Kebanyakan orang berhadapan dengan jenazah dimulai dan diakhiri dengan sebuah acara pemakaman. Namun, yang kamu lihat adalah jenazah seseorang yang sudah dipersiapkan secara matang untuk dikuburkan baik dari kebersihan maupun tampilan fisik secara keseluruhan.
Lalu, apa sih yang terjadi kepada jenazah manusia secara ilmiah setelah kematiannya? Apa yang terjadi bila jenazah tersebut tak dikuburkan atau malah diawetkan layaknya jenazah Firaun di Mesir pada zaman dahulu kala?
Dalam kondisi normal, bila jenazah seseorang dibiarkan berada di alam lepas atau dikuburkan di makam, jenazah tersebut secara perlahan akan hancur sampai hanya menyisakan tulangnya saja.
1. Dekomposisi.
Dekomposisi adalah sebuah fenomena yang prosesnya dimulai dari komponen-komponen organik seseorang yang mulai melebur sampai menjadi elemen-elemen kecil.Menurut seorang ahli ilmiah forensik, M. Lee Goff, dekomposisi adalah sebuah proses yang berkelanjutan yang dimulai dari kematian seseorang dan diakhiri dengan tubuh orang tersebut hanya tersisa tulang. Ada banyak tanda ketika jenazah sudah mulai proses dekomposisi. Menurut Goff, ada tiga proses yang paling dikenal, yaitu livor mortis, rigor mortis dan algor mortis.
2. Livor, rigor dan algor mortis.
Livor mortis adalah momen ketika jenazah seseorang berubah menjadi sangat pucat setelah kematian. Hal ini diakibatkan oleh berhentinya sirkulasi darah dikarenakan berhentinya jantung.
Pada rigor mortis, jenazah sudah mulai kaku dan sukar untuk digerakkan dikarenakan otot-otot jenazah mulai mengeras karena perubahan yang terjadi kepada tubuhnya dalam tingkat seluler. Rigor mortis mulai terjadi 2 sampai 6 jam setelah kematian dan dapat bertahan selama 24 sampai 84 jam. Setelah proses ini, otot-otot akan menjadi lebih gampang digerakkan.
Beberapa tanda-tanda dekomposisi lainnya adalah jenazah mulai berwarna hijau, kulit mulai terkelupas dan lepas dari tubuh, warna mata yang mulai memerah dan tentu saja tubuh yang sudah mulai membusuk.
3. Tanda-tanda lain dari dekomposisi.
Warna kehijau-hijauan yang timbul pada jenazah dikarenakan gas dalam tubuh yang mulai terkumpul di dalam rongga gigi, yaitu komponen penting yang dikenal sebagai hydrogen sulfide.
Beralih ke alasan mengapa kulit jenazah mulai lentur dan lepas dari tubuh karena bagian-bagian luar tubuh terbuat dari sel-sel yang mati.
Lebih lanjut, peristiwa ketika mata jenazah tetap terbuka setelah kematian berlanjut ke bagian kornea yang terbuka mulai kering dan meninggalkan warna kemerah-merahan dan hitam. Hal ini dijelaskan oleh Goff dan disebut sebagai tache noire yang dalam bahasa Perancis berarti kotoran hitam.
Yang terakhir adalah pembusukan yang disebut oleh Goff sebagai proses daur ulang yang dilakukan oleh alam. Proses ini dibantu oleh bakteri, jamur, serangga, dan makhluk-makhluk lainnya yang mendapatkan nutrisi mereka dari bangkai makhluk hidup. Hal ini terus berlanjut sampai jenazah tersebut hanya menyisakan tulang.
Source
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/321792.php