Berbicara soal RPG/J-RPG atau Japan Role Playing Game, satu nama yang sangat populer di bagian ini adalah Square Enix dengan serial Final Fantasy mereka.Hal ini tidak mengherankan. Nama Square Enix dan Final Fantasy merupakan jaminan mutu sebuah game RPG berkualitas tinggi di segala bagian, yaitu cerita/plot, grafis, musik, hingga gameplay mechanic atau cara bermain yang seru. Ini sudah terbukti lebih dari 30 tahun sejak game pertama Final Fantasy dirilis dan Square Enix masih bernama Squaresoft.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Namun di Jepang, Final Fantasy tidak selalu menjadi yang terpopuler sebagai pilihan gamers RPG. Karena ada nama Dragon Quest di sana.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Dragon Quest pertama dirilis tahun 1986 atau sekitar setahun sebelum Final Fantasy pertama muncul di pasaran. Serial Dragon Quest diciptakan oleh Yuji Horii, dan seperti Final Fantasy-nya Hironobu Sakaguchi, game ini menggunakan genre RPG. Perusahaan yang memiliki merk Dragon Quest, Enix, merupakan pesaing kuat Squaresoft pada masa-masa jaya console game 8-Bit hingga 32-Bit.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Game-game Dragon Quest secara umum bahkan lebih laris ketimbang Final Fantasy, namun itu hanya terjadi di Jepang. Tidak seperti Final Fantasy, game-game Dragon Quest lebih lambat sukses di daerah seperti Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini termasuk penyebab mengapa game-game Final Fantasy dari Squaresoft lebih dikenal di berbagai wilayah negara lain ketimbang game-game Dragon Quest dari Enix.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Bencana finansial yang melanda Squaresoft pasca nyaris bangkrutnya mereka akibat film Final Fantasy: The Spirit Within (yang tidak laku di pasaran) mengubah peta persaingan antara Enix dengan Squaresoft.

Secara mengejutkan, keduanya melakukan merger.Banyak opini yang menyatakan kalau yang terjadi sebenarnya bukan merger melainkan Enix membeli Squaresoft untuk menyelamatkan keuangan mereka yang kandas gara-gara film The Spirit Within.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Entah apa yang sebenarnya terjadi, namun sejak merger tersebut dua perusahaan yang tadinya saling sikut kini mendadak saling berangkulan dan berjalan bersama di industri yang membesarkan nama mereka.Nama yang digunakan untuk perusahaan baru ini adalah Square Enix.Final Fantasy dan Dragon Quest yang tadinya berseteru, kini mendadak jadi bersaudara.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Dragon Quest merupakan RPG dengan desain khas. Hal ini jelas merupakan pengaruh dari adanya Akira Toriyama, jenius pencipta manga/anime populer sejagat Dragon Ball, di team-nya Yuji Horii sebagai kreator.

Super Team pencipta Dragon Quest sejak awal adalah Yuji Horii (penulis skenario dan desainer game), Akira Toriyama (desain karakter) serta Koichi Sugiyama (musik). Mereka sudah menghasilkan berbagai judul game Dragon Quest, baik berupa game utama maupun spin-off. Sejak era 8-Bit Famicom-nya Nintendo hingga current gen console seperti Sony PlayStation 4, game-game Dragon Quest hampir selalu muncul dan menjadi hits, setidaknya di Jepang.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Foto: Super Team Dragon Quest (ki-ka) Koichi Sugiyama, Akira Toriyama & Yuji Horii

Secara numerik, ada 11 game utama Dragon Quest yang sudah beredar di berbagai platform gaming.Game pertama, Dragon Quest, dirilis pada bulan Mei 1986 di Jepang untuk console game Famicom Nintendo. Game ini laris manis hingga terjual lebih dari dua juta kopi saat itu. Cukup mengesankan. Dragon Quest juga dirilis ke pasar Amerika dengan mengalami pergantian judul menjadi Dragon Warrior tahun 1989 untuk console NES. Sayang sambutannya tidak begitu bagus.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Game Dragon Quest diposisikan sebagai game penting dalam sejarah dan perkembangan game RPG Jepang.Walaupun bukan yang pertama mengadopsi gameplay seperti yang mereka gunakan (ada game sebelumnya seperti Ultima III: Exodus), namun banyak pendapat yang setuju soal bagaimana Dragon Quest menciptakan satu standar baku untuk game Role Playing Game dengan elemen magic, monster, dan epic adventure ke dalam satu paket.

Formula yang diberikan oleh Dragon Quest untuk RPG hingga kini masih jadi patokan semua game-game RPG (baik Jepang maupun non-Jepang) dunia.Dan Dragon Quest juga terus berevolusi.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Game terkini Dragon Quest berjudul Dragon Quest XI: Echoes of an Elusive Age yang dirilis di Jepang pada bulan Juli 2017 untuk console PlayStation 4 dan 3DS.Game ini masih menggunakan Big Three Dragon Quest Original (Hori, Toriyama & Sugiyama) di jajaran staff. Disutradarai oleh Takeshi Uchikawa, Dragon Quest XI memiliki konsep yang sama seperti game-game sebelumnya. Namun karena ada versi 3DS (3DS kental dengan gimmick 3 dimensi), maka Dragon Quest XI versi 3DS memiliki aspek grafis 3-D yang tidak dimiliki oleh versi PS4.

Hal ini tentu saja memaksa fans Dragon Quest untuk memiliki (alias harus membeli) kedua versi dari Dragon Quest XI demi kelengkapan koleksi mereka.Sebuah strategi bisnis jitu untuk meraih profit sebesar mungkin.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Tak hanya game utama, game-game spin-off Dragon Quest juga cukup menyita perhatian. Termasuk game dengan maskot Dragon Quest yang bernama Slime.

Jika Final Fantasy punya maskot makhluk imut seperti Moogle dan ayam/kuda(?) Chocobo, maka Dragon Quest punya makhluk lendir berwarna biru Slime. Akira Toriyama men-desain Slime dengan bentuk seperti tetesan air mata dan tampilan yang lucu.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Desain Slime ini bahkan (menurut saya) ditiru oleh banyak game lain, seperti misalnya Ragnarok Online dengan Poring mereka.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Foto: Slime X Poring

Melihat nilai penjualan game Dragon Quest XI hingga akhir 2017 yang mencapai tiga juta kopi (gabungan antara versi PS4 dan 3DS) bisa disimpulkan kalau game Dragon Quest masih memiliki barisan fans loyal di Jepang.

Game-nya sendiri memang keren dan terlihat cakep. Jadi tidak heran melihat situs reviewer memberikan nilai oke untuk Dragon Quest XI: Echoes of an Elusive Age. Metacritic memberikan nilai 88/100, GameSpot 9/10, dan bahkan majalah pelit pujian seperti Famitsu Japan tidak ragu memberikan nilai sempurna 40/40 untuk game Dragon Quest XI.

Mungkin itu penyebab terjualnya game ini sebanyak dua juta kopi di dua hari pertama penjualannya di Jepang. Versi PlayStation 4 terjual 950.000 unit dan sisanya merupakan versi 3DS.Jelas sebuah indikator kalau game ini menarik minat pemain game RPG. Baik itu fans setia Dragon Quest maupun tidak.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Saya sendiri melihat kalau game Dragon Quest memang berbeda dibandingkan Final Fantasy. Rasa desain khas goresan tangan Akira Toriyama selalu terasa di setiap game Dragon Quest. Bisa dilihat sejak tahun 80an hingga kini kalau desain karakter game Dragon Quest memiliki ciri khas seorang Akira Toriyama disana. Satu hal yang mungkin tidak akan berubah dalam waktu dekat.

Dragon Quest: RPG, game karya pencipta Dragon Ball yang sukses

Dragon Quest IX

Apakah kamu sudah familiar dengan Dragon Quest? Atau malah baru pertama kali mendengar nama ini? Kamu bisa mencoba salah satu game Dragon Quest yang ada di platform pilihan kamu. Karena ceritanya tidak terikat satu sama lainnya, maka kamu bebas mau mulai dari game yang mana.

Have fun!