Jika mengikuti cerita, perkembangan, maupun gosip-gosip industri video game dunia mungkin kamu tahu kisah tentang betapa sulitnya Sony saat mulai menjual PlayStation 3 ke pasaran pada bulan November 2006. Harga relatif tinggi (varian 20GB: $ 499 dan varian 60GB: $ 599), prosesor yang tidak ramah untuk developer games bekerja, dan sedikitnya games berkualitas di awal-awal kelahirannya menjadikan PlayStation 3 / PS3 gagal menyamai start bersih dan keren pendahulunya: PS1 dan PS2.
Tapi syukurlah Sony segera mengatasi masalah-masalah yang muncul sehingga PS3 tercatat sukses di pasaran secara akumulatif. Walau tidak termasuk tiga besar konsol game terlaris sepanjang masa tapi setidaknya PS3 mampu terjual tidak kurang dari 87,4 juta unit di sepanjang masa edarnya sejak 2006 hingga 2017. Sebuah angka yang tentu saja lumayan; apalagi saat melihat penjualan lawan dekatnya dari Microsoft, yaitu Xbox 360 yang laris sampai 84 juta unit per tahun 2014.
PS3 dan Xbox 360. Foto: Culture of Gaming
Belajar banyak dari situasi yang mereka alami saat berjualan PS3, Sony menciptakan PlayStation 4 / PS4 dengan pendekatan yang lebih sederhana dan tidak rumit. Terutama saat Microsoft ternyata mempersulit diri sendiri saat memperkenalkan produk penerus Xbox 360, yaitu Xbox One.
Saat diperkenalkan ke publik tahun 2013, Xbox One berusaha menunjukkan kalau mereka mampu melakukan segala kebutuhan hiburan di ruang tamu Anda. KemampuanTV kabel, TV internet, saluran hiburan film, musik, tayangan olahraga live secara streaming internet, dan bermain video game. Tak lupa mereka menyertakan Kinect, kamera gerakan sensor yang digadang-gadang sebagai teknologi masa depan: untuk mengganti channel di TVkamu cukup melambaikan tangan saja di depan kamera canggih tersebut.Dengan bahasa sederhana, Microsoft ingin berkata "Kami adalah masa depan"dengan produk konsol Xbox One.
Bagaimana dengan Sony? Mereka juga tentunya mencitrakan PlayStation 4 sebagai mesin canggih masa depan saat memperkenalkan konsol berwarna hitam itu pada tahun yang sama. Tapi fokus utamanya adalah pada bermain video game. Walau punya kemampuan entertainment hubseperti Xbox One (dari PS4 kita bisa nonton YouTube, streaming Twitch dan banyak lagi), namun PS4 menguatkan citra gaming untuk publik. Joystick desain baru DualShock 4 untuk PS4 dianggap sebagai ciptaan Sony paling keren. Dan dengan harga eceran $ 399, Sony jelas belajar dari pengalaman buruk PS3. Sementara Xbox One malah mulai meluncur dengan harga $ 499. Harga yang tinggi namun jika melihat paket kamera Kinect yang dibawa Xbox One, harga itu bisa lah dimaklumi.PS4 sendiri juga punya kamera namun dijual terpisah sehingga menekan harga jual PS4 di pasaran.
PS4 dan Xbox One. Foto: Tech Radar
Petaka Xbox One diciptakan oleh Microsoft sendiri di event E3 2013. Mereka (awalnya) menyatakan pentingnya Xbox One untuk terus terkoneksi ke internet, dan ini termasuk keharusan bahkan untuk dapat mulai bermain game di konsol itu sendiri.
Sony mendapat giliran konferensi setelah Microsoft kemudian menyindir habis-habisan hal-hal yang Microsoft terapkan di Xbox One. Boss PlayStation saat itu, Jack Tretton, di hadapan audiens mengatakan kalau tidak akan ada pembatasan soal disc game di PS4. Anda bisa main disc game tanpa harus terkoneksi ke internet. Sebuah sindiran untuk Xbox One yang mengharuskan koneksi internet untuk bermain disc game mereka. Masih oleh Tretton, dipastikan juga kalau disc game PS4 dapat diapakan saja oleh pemiliknya. Apakah dimainkan dan disimpan selamanya, dipinjamkan, atau dijual kembali sekalipun.
Anda tidak perlu lapor 1 x 24 jam ke server Sony hanya untuk bermain disc game milik Anda, yang Anda beli bekas atau yang Anda pinjam dari teman. Sony bahkan sampai membuat video pendek untuk menguatkan hal ini. Tentu sekaligus buat 'meledek' Microsoft atas policy mereka, sesuatu yang akhirnya dibatalkan sendiri oleh Microsoft karena tekanan fans Xbox (yang diledek fans PlayStation).
Saat mulai beredar di pasaran, PS4 juga tidak mengulangi kesalahan PS3 di bagian ketersediaan games. Ada banyak varian judul, baik dari publisher besar maupun game-game indie dari studio kecil. Mulai dari Killzone, Assassins Creed, Call of Duty dan Battlefield yang merupakan judul mapan hingga game-game kecil namun legit seperti Hotline Miami atau Divekick. Seiring waktu makin banyak lagi games bagus berkelas dibuat untuk PS4. Termasuk Uncharted 4, Final Fantasy XV, dan God of War. Jangan lupakan juga game yang membuat fans Marvel Comics namun pemilik Xbox One gigit jari: Marvels Spider-Man yang dirilis ekslusif untuk PS4.
Semua itu menjadikan PS4 melejit dan jadi yang terdepan dalam hal volume pengapalan serta penjualan. Di bawah bayang-bayang rilis PlayStation 5 atau PS5, PS4 mampu terjual hingga 110 juta unit. Melebihi penjualan PS1 dan PS3. Dan masih mungkin akan bertambah mengingat Sony menjanjikan dukungan games untuk PS4 hingga setidaknya tiga tahun pasca rilis PS5 nanti.
Kenapa PlayStation 4 atau PS4 sukses terjual ratusan juta unit? Apa rahasianya? Bagaimana resepnya? Jawabannya mungkin "kesederhanaan dalam kecanggihan". PS4 tidak terlalu neko-neko seperti Xbox One. Harganya lebih murah (walau akhirnya Xbox One juga menurunkan harga dari harga perdana mereka) dan pilihan games ekslusifnya banyak. Sehingga PS4 lebih banyak jadi pilihan penggemar video games dunia. Kamu setuju?