tetapi gaya yang lebih hati-hati tidak diragukan lagi menarik bagi Rafael Benitez. Dummett tahu dia adalah pemain belakang pertama dan terpenting, itulah sebabnya dia jarang keluar dari posisi.

SOUTHAMPTON: ORIOL ROMEU

Oriol Romeu mungkin belum cukup memenuhi standar untuk menikmati masa tinggal yang panjang baik di Camp Nou atau Stamford Bridge, tetapi mantan pemain Barcelona dan Chelsea ini masih merupakan pemain yang sangat baik untuk tim Liga Utama tingkat menengah seperti Southampton.

Seorang gelandang yang ahli memenangkan bola dan tangguh dalam tackle serta mahir melindungi lini belakang timnya. Romeu cenderung melakukan passingl sederhana ketika dalam penguasaan bola, yang mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa dia terus diremehkan meskipun menjadi salah satu dari pemain terbaik The Saint.

TOTTENHAM: BEN DAVIES

Ada suatu masa ketika Ben Davies yang dipilih dibanding Danny Rose menyebabkan gumaman ketidakpuasan penonton. Tapi saat ini pemain Wales ini adalah bek kiri pilihan pertama yang tak tergantikan di Spurs, sebagaimana dibuktikan oleh 26 penampilan di EPL dan lima di Liga Champion musim lalu.

Davies mungkin bukan pemain yang tercepat, tetapi ia mengganti kurangnya kecepatan dengan kemampuan posisi bagus dan pengiriman umpan berbahaya dari pinggir. Solid dan bukan spektakuler, mantan full-back Swansea tetap layak mendapat pujian lebih banyak.

WATFORD: ADRIAN MARIAPPA

Adrian Marippa harus terbiasa menjadi pemain cadangan selama beberapa musim terakhir, tetapi di musim 2017/18 ia terlibat lebih sering di tim utama Watford, dengan 28 penampilan Liga Primer. Penampilan ini adalah yang paling banyak sejak dia bermain 29 kali untuk klub Reading di musim 2012/13.

Nyaman bermain di posisi bek kanan, bek tengah atau bahkan di lini tengah, pemain berusia 31 tahun ini serbaguna dan bisa diandalkan serta rajin. Dia memiliki lompatan yang luar biasa meskipun hanya memiliki tinggi 5 kaki 11 inci, sementara dia juga cukup cepat untuk mengimbangi para sayap lawan yang kencang.

WEST HAM: ANGELO OGBONNA

Bermain sebagai pemain belakang West Ham United bukanlah pekerjaan termudah dalam beberapa tahun terakhir, jadi bek tengah Italia, Angelo Ogbonna, telah melakukan dengan baik untuk mempertahankan reputasinya. Kuat di udara dan sulit dikalahkan dalam duel individu, mantan stopper Juventus ini juga merupakan pengumpan ulung yang dapat membantu membangun serangan dari dalam.

The Hammers mengalami awal yang sulit untuk musim di bawah manajer baru Manuel Pellegrini, mereka kemasukan 9 gol di tiga pertandingan pertama. Memperketat di belakang adalah suatu keharusan, dan Ogbonna akan menjadi pemain penting untuk upaya tersebut dalam beberapa minggu mendatang.

WOLVERHAMPTON WANDERERS: WILLY BOLY

Joao Moutinho, Rui Patricio, dan Adama Traore adalah pembelian utama Wolves di pasar musim panas, tetapi mengubah status pinjaman Willy Boly dari Porto menjadi pemain tetap adalah sama pentingnya. Bek tengah bertinggi 6ft 5in ini membantu tim asuhan manajer Nuno masuk ke divisi teratas musim lalu dan akan memainkan peran besar dalam menentukan sejauh mana mereka akan melangkah di EPL.

Nyaman dengan bola di kakinya dan punya postur tubuh tinggi sehingga jago duel udara, Boly sepertinya tidak akan kesulitan di EPL.