Gak ada di negara lain, 9 hewan langka ini hanya ada di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan varian fauna spesifik yang tersebar di seluruh kepulauannya. Karena posisi strategisnya dan terdiri dari ratusan ribu pulau, kebanyakan dari mereka sebenarnya adalah tempat-tempat yang tidak berpenghuni. Oleh karenanya, tempat tersebut tak tersentuh oleh dunia luar. Hal inilah yang membuat tempat ini begitu istimewa dan menjadi rumah bagi hewan langka. Dikenal sebagai dunia Asia yang hilang, Kepulauan Indonesia telah menyelamatkan banyak hewan langka yang tak dapat kamu temukan di bagian lain dunia. Inilah daftar hewan langka yang dapat kamu temukan di Indonesia, dilansir dari travelfoodfashion.com (31/7).

1. Tarsius.

sumber: abicko.cz

Tarsius adalah spesies primata kecil, memiliki tubuh coklat-kemerahan dengan kulit abu-abu, mata besar dan sepasang telinga yang unik. Mereka disebut Tarsius karena suatu alasan, karena mereka adalah Tarsal. Tarsius hanya ditemukan di hutan di Sulawesi.

2. Maleo.

sumber: sandeshkadur.com

Maleois satu-satunya anggota genus monotypic Macrocephalo dan dapat ditemukan di hutan dataran rendah dan bukit di Sulawesi. Hewan ini adalah salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia.

3. Penyu.

sumber: skanaa.com

Penyu adalah hewan laut yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis spesies. Dari 7 spesies tersebut, 6 di antaranya berasal dari Indonesia. Satu-satunya spesies yang tidak dapat ditemukan di negara ini adalah Penyu Kemp's Ridley. Indonesia adalah rumah dari konservasi Penyu Laut terbesar yang didanai oleh Pemerintah. Banyak penduduk setempat percaya bahwa melindungi Penyu akan memberi mereka keberuntungan dari alam.

4. Orangutan.

sumber: nationalgeographic.com

Orangutan secara eksklusif adalah spesies Indonesia dari kera besar yang masih ada. Mereka kebanyakan ditemukan di Kalimantan. Sayangnya, Orangutan adalah spesies yang paling terancam di Indonesia karena habitat mereka telah banyak yang hilang. Namun, banyak sukarelawan dari seluruh dunia yang telah pergi ke Kalimantan untuk menyelamatkan mereka.

5. Badak Jawa.

sumber: traveltoday.id

Badak Jawa atau badak bercula satu adalah hewan yang terancam punah di Indonesia. Mereka kebanyakan ditemukan di Jawa, dan populasinya makin menyusut dari tahun ke tahun. Badak Jawa memiliki kesulitan untuk bereproduksi dan mereka hanya memiliki umur 80 tahun untuk hidup.

6. Merak.

sumber: pixabay.com

Merak adalah burung dari keluarga Phasianidae. Merak dapat ditemukan di Jawa dan Sumatera. Kamu juga dapat menemukannya di India atau Malaysia, tetapi merak ini akan berbeda dari merak yang ada di Indonesia. Merak di Indonesia memiliki bulu yang berwarna warni.

7. Harimau Sumatera.

sumber: nypost.com

Sumateran Tiger atau Panthera Tigris Sumatera adalah salah satu spesies yang terancam punah di dunia dan hewan yang paling dilindungi di Indonesia saat ini. Menurut sebuah lembaga independen yang berkaitan dengan perlindungan Harimau Sumatera di Indonesia, bahwa hanya ada 350 Harimau Sumatera yang masih hidup di habitat mereka, ini membuat Harimau Sumatera adalah satu dari beberapa hewan yang dapat punah pada tahun 2050.

8. Anoa.

sumber: pixabay

Anoa adalah kerbau kecil yang hidup di sepanjang hutan hujan di Pulau Sulawesi. Mereka yang tinggal di dataran rendah dan dataran tinggi memiliki nama yang berbeda tergantung tempat di mana mereka tinggal. Anoa adalah kerbau terkecil di dunia, orang lokal memburunya untuk makanan mereka. Anoa dewasa dapat berlari lebih cepat dari 10km / jam dan mereka memiliki beberapa tanduk yang tajam.

9. Komodo.

sumber: dailygeekshow.com

Komodo Dragon atau Varanus Komodoensis adalah kadal langka asli Pulau Komodo Indonesia, Rinca, Padar, Gilli Motang dan Flores, serta dapat ditemukan di bagian timur Pulau Papua.

Spesies Kadal dari keluarga Monitor Lizard adalah kadal terbesar dan tertinggi di dunia. Komodo bisa tumbuh hingga panjang maksimum 3 meter (10 kaki) dan berat hingga 70 kilogram. Komodo Dragon ditemukan oleh dunia barat pada tahun 1910 ketika pemerintah kolonial Belanda, Letnan van Steyn van Hensbroek telah mendengar beberapa rumor tentang tanah buaya di bagian timur Indonesia. Tepat setelah itu, ia memerintahkan Peter Ouwen, ahli zoologi Belanda dari Museum Bogor untuk menyelidiki lebih lanjut tentang masalah ini. Ouwen kembali dengan membawa spesimen hidup, dua di antaranya dipamerkan di Reptil House di Kebun Binatang London pada tahun 1927.