Makan adalah kebutuhan dasar manusia untuk tetap bertahan hidup. Namun, beberapa orang punya masalah dalam mengonsumsi makanan tertentu. Bukan karena alergi, tapi justru karena fobia.
Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan-bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia.
Pengamat fobia menggunakan bahasa logika, sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat, mungkin dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, namun takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia, subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, dan sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal, setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem, seperti trauma bom, terjebak lift, dan lain sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal itu dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber fobia, secara otomatis ia akan merasa cemas dan agar "nyaman", maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali" atau regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi sedini mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek-subjek fobia lainnya dan intensitasnya pun semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, pola respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis-jenis hambatan sukses lainnya.
Fobia berbeda dengan ketidaksukaan. Biasanya, hal ini ditandai dengan gejala seperti kecemasan, mual, hingga ciri fisik seperti berkeringat dan muntah. Bahkan makanan yang lazim kamu konsumsi sehari-hari pun bisa menimbulkan ketakutan bagi pengidap fobia, lho. Seperti 7 fobia terhadap makanan berikut ini.
1. Ovophobia, fobia telur.
Foto: Pixabay
Telur jadi salah satu jenis makanan yang paling basic dan umum dikonsumsi. Tapi ada orang yang memiliki ketakutan terhadap terlur atau yang sering disebut ovophobia.
Sutradara legendaris asal London, Alfred Hitchcock, adalah salah satu pengidapnya. "Aku takut pada telur, benda bulat berwarna putih tanpa lubang itu," ujarnya. "Pernahkah kalian melihat sesuatu yang lebih menjijikkan daripada cairan kuning yang keluar dari retakan cangkang telur?"
2. Carnophobia, fobia daging.
Foto: Resep koko.co.id
Carnophobia berasal dari kata "carnalis" yang dalam bahasa Latin berarti "daging". Penyebabnya tidak selalu muak terhadap rasa daging. Sebagian benci mengonsumsi daging karena hal tersebut dianggap mencederai kesejahteraan hewan.
3. Lachanophobia, fobia sayuran.
Foto: Detik Food
Mungkin sebagian besar orang tidak terlalu suka makan sayur. Tapi kalau rasa tidak suka ini sampai jadi fobia, berarti keadaannya sudah tak wajar.
Salah satu pengidap lachanophobia, Vicki Larrieux, mengatakan ia merasa takut hanya dengan melihat bentuknya saja. "Tiap aku melihat sayuran di piringku, tiba-tiba aku merasa panik, berkeringat, dan jantungku mulai berdebar," katanya.
4. Acerbophobia, fobia makanan asam.
Foto: Vemale.com
Waktu cuaca lagi panas-panasnya, segelas es jeruk, sirup, atau minuman yang rasanya asam biasanya banyak dicari untuk menghilangkan dahaga. Tapi, hal ini tak berlaku pada seorang acerbophobia alias pengidap fobia makanan asam.
Orang dengan gejala ini bukan sekadar tidak suka rasa asam, tapi cenderung takut. Seorang wanita 18 tahun bernama Mariah pernah muncul di salah satu stasiun TV Amerika. Ia bercerita tentang fobia acar yang diidapnya dan bagaimana hal ini mempengaruhi pekerjaannya sebagai pramusaji.
5. Cibophobia, fobia makanan.
Foto: Kuliner.id
Cibophobia adalah ketakutan terhadap makanan secara umum. Serupa dengan anoreksia, tetapi orientasinya bukan pada takut kenaikan berat berat badan, melainkan kekhawatiran terhadap makanan itu sendiri.
Biasanya ketakutan ini dimanifestasikan pada makanan yang cepat rusak, misalkan buah atau susu. Penderita biasanya cemas berlebihan terhadap tanggal kedaluarsa pada semua makanan, hidangan yang terlalu matang, bahkan jika ada kerak gosong sekalipun.
Source
- Hallo Dokter