Lionel Messi adalah fenomena luar biasa dalam dunia sepak bola. Sejak dia melakukan debut sebagai pemain senior di musim 2004-2005, dia telah mencetak total 642 gol hingga tulisan ini diturunkan. Dalam 14 tahun karirnya, telah banyak pemain bertahan yang mencoba untuk menghentikannya, tapi hanya sedikit yang berhasil.
Pada tahun 2017, pelatih Osasuna, Petar Vasiljevic, menjawab pertanyaan reporter Spanyol. Saat itu timnya berada di peringkat 18 La Liga, dan harus bertandang ke Camp Nou pada akhir pekan di bulan April. Kekalahan akan membuat timnya degradasi, dan dia mempunyai sebuah problem bernama Lionel Messi. Pelatih asal Serbia tersebut bertanya kepada pemainnya tentang rencana untuk menghentikan Messi. Dan pemainnya berkata bahwa mereka harus membawa borgol serta pistol! Akhirnya pertandingan berkesudahan 7-1 dan Messi mencetak 2 gol.
Di Liga Champions musim 2006-2007, manajer Liverpool, Rafael Benitez, memindahkan bek kanan Alvaro Arbeloa ke sektor kiri untuk mengawal Messi. Hal tersebut dibicarakan kepada Arbeloa di Melwood dalam menghadapi pertandingan debutnya untuk Liverpool. Arbeloa mengira bahwa Rafa sedang bercanda, tapi muka pelatih tersebut tetap serius. Ide dasarnya adalah kaki kanan Arbeloa yang lebih kuat bisa menjaga Messi yang akan memotong masuk ke kotak penalti. Hasilnya luar biasa, Liverpool menang 2-1 di Camp Nou dan Arbeloa berhasil mematikan Messi.
Pada bulan September 2017, tim Girona menghadapi Barcelona dan kalah 0-3. Tapi pemain bertahan Pablo Maffeo yang dipinjam dari Manchester City berhasil membuat Messi mati kutu. Selama 78 menit pemain berusia 20 tahun ini mengawal Messi tanpa banyak kerumitan di Estadi Montilivi, sebuah taktik kuno berkelas tinggi yang berhasil. Hal ini menjadi perbincangan banyak pengamat bahwa Messi bukan dewa. Setelah pertandingan, Maffeo berkata bahwa Messi berbincang padanya tentang asal klub serta berapa usianya.
Mantan pemain Portugal dan Chelsea, Jose Bosingwa, berkata bahwa persiapan sebelum menghadapi Messi lebih bersifat mental daripada fisik. Pada tahun 2009, dia berhasil menjaga Messi berkat menonton video Messi selama berjam-jam. Ashley Cole tak dapat bermain sehingga karetaker pelatih Guus Hiddink memberi tugas padanya di posisi bek kiri. Bosingwa lebih memilih memberi respek kepada pemain lawan daripada takut kepada mereka. Prioritasnya adalah persiapan di menit-menit awal, jika Messi berhasil mengembangkan permainan, kepercayaan dirinya akan terus bertambah tinggi. Dan selama 90 menit selanjutnya adalah perang psikologi.
Jose Mourinho memberi tugas kepada Esteban Cambiasso untuk menjaga Messi saat Inter mengalahkan Barcelona 3-1 pada tahun 2010. Hal tersebut dijiplak seminggu kemudian saat Timnas Jerman mengalahkan Argentina 4-0, dan Arne Friedrich berposisi dekat Messi. Friedrich berkata bahwa timnya menjaga ketat ruang antara daerah bertahan dan lapangan tengah, agar Messi tidak nyaman. Dia dibantu oleh Bastian Schweinsteiger dan Sami Khedira untuk menjaga Messi dengan minimal 2 pemain.
Friedrich menambahkan jika Messi mendapat bola, situasi akan semakin sulit. Jadi mereka berusaha meraih bola sebelum diambil oleh Messi. Minimal saat Messi mendapat bola, mereka harus berada dekat dengannya, karena jika dia berakselerasi, akan susah menghentikannya. Strategi mekanis sempurna Jerman pun akhirnya berhasil.
Kebanyakan tim menugaskan seorang pemain tengah untuk khusus menjaga Messi. Nigel de Jong yang terkenal menendang dada Xabi Alonso di Final Piala Dunia 2010, ia kembali melakukan tugasnya 4 tahun kemudian. Dia diberi tugas khusus menjaga ketat Messi. De Jong berkata bahwa dalam 10 menit pertama, dia membiarkan Messi tahu bahwa pertandingan akan sulit karena dirinya akan dijaga. Selanjutnya De Jong berusaha membaca bahasa tubuh Messi serta mengantisipasi pergerakannya, karena pemain Argentina tersebut selalu berusaha melakukan sentuhan 1-2 dekat kotak penalti. Pertandingan berakhir seri 0-0 dan Argentina menang 4-2 lewat adu penalti.
Semua pemain di atas sepakat bahwa tak cukup satu orang untuk menjaga Messi, perlu ada rekan lainnya yang mendukung. Hal ini terjadi karena Messi punya pergerakan cepat, lengket dengan bola, dan sering berubah arah tak terduga sehingga sulit untuk diterka. Tapi kini sistem pertahanan man-to-man marking semakin ditinggalkan dan sebagian besar tim menggunakan zonal marking. Artinya tidak hanya satu pemain yang harus bersiap menjaga Messi, tapi semuanya harus mampu menahan pergerakannya.
Jadi, apakah kamu merasa bisa menghentikan Messi?
Source
- https://bleacherreport.com/articles/2795711-how-to-stop-leo-messi-from-the-men-whove-actually-managed-to-do-it