Sebelum badai Covid-19 menyerbu dunia, perusahaan Sega sempat merilis film adaptasi video game mereka Sonic the Hedgehogke bioskop-bioskop dunia termasuk Indonesia. Kamu sempat nonton nggak?
Film yang dibintangi aktor komedian kelas atas Jim Carrey itu sukses besar di mana-mana setelah sebelumnya nyaris diboikot fans gara-gara desain Sonic yang lebih jelek dibandingkan video game dan animasinya. Film bioskop Sonic the Hedgehog rilis bulan Februari 2020 dan tidak lama kemudian dunia dihantui pandemi virus Corona yang hingga September 2020 sudah makan korban tidak kurang dari 300.000 nyawa di seluruh dunia (termasuk Indonesia).
Sonic adalah karakter penting dari game penting Sega. Lahir di era "Perang Konsol" antara Sega dengan Nintendo pada akhir 1990-an, Sonic merupakan maskot untuk Sega. Tapi tentu Sega tidak hanya punya karakter landak biru berkecepatan kilat itu. Ada banyak sekali game Sega selama ini. Masing-masing punya karakter dan popularitas sendiri-sendiri. Rata-rata sukses dan jadi ikonik. Seperti misalnya Streets of Rage alias Bare Knuckle yang baru-baru ini mendapatkan sekuel. Atau Shenmue. Tanyakan fans Sega apakah mereka mengenal judul-judul tadi dan mereka pasti akan menjawab "tentu saja!".
Dan ada pula game Sega yang tidak saja populer tapi juga memiliki nilai franchise tinggi: Ryu ga Gotoku atau Yakuza untuk pasar di luar Jepang.
Foto: DeviantArt Spirit Shadow X
Game yang punya beberapa spin-off ini menyasar market lebih segmented, yaitu kalangan usia dewasa penggemar cerita dramatis bertema kejahatan terorganisir. Jika di Italia ada organisasi Mafia dan Triad di Cina maka di Jepang organisasi seperti itu biasa disebut Yakuza (atau Gokudo).
Game Ryu ga Gotoku / Yakuza buatan Sega menceritakan lika-liku karakter dalam sebuah organisasi Yakuza. Kisah persahabatan, persaudaraan, pengkhianatan, cinta, kesetiaan pada hal yang salah merupakan tema game-game Yakuza sejak diciptakan Toshihiro Nagoshi. Ryu ga Gotoku (Seperti Sang Naga) mengambil genre mirip game Sega sebelumnya, Shenmue, namun dibuat lebih terbuka, kompleks, luas, serta lebih seru.
Foto: Yakuza Fan
Dan tentu saja lebih dewasa dibandingkan Shenmue yang menggunakan karakter anak muda usia sekolahan seperti Hazuki Ryo. Karakter utama di game Yakuza sejak awal hingga seri ke-6 bernama Kiryu Kazuma. Anak yatim piatu yang memilih jalan salah menjadi seorang Yakuza di kota fiksi (berdasarkan kota asli Kabukicho) Kamurocho, Tokyo Jepang. Sejak game pertama tahun 2005 di PlayStation 2, franchise ini sukses baik di bagian penjualan maupun penilaian kritikus. Saya sendiri salah satu fans game-game Ryu ga Gotoku alias Yakuza ini sejak awal. Baik yang utama/canon maupun sempalan/spin-off.
Foto: DeviantArt Buster Blade Blues
Nah, di event Tokyo Game Show 2020 baru-baru ini terungkap kalau Sega merencanakan film live action Yakuza, seperti yang mereka lakukan pada Sonic the Hedgehog sebelumnya. Tapi sebenarnya film live action Yakuza sudah pernah dibuat tahun 2006 namun hanya buat pasar dalam negeri saja.
Disutradarai Takashi Miike, film Ryu ga Gotoku Gekijobanitu tidak buruk. Untuk standar film bioskop Jepang, bolehlah. Tapi mungkin Sega, setelah kesuksesan Sonic the Hedgehogmerasa kalau film live action Yakuza rasa Hollywood bisa meraup untung besar sehingga mereka merencanakan versi Hollywood seperti Sonic the Hedgehog.
Belum lagi memiliki tanggal rilis, aktor, maupun sutradara, rencana film live action Yakuza versi Hollywood sudah menuai pro kontra,terutama di kalangan orang Jepang sendiri. Wajar juga mengingat film sebelumnya dibuat oleh orang Jepang (Takashi Miike) dan orang Jepang mencintai produk dalam negeri mereka sendiri.
Foto: IMDb
Tapi melihat suksesnya Sonic the Hedgehog, ada harapan kalau film live action Yakuza buatan Hollywood akan memiliki aura bagus dan seru. Mungkin bahkan melebihi film buatan Miike sebelumnya. Siapa tahu, kan?