Antara optimis dengan bersikap realistis.Beberapa waktu yang lalu bocoran mengenai seperti apa spesifikasi konsol game Sony berikutnya setelah PlayStation 4 / PS4 bermunculan di internet. Bukan berasal dari Sony, namun dari kepala sistem arsitektur divisi PlayStation, Mark Cerny, yang pertama dipublikasikan oleh situs Wired.
(Sumber gambar: YouTube)
Dalam wawancara tersebut Cerny sesumbar kalau konsol penerus PS4 yang belum diberi nama itu (tapi ayolah tidak sulit menebak nama yang akan Sony gunakan nanti) bukanlah sekadar upgrade biasa. Di-develop lebih dari empat tahun terakhir, Cerny mengatakan kalau kunci konsol baru Sony tersebut adalah apakah kita hanya menambah pengalaman terbaru dari sesuatu yang saat ini sedang kita miliki, atau sebuah perubahan fundamental dari apa yang game bisa berikan pada gamers.
Dan jika melihat apa yang Mark Cerny sampaikan selama interview tersebut, sepertinya Sony memiliki kunci fundamental untuk PlayStation selanjutnya.Pemilik PC gaming ber-prosesor AMD mungkin tersenyum lebar saat mengetahui kalau PlayStation 5 nanti akan menggunakan prosesor custom AMD Ryzen generasi ketiga, 8-inti dengan arsitektur 7 nanometer. Di dunia PC gaming prosesor AMD Ryzen bersaing ketat dengan prosesor i-series Intel dalam menghadirkan kecepatan proses dan grafis memukau. Jika melihat prosesor yang akan digunakan PS5 maka hampir pasti grafis dan kecepatan proses di konsol itu akan seimbang dengan PC gaming yang menggunakan prosesor Ryzen-series dari AMD.
Tentunya itu sebuah berita menggembirakan. Apalagi GPU/Graphic Processing Unit/Unit Pemroses Gambar yang digunakan nanti akan mendukung teknologi "Ray Tracing". Ray Tracing sendiri merupakan barang baru di dunia grafis PC gaming yang memungkinkan tampilan super realistik dari sebuah game. Teknologi Ray Tracing masih lumayan baru (dan mahal) serta tidak banyak tersedia di kartu grafis PC gaming biasa/pasaran. Sehingga jika PS5 nanti benar-benar memiliki kemampuan Ray Tracing maka itu sebuah kemampuan keren untuk konsol gaming seperti PS5.
(Sumber gambar: Extreme Tech)
Sektor suara juga dirombak habis untuk konsol PlayStation berikutnya itu. Mark Cerny mengakui kalau antara PlayStation 3 dengan PlayStation 4 tidak terlalu berbeda dalam hal kualitas suara yang dihasilkan kedua konsol Sony itu. Dijanjikan kalau di PlayStation 5 nanti, efek suara surround (depan, samping, belakang, atas) akan dapat dinikmati bahkan langsung dari speaker TV tanpa perlu bantuan perangkat luar tambahan lain. Hal ini tentu saja sebuah lompatan besar dari sistem tata suara sebelumnya yang digunakan PS3 dan PS4 dimana kedua konsol itu harus menggunakan speaker tambahan untuk mendapatkan efek tata suara menyeluruh ruangan / surround sound.
Tapi sepertinya faktor media penyimpan alias hard drive yang akan membuat PS5 terasa sebagai sebuah revolusi dalam dunia konsol gaming. Sebelumnya memang penggunaan hard drive sudah populer dilakukan konsol game mulai era PlayStation 2 dan Xbox original sehingga tidak terlalu mengherankan kalau konsol seperti PS5 nanti akan tetap menggunakan media penyimpanan seperti komputer/PC. Jadi apa yang membedakan kali ini? Optimalisasi pada Solid-State Drive alias SSD. Seperti yang sudah diketahui, penggunaan SSD di PC gaming terbukti memangkas waktu akses/loading secara signifikan namun saat digunakan di konsol game masa kini (seperti PS4 maupun Xbox One) efek tersebut tidak begitu dirasakan.
Mark Cerny mendemokan kemampuan adaptasi PS5 dengan teknologi SSD di mana terlihat hasil loading game yang didemokan (Marvels Spider-Man) terlihat jauh lebih gegas ketimbang sebelumnya. Kenapa game Spider-Man, yang notabene merupakan game PS4, dijadikan contoh? Karena ternyata PS5 akan memiliki backward compatible alias kemampuan mundur/memainkan game-game generasi sebelumnya (seperti PS4) sehingga game tadi digunakan untuk demonstrasi kecepatan PS5 dengan menggunakan SSD.
(Sumber gambar: Polygon)
Hasilnya? Waktu loading yang tadinya sepanjang 15 detik kini terpangkas sangat-sangat jauh; kurang dari 1 detik saja. Tepatnya 0,8 detik. Sebuah pencapaian yang gila jika dilihat dari teknologi yang digunakan mengingat SSD yang dulu berharga sangat mahal kini mulai merakyat dengan harga lebih terjangkau per GB-nya.
(Sumber gambar: MST Dubai)
Kemampuan lain yang dipastikan oleh Mark Cerny akan muncul di PlayStation selanjutnya adalah grafis resolusi 8K. Terus terang ini sebuah lompatan super jauh yang terlalu premature. Selain karena harga (dan ketersediaan) layar 8K yang sangat mahal sekali untuk ukuran kantong konsumen elektronik kebanyakan, layar dan teknologi 4K saja masih kesulitan menempatkan kaki mereka di pasar elektronik dunia masa kini. Sehingga kemampuan layar 8K di PS5 nanti, walaupun keren, bisa dipastikan tidak akan mampu dinikmati seluruh pemiliknya kelak alias mubazir. Jangankan layar 8K; layar 4K saja penjualannya tertatih-tatih karena harga jual yang lebih tinggi ketimbang layar sejuta umat seperti Full HD 1080p.
Layar CLEDIS 8K dari Sony (Sumber gambar: eeNews Europe)
Tidak semua pihak excited dengan hal-hal yang dipaparkan oleh Mark Cerny tentang PS5 tersebut. Beberapa bersikap skeptis walau tidak terlalu pesimis. Skeptisme tersebut wajar muncul jika melihat apa yang dulu dijanjikan Sony untuk PS3. Janji yang tinggal janji; seperti kemampuan backward compatible yang hanya tersedia untuk model perdana, kemampuan gameplay real-time seperti yang dipamerkan untuk game Killzone 2 & MotorStorm yang ternyata tidak ada di versi retail, serta kemampuan menampilkan grafis resolusi Full HD 1080p untuk semua game sementara sebagian besar game-game retail PS3 hanya bisa berjalan di resolusi HD Ready 720p saja.
Saat launching PS3 tahun 2006 (Sumber gambar: Zimbio)
Memang janji Sony untuk PS4 relatif lebih terpenuhi jika dibandingkan sebelumnya; kemampuan Share video, screen shot ke media sosial saat sedang bermain memang bisa dilakukan oleh PS4. Berhenti di tengah permainan (bukan Pause) dan melanjutkannya lagi kemudian juga bisa gamers lakukan di PS4. Tapi janji kemampuan mencoba game yang ada di toko online PS Store langsung tanpa perlu men-download nya terlebih dulu secara real-time ternyata tidak terjadi.
Teknologi Ray Tracing yang dijanjikan hadir di PS5 juga diragukan kebenarannya karena teknologi ini masih terlalu mahal; harga kartu grafis komputer gaming yang memiliki teknologi Ray Tracing bisa seharga US$ 1000+ dan itu belum lagi menghitung kemampuan penyeimbang antara grafis cakep dengan frame rate/pergerakan dalam layar yang belum tentu sanggup dilakukan oleh PS5.
Event launching PlayStation 4 di Jepang (Sumber gambar: DualShockers)
Dengan teknologi seperti itu, mungkinkah harga jual PlayStation 5 akan terjangkau?Rata-rata gamers membeli atau memiliki konsol game karena harga yang lebih murah ketimbang PC gaming, serta game-game ekslusif yang biasanya hanya dimiliki oleh konsol game. Namun mengingat makin seringnya publisher game memilih jalan multiplatform (seperti Sega yang belakangan merilis game mereka di PC selain konsol game seperti biasanya), maka Sony akan mengalami kesulitan jika mereka menjual PS5 sama/lebih mahal dari PC gaming. Ini pekerjaan rumah Sony untuk menjaga minat gamers tetap tinggi pada produk mereka dan tidak berpaling ke tetangga seperti Microsoft ataupun Nintendo.
Apakah kamu siap untuk memiliki PlayStation 5?