Pada Senin (17/12/2018), Youtuber Raditya Dika melalui channel Youtube-nya merilis video dengan judul Kenapa Gue Jual Semua Jam Tangan Gue. Dalam video berdurasi 14 menit itu Radit bercerita tentang alasan mengapa ia menjual semua koleksi jamnya. Raditya menjual semua jamnya untuk membeli satu jam yang berkualitas atau bernilai menurut Radit. Gaya hidup minimalisme telah memengaruhi radit dalam mengambil keputusan ini. Radit terinspirasi dari sebuah film dokumenter dengan judul Minimalism.
Mimalism adalah gaya hidup di mana kamu, mempunyai sedikit barang namun berkualitas. Ucap radit dalam video youtube miliknya. Minimalisme yang telah menginspirasi Youtuber Raditya Dika sebenarnya adalah salah satu ajaran dari paham Budhisme. Sebuah paham bahwa kesederhanaan adalah hidup yang sebenarnya.
Kosong adalah isi dan isi adalah kosong merupakan sebuah filosofi yang berasal dari ajaran Zen, Budhisme. Kalimat filosofi ajaran Zen tersebut dipakai dalam menganut budaya minimalis. Budaya minimalis adalah budaya hidup sederhana. Tidak berlebihan dalam hal apapun dapat memunculkan keindahan, sederhana berarati indah. Sederhana pula dapat menghadirkan lebih banyak energi positif.
Menurut Collin Wright, penulis buku My Exile Lifestylemenyatakan bahwa,Minimalisme adalah penulisan ulang prioritas anda sehingga anda dapat menanggalkan kelebihan barang, harta, ide-ide, hubungan dan kegiatan yang tidak membawa nilai hidup anda.
Bayangkan dengan ruangan yang hanya mempunyai sedikit furniture atau barang maka kamu tak perlu lagi membuang waktu untuk membersihkannya, dengan begitu kamu dapat melakukan hal lain yang lebih bernilai. Hal ini berlaku untuk ide-ide. Bayangkan kamu yang terbebani atas banyaknya ide di kepalamu, dengan mengurangi ide, tentu kamu dapat fokus terhadap ide yangkamu anggap prioritas. Ide yang kamu prioritaskan tentu lebih mungkin menjadi berhasil karena ide tersebut kamu utamakan untuk dikerjakan.
Artinya dengan mengosongkan atau hanya mempunyai, memikirkan, dan mengerjakan hal-hal yang benar-benar bermakna (setelah kamu memilah prioritas hidup), maka hidupmu justru akan menjadi lebih bernilai. Waktu-waktu tidak terbuang untuk melakukan hal-hal yang tidak memiliki nilai.
Menjadi minimalis dengan menanggalkan beberapa hal yang terlalu berlebihan justru akan mendekatkanmu dengan kepuasan hidup. Bayangkan ruangan yang lebih lega, pikiran yang lebih fokus, hubungan yang lebih sehat dan manfaat lainnya setelah mengurangi hal-hal berlebihan tadi.
Minimalis juga baik guna menghindari budaya konsumtif. Ini karena dengan menuliskan prioritas dalam hidup tentu kita tidak akan membeli barang-barang yang sesungguhnya tidak kita butuhkan. Di budaya kehidupan manapun kebiasaan konsumtiflah yang dapat menyebabkan seseorang gagal dalam mengelola keuangan pribadi.
Tak hanya efek negatif soal konsumtif yang mampu dikurangi oleh gaya hidup minimalis ini. Dengan mengerjakan hal-hal yang telah kita prioritaskan saja tentu akan meningkatkan produktivitas kita sebagai manusia. Bukannya itu tujuan hidup yang baik? Menjadi manusia yang terus menghasilkan karya-karya yang baik dan bermanfaat.
Dalam menjalin hubungan pun akan lebih baik jika kita menganut gaya hidup minimalsm. Hidup yang telah kita jalani dengan prioritas yang telah kita atur sebelumnya. Sehingga kita akan memiliki banyak waktu luang untuk keluarga, pasangan, sahabat, dan lainnya.
Bagaimana? Setelah membaca tulisan ini, menarik untuk menerapkan gaya hidup sederhana alias minimalisme? Menjadi sederhana, menjadi manusia yang melawan nafsunya, menulis ulang segala yang jadi prioritas utama dan terakhir memaknai hidup dan menjadikan waktu kita lebih bernilai.