Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat kini menjadi taman nasional setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 April 2015 lalu. Taman Nasional Gunung Tambora selain mempunyai sejarah yang kelam, ternyata juga mempunyai banyak tempat wisata di sekitar Gunung Tambora yang membuatnya menjadi taman nasional.
Gunung Tambora saat ini memiliki ketinggian 2.851 meter di atas permukaan laut juga merupakan salah satu gunung favorit para pendaki. Jalur pendakian yang tak terlalu sulit dan cenderung landai serta keindahan alam berupa hamparan pasir sepanjang bibir gunung dan tumbuhnya bunga edelweis juga merupakan salah satu faktor yang menarik perhatian para pendaki.
Gunung yang mempunyai kawahselebar 7 kilometer, keliling kawah 16 kilometer, dan kedalaman kawah 800 meter yang diukur dari puncak Tambora menjadikannya sebagai gunung yang mempunyai kawah terlebar di Indonesia. Namun, ternyata kawah Gunung Tambora terbentuk akibat dari letusan maha dasyat yang terjadi pada tahun 1815. Akibat letusan itu, tubuh Gunung Tambora saat itu hancur dan menghasilkan kawah lebar yang saat ini dapat kita saksikan.
Seperti yang dikutip dari laman kompas.com (17/04), menjelaskan bahwa letusan Gunung Tambora terjadi pada tanggal 5 April 1815. Letusan yang mencapai level VEI 7 atau satu tingkat di bawah letusan Gunung Toba Purba yang mencapai angka 8. Padahal skala angka hanya 0 sampai 8. Jadi bisa dikatakan letusan Gunung Tambora berada di level dua letusan gunung berapi dahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah.
Ledakan Gunung Tambora merupakan adik tingkat dari Toba, namun untuk masalah korban jiwa, kedua letusan gunung ini sama-sama mematikan. Dampak dari letusan Gunung Tambora memusnahkan kehidupan di sekitar gunung, bahkan juga memusnahkan kerajaan yang berada di kaki Gunung Tambora saat itu.
Bukan hanya itu saja, abu vulkanik yang dihasilkan bahkan sampai menjamah Eropa dan Amerika Utara yang mengakibatkan pada 1816 menjadi tahun tanpa musim panas di daerah tersebut serta mengakibatkan bencana kelaparan di Eropa, Amerika, India, serta Tiongkok.
Seperti yang dikutipdarilaman nationalgeographic.com (23/09), yang menjelaskan bahwa penelitian pertama di Gunung Tambora setelah letusan maha dahsyat dilakukan oleh Heinrich Zollinger pada tahun 1847. Penelitian pertama ini dilakukan karena dampak yang dihasilkan dari letusan Gunung Tambora yang sangat besar bahkan mencapai skala global. Berdasarkan penelitian pertamanya, ia berpendapat bahwa ketinggian Gunung Tambora sebelum meletus adalah 4.300 mdpl.
Jika dilihat dari ketinggian Tambora saat ini adalah 2.851 meter, maka pada saat ledakan besar itu, Gunung Tambora menghancurkan hampir setengah dari tubuhnya sendiri dan memuntahkan isi perut bumi sebanyak kurang lebih 41 kilokubik bebatuan yang beratnya kurang lebih 10 miliar ton.
Penelitian masih terus dilakukan untuk menguak fakta-fakta dari letusan Gunung Tambora. Sedikit membandingkan antara ledakan Gunung Toba dan Gunung Tambora, hasil ledakan dari Gunung Toba menghasilkan kawah yang sekarang menjadi Danau Toba dengan luas kurang lebih 1.145 kilometer persegi, sedangkan letusan Gunung Tambora juga menghasilkan kawah dengan luas kurang lebih 16 kilometer persegi. Jika dibandingkan melalui sudut pandang hasil kawah yang dihasilkan, maka letusan Gunung Toba sangatlah besar, namun jika letusan Gunung Tambora dibandingkan dengan letusan Gunung Merapi dan Gunung Agung, maka letusan Gunung Tambora sangatlah besar.