Tahun Baru merupakan momen yang menandakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Hampir diseluruh dunia, momen merayakan tahun baru merupakan suatu budaya baik hanya sekadar memperingati, berpesta, dan berdoa bersama untuk kebaikan di tahun yang akan datang.
Tahun tahukah kamu jika Tahun Baru tidak hanya sekadar diperingati pada tanggal 1 Januari saja? Faktanya ada berbagai macam penandaan kalender yang dibuat manusia sehingga Tahun Baru bisa saja berbeda waktunya.
Berikut ini 6 perayaan tahun baru yang diperingati setiap tahunnya di Indonesia.
1. Tahun Baru Masehi.
Suasana Perayaan Tahun Baru 2019 di Burj Khalifa, Dubai, UAE (Foto: Emaar/Dubai Tourism)
Hari Tahun Baru Masehi yang jatuh pada tanggal 1 Masehi adalah perayaan tahun baru yang hampir dirayakan di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena mayoritas negara-negara di dunia mengacu sistem kalender masehi, termasuk Indonesia.
Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM oleh kaisar Romawi, Julius Caesar. Ia mencoba mengganti kalender tradisional Romawi dengan sistem yang baru. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh seorang ahli astronomi. Sistem penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Perayaan tahun Baru pada masa itu diadakan sebagai pemujaan bagi nama-nama dewa bangsa Romawi.
Saat ini perayaan Tahun Baru Masehi diperingati setiap tahunnya. Tahun Baru ini biasanya dirayakan dengan pesta kembang api. Setiap negara berlomba-lomba untuk menarik perhatian wisatawan dengan mengadakan pesta kembang api yang spektakuler.
2. Tahun Baru Imlek.
Suasana Perayaan Tahun Baru Imlek 2018 di Beijing, Cina (Foto: airfrance.ca)
Peringatan Tahun Baru Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 5 Februari 2019. Tahun Baru Imlek merupakan perayaan yang penting bagi orang-orang dari keturunan etnis Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama).
Perayaan Imlek di Indonesia sendiri cukup beragam sesuai adat dan tradisi wilayah. Namun kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam bersama keluarga, tradisi Barongsai, berbagi angpau, penyulutan kembang api dan hal-hal yang berbau kebisingan. Mereka percaya suara bising yang disebabkan oleh pesta dan petasan dapat mengusir roh-roh jahat yang membawa nasib buruk.
Tradisi Tahun Baru Imlek identik dengan warna merah. Dalam budaya Tionghoa, merah adalah warna keberuntungan.
3. Tahun Baru Saka.
Ribuan Umat Hindu dalam upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 di Gianyar, Bali (Foto: ANTARA)
Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Nyepi asal dari kata sepi yang berarti sunyi atau senyap, merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, kira-kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada hari itu, umat Hindu melakukan amati geni, yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri secara lahir dan batin.
Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga. Hari itu diyakini saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan hari penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang akan datang kedunia dengan membawa air kehidupan (amarta) untuk kesejahteraan manusia dan umat hindu di dunia.
Di Indonesia sendiri, perayaan hari Tahun Baru saka dipusatkan di Pulau Bali. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersi, suci lahir batin. Oleh karena itu segala aktifitas yang ada dikota Bali ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka.
4. Tahun Baru Hijriah.
Sejumlah santri mengikuti pawai obor di Padang, Sumatera Barat dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah. (Foto: ANTARA)
Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati penghijrahan Nabi Muhammad saw. dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. PenanggalanHijriyahmemang di awali bulanMuharram. Oleh Sultan Agung kemudian dinamai bulan Suro.
Di Indonesia, Perayaan Hari Tahun Baru Islam biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pawai obor. Ratusan bahkan ribuan umat Islam akan memenuhi jalan dengan membawa obor dengan bersenandung sholawat dan takbir. Pawai tersebut dilanjutkan dengan pembacaan doa awal dan akhir tahun.
5. Tahun Baru Jawa.
Tradisi para masyarakat kejawen untuk kemudian mencuci benda pusaka mereka (Foto: Tribunnews)
Tahun Baru Jawa biasanya berbarengan dengan tahun baru Islam, meski memiliki sistem penanggalan yang berbeda. Nama lain malam 1 Suro adalah malam 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah atau Islam. Ihwal ini tak terlepas soal penanggalan Jawa dan kalender Hijriyah yang memiliki korelasi dekat.
Penanggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya. Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.
Perayaan yang biasa dilakukan pada malam 1 Suro yaitu penganutKejawen(kepercayaan tradisional masyarakat Jawa) akan menyucikan dirinya berikut benda-benda yang diyakini sebagai pusaka.
6. Tahun Baru Sunda.
Ridwan Kamil saat menghadiri Hajat Puseur Dayeuh Pabaru Sunda yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Foto: Pikiran Rakyat)
Peringatan Tahun Baru Sunda biasanya dipusatkan di Kota Bandung, Jawa Barat. Acara yang dilakukan berupa pesta perayaan berbalut pesta seni kebudayaan masyarakat Sunda. Pada sistem penanggalan Sunda, pergantian hari terjadi pada sore hari, saat bulan separuh terang dan separuh gelap.
Kalender Sunda sebenarnya mirip dengan kalender Masehi. Bedanya, kalender Sunda mempunyai nama-nama hari, minggu, dan bulan yang berbeda. Jumlah hari dan minggu juga sama, sedangkan untuk jumlah bulan ada yang 29 dan 30 hari sebagaiamana kalender Masehi.