Jika ditanya fakultas apa yang paling susah masuknya dan paling favorit, hampir pasti semua orang khususnya siswa SMA jurusan IPA akan menjawab kedokteran. Selain prestige atau gengsi yang dimiliki mahasiswa kedokteran, memang kedokteran merupakan fakultas dengan passing grade tertinggi. Terbukti dengan nilai rata-rata UTBK tertinggi tahun 2019 secara berurutan dipegang oleh Kedokteran UI di peringkat 1, Ilmu Komputer UI, Kedokteran Unair, Kedokteran Unpad, dan Kedokteran UGM menduduki peringkat 5.

Ini tahapan kuliah dan biaya pendidikan di Fakultas Kedokteran

Selain karena peminatnya yang memang banyak, nilai rata-rata yang tinggi juga menjadi barometer yang mengukur seberapa kuat siswa tersebut kuliah di fakultas kedokteran yang terbilang spesial. Ini karena perjalan untuk jadi dokter yang terbilang sangat panjang.

Tahapan kuliah di Fakultas Kedokteran.

Untuk mendapatkan gelar dr. (dokter) di depan nama kamu tidaklah mudah. Kamu perlu menjalani serangkaian proses yang panjang mulai dari belajar S-1 Kedokteran dan mendapatkan gelar S.Ked., lalu menjalani Program Profesi atau KOAS, mengikuti ujian sertifikasi, dan melakukan internship agar mendapat Surat Tanda Registrasi atau STR untuk dokter. Jika ingin mengambil gelar spesialis, maka kamu harus menjalani lagi pendidikan yang lebih panjang lagi. Berikut tahapan yang harus kamu lalui untuk menjadi dokter.

1. Mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

Untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) kamu harus berdarah-darah berjuang agar lulus di ujian teori tertulis, ujian OSCE, dan ujian SOCA atau oral.Pembelajaran di fakultas kedokteran berbeda dengan fakultas-fakultas lainnya karena kamu akan belajar dengan sistem blok. Dalam tiap satu blok, kamu akan mempelajari satu sistem organ secara keseluruhan mulai dari fungsi, penyakit, obat, cara pemeriksaan, sampai dengan interpretasi hasil laboratorium.

Untuk mengevaluasi apakah kamu sudah paham suatu blok atau belum diadakan ujian teori tertulis setiap akhir blok yang terdiri dari soal pilihan ganda yang bisa mencapai 500 butir.Gak berhenti di situ, kamu harus menjalani ujian OSCE di setiap akhir blok atau akhir semester. Di dalam ujian ini kamu akan berpura-pura menjadi dokter dan mendiagnosa pasien. Tapi pasiennya masih bohongan alias manekin di depan dokter penguji. Ini merupakan ujian paling mendebarkan karena kamu langsung diuji di depan dosen penguji dengan waktu terbatas sehingga gak boleh panik dan tetap berpikiran jernih jangan sampai salah diagnosa.

Gak kalah ngerinya dengan OSCE, ada juga namanya ujian SOCA atau ujian lisan atau ujian oral di tiap akhir 2 semester di dalam ujian ini kamu harus bisa menjelaskan secara lisan dari kasus yang ditanyakan mulai dari konsep, tindakan, alasan, ekspektasi, dan treatment apa yang akan kamu ambil dari kasus yang ditanyakan. Di sini diperlukan kemampuan komunikasi dan menyampaikan pendapat yang baik agar apa yang kamu katakan sesuai dengan apa yang ada di otak kamu.

Untuk kurikulum FKUI terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, general education pada semester satu. Tahap kedua, medical sciences pada semester 2-6, kemudian tahap ketiga berupa clinical practice pada semester 7-10. Tahap pendidikan ini dilengkapi dengan masa internship selama satu tahun.

Setelah menjalani ujian dan dinyatakan lulus di semua blok, selamatkamu resmi akan diwisuda dan mendapatkan gelar S.Ked. tapi dengan syarat kamu juga harus mengerjakan skripsi, ya. Karena skripsi wajib bagi mahasiswa kedokteran.

2. Program profesi kedokteran alias KOAS.

Setelah mendapatkan gelar S.Ked. kamu masih belum resmi jadi dokter loh. Jika ingin jadi dokter, kamu harus mengambil program profesi atau lebih familiar dengan istilah KOAS. Di dalam program profesi ini kamu akan menjalani kuliah lagi selama kurang lebih 2 tahun atau +14 stase. Di dalam KOAS ini, kamu akan dirotasi ke berbagai bagian di rumah sakit untuk mempelajari berbagai macam kasus dokter yang ada di Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) secara langsung.

Di akhir KOAS, kamu akan kembali menghadapi ujian performa yang akan menggunakan metode mini clinical evaluation exercise (mini-CEX). Kamu akan secara langsung mewawancara, memeriksa menganalisa, dan meresepkan obat kepada pasien asli di hadapan para dokter preceptor. Ada juga ujian yang langsung berkaitan dengan stase yang dijalani, contohnya ujian membaca foto rongten pada stase radiologi.

3. Sertifikasiatau ujian kompetensi mahasiswa program profesi dokter.

Gerbang mendapatkan gelar dokter tinggal selangkah lagi. Yang kamu harus lakukan selanjutnya adalah mengikuti ujian sertifikasi atau Ujian Kommpetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter(UKMPPD) dan juga OSCE nasional. UKMPPD merupkan ujian tertulis, sedangkan OSCE nasional merupakan ujian praktik. Jika lulus, kamu akan diwisuda dan mengucapkan sumpah dokter sekaligus akan ada gelar di depan nama kamu dengan gelar dr.

4. Magang atau internship.

Setelah nama kamu semakin cakep dengan gelar dokter (dr.) yang tersemat di depan namamu, kamu masih belum diizinkan untuk mengadakan praktik. Kamu masih perlu untuk menjalani magang atau internship untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi atau STR paten. Di dalam internship ini kamu akan bekerja di bawah naungan dan supervisi dokter senior. Kamu juga akan mendapatakan gaji pertamamu sebagai dokter dari pemerintah. Setelah mengantongi STR paten, kamu bisa mengurus Surat Izin Praktik untuk melakukan praktik sebagai dokter umum. Jika ingin mengambil program profesi spesialis, kamu masih harus mengambil studi lagi sekitar 4-5 tahun tergantung spesialisasi yang kamu ambil.

Biaya pendidikan Fakultas Kedokteran.

Banyak orang yang beranggapan bahwa kuliah di kedokteran memerlukan biaya yang sangat banyak karena memang durasi pendidikan fakultas kedokteran yang relatif lebih lama dari fakultas yang lainnya ditambah lagi biaya lab dan lain sebagainya. Tapi apakah benar? Berikut kami rangkum biaya fakultas ke dokteran di 5 PTN terbaik di Indonesia.

1. Biaya Kuliah Kedokteran di Universitas Indonesia (UI)

Sistem pembayaran perkuliahan di Universitas Indonesia atau UI untuk Sarjana Reguler UI memiliki 2 mekanisme, yaitu BOP-Berkeadilan dan BOP Pilihan.

BOP-Berkeadilan merupakan mekanisme pengajuan tarif UKT bagi Mahasiswa yang penetapannya disesuaikan dengan kemampuan penanggung biaya pendidikan dan dalam pengajuannya harus disertai dengan sejumlah data dan dokumen pendukung. Berikut Besaran BOP Berkeadilan Rumpun Saintek (IPA):

Kelas 1: Rp0 s.d. Rp500.000

Kelas 2: >Rp500.000 s.d. Rp1.000.000

Kelas 3: >Rp.1.000.000 s.d. Rp2.000.000

Kelas 4: >Rp2.000.000 s.d. Rp4.000.000

Kelas 5: >Rp4.000.000 s.d. Rp6.000.000

Kelas 6: >Rp6.000.000 s.d. Rp7.500.000

BOP-Pilihan merupakan mekanisme pengajuan tarif UKT bagi Mahasiswa yang penetapannya ditentukan sendiri oleh penanggung biaya pendidikan yang didasarkan pada keinginan untuk berpartisipasi dalam membantu biaya operasional pendidikan sarjana reguler di UI dengan membayar Tarif UKT lebih besar dari Tarif UKT Kategori IV BOP-Berkeadilan. Berikut Besaran BOP Pilihan Rumpun Saintek (IPA):

Kelas A: Rp7.500.000,-

Kelas B: Rp10.000.000,-

Kelas C: Rp12.500.000,-

Sedangkan untuk kelas internasional fakultas kedokteran besaran biaya pendidikannya terdiri dari uang pangkal (UP) yang dibayarkan sekali saat masuk dan juga BOP yang dibayarkan setiap semester. Besarannya sebagai berikut:

Warga Negara Indonesia (WNI):

Uang Pangkal (UP): Rp100.000.000,-

BOP: Rp46.000.000,-/Semester

Warga Negara Asing (WNA):

Uang Pangkal (UP): Rp130.000.000,-

BOP: Rp54.000.000,-/Semester

2. Biaya kuliah Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sistem pembayaran perkuliahan di Universitas Gadjah Mada atau UGM untuk Sarjana Reguler UGM menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal atau UKT dengan besaran yang berbeda-beda sesuai dengan besaran penghasilan orantua. Adapun besaran UKT UGM sebagai berikut:

UKT 0 = Bidikmisi

UKT I (pendapatan 500.000): Rp500.000,-

UKT II (500.000 < Penghasilan 2.000.000): Rp1.000.000,-

UKT III (2.000.000 < Penghasilan 3.500.000): Rp7.250.000,-

UKT IV (3.500.000 < Penghasilan 5.000.000): Rp10.875.000,-

UKT V (5.000.000 < Penghasilan 10.000.000): Rp14.500.000,-

UKT VI (Penghasilan > 10.000.000): Rp.22.500.000,-

Sedangkan untuk kelas internasional fakultas kedokteran besaran biayanya sebagai berikut:

Warga Negara Indonesia (WNI):

UKT: Rp45.000.000,-/Semester

Warga Negara Asing (WNA):

UKT: Rp65.000.000,-/Semester

3. Biaya kuliah Kedokteran di Universitas Padjadjaran (UNPAD).

Sistem pembayaran perkuliahan di Universitas Padjadjaran atau UNPAD untuk Sarjana Reguler terdiri atas dua sistem, yakni Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan juga uang Pengembangan (hanya untuk mahasiswa yang lulus lewat ujian mandiri). Untuk besaran UKT bermacam macam sesuai dengan kemampuan orang tua. Besarannya sebagai berikut:

UKT I: Rp500.000

UKT II: Rp1.000.000

UKT III: Rp5.000.000

UKT IV: Rp9.000.000

UKT V: Rp13.000.000

Khusus untuk mahasiswa yang lulus lewat ujian mandiri biaya ditambah biaya pengembangan. Besaran biaya untuk fakultas kedokteran sebesar minimal Rp250.000.000,-

4. Biaya kuliah Kedokteran di Universitas Diponegoro (UNDIP).

Sistem pembayaran perkuliahan di Universitas Diponegoro atau UNDIP untuk Sarjana Reguler memakai sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). Untuk besaran UKT bermacam macam sesuai dengan kemampuan orangtua. Besarannya sebagai berikut:

UKT GOL I: Rp500.000

UKT GOL II: Rp1.000.000

UKT GOL III: Rp5.000.000

UKT GOL IV: Rp10.000.000

UKT GOL V: Rp12.500.000

UKT GOL VI: Rp15.000.000

UKT GOL VII: Rp19.000.000

PTNterbaik untuk Fakultas Kedokteran.

Berikut daftar PTN Terbaik untuk Fakultas Kedokteran atau FK di Indonesia versi Bimbel Lavender:

Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat

Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogja, D.I. Yogyakarta

Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung, Jawa Barat

Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah

Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya, Jawa Tengah

Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur

Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah

Universitas Sriwijaya (UNSRI), Palembang, Sumatera Selatan

Universitas Andalas (UNAND), Padang, Sumatera Barat

Universitas Lampung (UNILA), Lampung