Nadia Murad Basee Taha atau biasa disingkat Nadia Murad (25) beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu nama yang disorot mata dunia. Kisah pilunya saat menjadi tawanan militan Negara Islam Irak dan Suriah atau biasa disebut ISIS 2014 silam telah membuka mata semua orang, bahwa ada begitu banyak kebrutalan dan kekejaman yang dilakukan kelompok ini di wilayah jajahannya.
Baru-baru ini tepatnya pada Senin (10/12) bertempat di Oslo, Norwegia, Nadia Murad dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian 2018 bersama dengan ginekolog asal Kongo Denis Mukwege. Mereka berdua adalah dua tokoh yang sama-sama mengkampanyekan untuk mengakhiri penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang dan konflik bersenjata.
Nadia Murad yang berasal dari desa Kocho di Sinjar, Irak Utara adalah satu dari sekian ribu etnis Yazidi yang menjadi korban kekejaman militan ISIS di wilayah tersebut. Ia diketahui menjadi budak seks untuk melayani nafsu komplotan bersenjata yang mengatasnamakan berjuang untuk agama itu.
Tidak hanya menjadi budak seks, pun harus mengalami kekerasan seksual lainnya hingga meninggalkan trauma berkepanjangan. Ditambah Nadia harus menelan kenyataan pahit ketika mengetahui Ibu dan saudara laki-lakinya tewas dibunuh ISIS.
Perlawanannya Nadia dimulai ketika ia berhasil melarikan diri dari lingkaran setan militan ISIS hingga dirinya bisa berbicara dan menceritakan pengalamannya itu kepada semua orang. Berikut fakta-fakta menarik dari seorang pejuang kemanusiaan, Nadia Murad yang dirangkum dari berbagai sumber, pada Rabu (12/12).
1. Orang Irak pertama yang mendapatkan Nobel Perdamaian
(foto : middleeasteye.net)
Nadia Murad menjadi warga negara Irak yang pertama kali mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian. Namun torehan ini bukanlah berasal dari prestasi yang membanggakan bagi Nadia.
Dia justru mendapatkan penghargaan ini karena berani mengungkapkan fakta atas kekejaman invasi militan ISIS ke daerah asal Nadia di kawanan Irak Utara yang sebagian besar dihuni oleh etnis Yazidi.
2. Menceritakan kisah pilu sebagai senjata perlawanan
(foto : unmultimedia.org)
Nadia murad memilih menceritakan kisah pilunya karena dia menganggap hanya itulah satu-satunya harapan, dengan tujuan agar seluruh masyarakat dunia tahu betapa kejamnya perlakuan ISIS terhadap dirinya dan korban-korban lainnya.
Dan terbukti bahwa keberaniannya mengungkap fakta tersebut mengundang gelombang simpati. Seperti yang pernah dikatakan Nadia dalam satu kesempatan, Saya adalah seorang budak seks Isis. Saya menceritakan kisah saya karena itu adalah senjata terbaik yang saya miliki.
3. Mengungkap praktek perdagangan manusia oleh ISIS
(foto : theaustralian.com.au)
Salah satu fakta yang pernah diutarakan oleh Nadia adalah adanya praktek perdagangan manusia yang memperjualbelikan para gadis-gadis yang akan dijadikan budak seks seperti dirinya.
Nadia mengungkapkan bahwa terdapat pasar khusus yang buka pada malam hari, para militan ISIS bergiliran masuk ke dalam ruangan khusus untuk memilih gadis yang akan dibeli oleh mereka. Ya, para gadis itu telah menjadi barang dagangan di sana.
Suasana menjadi sangat mencekam tatkala seorang militan ISIS memasuki ruangan, para gadis berteriak satu sama lain dan memohon agar tidak dijadikan budak seks.
Ancaman dan gertakan menyuruh diam justru semakin membuat para gadis berontak. Nadia mengatakan gadis yang berparas cantik dan perawan adalah sasaran utama para militan.
4. Proses melarikan diri yang penuh perjuangan
(foto : theguardian.com)
Perempuan bernama lengkap Nadia Murad Basee Taha ini akhirnya terbebas dari kekejaman ISIS setelah berhasil melarikan diri di awal tahun 2015 silam, tepatnya tiga bulan pasca penculikan terhadap dirinya.
Ia diselundupkan dan pergi sebagai pengungsi menuju Jerman. Di tempat barunya inilah akhirnya Nadia mulai melakukan perlawan dengan berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang praktik perdagangan manusia, khususnya di negara asalnya Irak.
5. Dibantu keluarga Muslim saat melarikan diri
(foto : thelily.com)
Proses melarikan diri Nadia dari penculikan dan menjadi budak seks oleh militan ISIS tidak serta merta berjalan mulus. Upaya pertamanya untuk melarikan diri justru gagal, akibatnya Nadia harus menerima hukuman yang sangat keji seperti disiksa dan diperkosa beramai-ramai oleh para militan.
Namun pada suatu hari, Nadia melihat pintu ruangan tempat ia disekap terbuka, tanpa pikir panjang Nadia mencoba melarikan diri untuk kedua kalinya.
Gadis Yazidi ini berhasil kabur dan mendapatkan pertolongan dari keluarga Muslim yang dipastikan tidak berafiliasi dengan ISIS.
Keluarga ini akhirnya menolong Nadia melarikan diri dari kekejaman ISIS dengan menyelundupkannya ke dalam rombongan pengungsi yang menuju wilayah yang dikuasai suku Kurdi. Nadia pun terbebas dari penindasan ISIS.
6. Kehilangan enam saudara laki-laki dan ibu kandung
(foto : readitforward.com)
Nadia Murad dan saudara perempuannya diculik oleh militan ISIS pada bulan Agustus 2014, mereka diculik bersama perempuan Yazidi lainnya ketika desa Kocho di Sinjar, Irak Utara yang mereka tinggali diserang para militan.
Saat desanya diserang, Nadia pun harus menerima kenyataan pahit ketika mengetahui bahwa Ibu dan ke enam saudara laki-lakinya telah dihabisi oleh ISIS. Dan hingga detik ini, keberadaan saudara perempuannya pun tidak diketahui bagaimana nasibnya.
7. Penghargaan-penghargaan yang pernah diraih Nadia Murad
(foto : bbc.com)
Selain Nobel Perdamaian yang baru-baru ini didapatkan oleh Nadia Murad di Oslo, Norwegia pada Senin (10/12), Nadia juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan lainnya.
Seperti Penghargaan Hak Asasi Manusia Vaclav Havel oleh Dewan Eropa pada tahun 2016, Hadiah Sakharov untuk Kebebasan Berpikir oleh Parlemen Eropa dan Duta Besar Kehormatan PBB di tahun 2016.
8. Menjadi Duta Besar Kehormatan PBB
(foto : lifegate.com)
Atas keberaniannya mengungkap fakta kekejaman militan ISIS dan pengalaman pahit yang dialaminya selama menjadi korban penculikan, pada tahun 2016 silam Nadia Murad ditunjuk sebagai Duta Besar Kehormatan PBB.
Ia bertugas untuk mengkampanyekan kesetaraan hak perempuan, perdagangan manusia dan kekerasan seksual seperti yang pernah dialaminya dulu. Nadia Murad pun mulai menerima banyak penghargaan atas keberanian dan kejujurannya tersebut.
9. Menulis buku otobiografi dan mendirikan lembaga kemanusiaan
(foto : togetherforgirls.org)
Nadia Murad menuangkan pengalaman hidupnya saat menjadi budak seks ISIS dan kekejaman yang dialaminya dalam sebuah buku otobiografi berjudul The Last Girl: My Story of Captivity and My Fight Against the Islamic State.
Selain buku otobiografi, Nadia juga mendirikan Nadias Initiative dan Sinjar Fund.Nadias Initiative sebuah organisasi yang mengadvokasi hak-hak wanita dan kaum minoritas. Misi organisasi ini terutama untuk membangun kembali hak-hak komunitas minoritas yang hilang saat menghadapi krisis di seluruh dunia.
Sedangkan Sinjar Fund lebih terfokus pada kampanye penggalangan dana dan bantuan kemanusiaan untuk etnis Yazidi dan etnis lainnya yang telah menjadi korban kebiadaban ISIS di kampung halaman Nadia.
Source
- https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/oct/06/nadia-murad-isis-sex-slave-nobel-peace-prize
- https://www.britannica.com/biography/Nadia-Murad
- http://time.com/5417220/nadia-murad-nobel-prize-courage/
- https://www.bbc.com/news/world-europe-45759669