Mungkin ada di antara kamu yang, seperti saya, menggunakan telepon selular ataupun smartphone yang sedianya ditujukan untuk pasar lokal Jepang.Beberapa lapak pedagang online (baik toko online maupun Marketplace dan sejenisnya) sering saya lihat menjual berbagai jenisHP yang memiliki karakteristik hanya untuk digunakan di negara Jepang. Sebagai informasi,smartphone yang demikian memang hanya bisa berfungsi dengan sempurna jika digunakan di negara Jepang atau menggunakan kartu SIM / SIM Card yang dikeluarkan oleh provider telekomunikasi di sana.

Jadi gimana yang beredar di sini? Tentu saja sudah mengalami semacam modifikasi agar dapat menggunakan SIM Card lokal Indonesia. Sehingga smartphone yang seharusnya hanya bisa berfungsi dengan SIM Card dari provider NTT doComo misalnya; di Indonesia bisa dipasang SIM Card dari Telkomsel.

Ini alasan suara shutter camera dari HP Jepang tidak dapat dimatikan

Di oprek biar bisa dipakai di Indonesia (Sumber gambar: Shopee)

Apakah itu dibenarkan/legal? Secara teori hukum jelas tidak. Namun pada praktiknya hal ini terjadi di luar sana.

Anyway! Jika kamu menggunakan smartphone untuk pasar Jepang seperti ini maka pasti kamu menyadari satu hal mengganggu dari HP kamu itu, yaitu suara 'shutter camera' yang tidak dapat di non-aktifkan.

Ini alasan suara shutter camera dari HP Jepang tidak dapat dimatikan

HP Jepang (Sumber gambar: Ubergizmo)

Sehingga saat melakukan pemotretan dengan kamera smartphone Jepang kamu, suara cekrek! dari HP itu dijamin akan terdengar. Tidak peduli walau kamu menggunakan Modus Senyap, Silent, Vibrate atau apapun. Suara itu pasti terdengar nyaring. Bahkan jika kamu mencoba mengecilkan suara lewat tombol volume.

Situasi ini tentu saja akan membuat ketidaknyamanan untuk beberapa kondisi, namun itulah yang akan terjadi saat kamu memotret dengan kamera dari HP Jepang. Kenapa begitu?

Melihat kembali situasi awal millenium (atau awal tahun 2000-an) ketika Jepang mulai menjual telepon selular dengan kemampuan kamera melalui Kyocera VP-210. HP itu juga memiliki kemampuan internet yang untuk ukuran tahun segitu masih langka dan mewah. Orang-orang pemilik HP dengan kemampuan ini lama kelamaan semakin banyak dan beberapa mulai menyadari fungsi berbeda dari gadget mereka itu; yaitu memotret foto dan merekam video tidak senonoh seperti tampilan celana dalam wanita yang memakai rok di kereta api padat manusia dan menyebarkannya lewat email di HP.

Ini alasan suara shutter camera dari HP Jepang tidak dapat dimatikan

Kyocera VP-210. Telepon selular berkamera perta di dunia (Sumber gambar: Android Authority)

Situasi itu mulai jadi pembicaraan publik (dan online forum) setahun kemudian. Karena saat itu tidak ada hukum yang jelas soal kondisi demikian, pihak provider telekomunikasi akhirnya mengambil langkah sendiri. Mereka mewajibkan bunyi 'shutter camera' untuk semua telepon selular yang dijual di Jepang dan memakai SIM Card mereka. Dan pabrikan telepon selular, suka tidak suka, harus mengikuti aturan tersebut karena jika mengabaikannya mereka tidak akan bisa menjual produk mereka di Jepang. Jepang memiliki aturan ketat soal kepemilikan nomer selular; di mana pada prinsipnya untuk mendapatkan nomer selular calon pemilik akan melewati serangkaian pemeriksaan identitas. Sehingga kasus penipuan lewat telepon selular, seperti yang biasa terjadi di Indonesia, tidak banyak. Terutama jika dibandingkan dengan Indonesia; di mana siapa pun bisa membeli SIM Card seharga beberapa ribu rupiah dan menggunakannya untuk kejahatan tanpa bisa dilacak.

https://www.youtube.com/watch?v=cb6IhjE3bsk

Provider telekomunikasi Jepang seperti NTT doComo saat itu mengatakan, untuk mencegah perekaman video dan pengambilan foto secara sembunyi-sembunyi dan masalah-masalah pelanggaran privasi lainnya, suara proses pengambilan foto dan video diwajibkan ke semua telepon selular yang menggunakan jaringan kami demi mencegah penggunaan telepon selular yang berlawanan dengan moral publik.

Provider lain seperti Softbank juga mewajibkan hal yang sama untuk telepon selular di jaringan mereka. Sehingga tidak ada telepon selular di Jepang yang memiliki kemampuan mematikan suara 'shutter camera' secara bawaan. Alasannya ya seperti tadi itu.

Ini alasan suara shutter camera dari HP Jepang tidak dapat dimatikan

(Sumber gambar: The UI Junkie)

Tapi apakah solusi ini berhasil menghilangkan praktik mesum memotret illegal?Memang tidak. Bahkan sampai saat ini. Menurut media The Japan Times di tahun 2013 saja kantor polisi Tokyo Metropolitan Police menerima laporan pengaduan camera phone voyeurism meningkat 24 persen setiap tahun; alias naik 60 persen sejak tahun 2007. 64 persen dari kasus itu melibatkan penggunaan smartphone atau telepon pintar. Sebagai informasi, telepon non-smartphone (seperti telepon lipat jadul) masih banyak digunakan orang di Jepang dan telepon model ini juga memiliki kemampuan kamera dan internet seperti smartphone.

Ini alasan suara shutter camera dari HP Jepang tidak dapat dimatikan

(Sumber gambar: The New York Times)

Jadi jika kamu menggunakan telepon yang aslinya untuk pasar Jepang dan berpikir untuk memotret secara diam-diam, lupakan saja. Kamu tidak akan dapat benar-benar bisa menyembunyikan bunyi 'shutter camera' di HP kamu. Bagaimanapun caranya. Kecuali memodifikasi telepon tersebut.

Tapi ya bagusan jangan lah. Punya HP kamera kok malah motret yang aneh-aneh, ya, kan?