Kamu yang gamers dan nge-fans Sega hampir pasti tahu game keluaran mereka yang diberi judul Yakuza. Game yang dulu disebut-sebut sebagai pengganti Shenmue di Dreamcast tersebut memang sukses besar (setidaknya di negara asalnya Jepang) sejak dirilis pertama kali di PlayStation 2 tahun 2005.
(Sumber gambar: Sega-License)
Menggunakan judul asli Ryu ga Gotoku (yang jika diartikan ke bahasa Inggris berarti Like a Dragon) dan diubah menjadi Yakuza untuk pasar internasional, game aksi petualangan ini langsung hits dan mencuri perhatian dengan tema unik, yaitu dunia kejahatan terorganisir Yakuza Jepang. Dengan kata lain, kisah dan karakter-karakter di dalamnya bukanlah sosok baik-baik karena punya masalah kejahatan di dalam hidup mereka.
Distrik fiktif Kamurocho yang berdasarkan lokasi asli bernama "Kabukicho" di Tokyo, Jepang (Sumber gambar: SocksCap64)
Menggunakan lokasi-lokasi asli yang ada di Jepang, namun diubah namanya (seperti distrik Kabukicho di Tokyo yang dirubah di dalam game menjadi distrik Kamurocho), game Yakuza menawarkan sebuah game aksi petualangan yang kental nuansa dramatis seperti sebuah film ataupun serial televisi yang seru sejak awal hingga akhir.
(Sumber gambar: Siliconera)
Hingga tahun 2019 ini sudah ada enam game canonical/utama Yakuza dengan beberapa game spin-off; termasuk yang ber-setting di zaman samurai dan bahkan situasi zombie apocalypse. Game-game ini hampir semuanya memiliki tokoh utama Kazuma Kiryu; seorang yakuza tangguh dengan hati yang lembut. Sebuah kombinasi yang tentu saja tidak umum ditemukan pada sosok seorang Yakuza.
Petualangan Kiryu di Kamurocho (dan game-game utama Yakuza) merupakan daya tarik dari game Yakuza sejak di PlayStation 2 hingga PlayStation 4 dengan game Yakuza 6. Tapi selepas Yakuza 6, sepertinya pihak studio developer game Yakuza mulai jenuh (atau kehabisan ide?) di tema Yakuza dan kemudian menciptakan game spin-off lagi untuk Yakuza.
Tapi kali ini bukan mengangkat tema samurai atau serbuan zombie beringas di Kamurocho. Melainkan kisah tentang mantan pengacara yang menjadi detektif swasta.
Judge Eyes: Shinigami no Yuigon (Sumber gambar: DojimasDragonGirl)
Dengan tokoh utama yang sama sekali berbeda dari game Yakuza, game terbaru ini juga tidak lagi menggunakan judul Ryu ga Gotoku ataupun Yakuza. Kali ini mereka menggunakan judul Judge Eyes: Shinigami no Yuigon (atau Judgment untuk versi internasional).
Judgment disutradarai langsung oleh kreator Ryu ga Gotoku, yaitu Toshihiro Nagoshi. Nagoshi bukanlah sembarang nama di Sega (dan dunia gaming pada umumnya). Sebelum sukses menciptakan Yakuza original, Nagoshi sudah lebih dulu meraih kesuksesan di berbagai game Sega seperti Daytona USA, SpikeOut, Super Monkey Ball hingga Planet Harriers.
Toshihiro Nagoshi (Sumber gambar: Sega Nerds)
Bergabung di Sega sejak 1989, Toshihiro membuktikan diri bertangan dingin dengan kemahirannya meracik sebuah video game yang seru, adiktif, dan populer. Dengan Ryu ga Gotoku / Yakuza, Nagoshi berhasil menciptakan sebuah video game unik penuh keseimbangan antara aksi seru dengan kisah dramatis sekelas sebuah film drama.
Kualitas yang sama tentu menjadi harapan di game terbarunya, yaitu Judge Eyes / Judgment. Dan sepertinya Nagoshi memiliki (calon) juara berikut dari Sega. Dengan menggunakan aktor terkenal mantan anggota boyband SMAP, Takuya Kimura (atau Kimutaku) sebagai karakter utama, Judge Eyes bercerita tentang seorang mantan pengacara bernama Takayuki Yagami yang menyelidiki kasus pembunuhan berantai.
KimuTaku di game "Judge Eyes / Judgment" (Sumber gambar: PlayStation Zone)
Jika di Yakuza,Kiryu menggunakan tinju dan tendangan untuk menyelesaikan masalah maka di Judgment sedikit berbeda. Sistem brawling / baku gebuk khas Yakuza memang masih ada di sini, namun masalah tidak (selalu) selesai hanya dengan mematahkan gigi seseorang. Ada konsep penyelidikan situasi dan penyelesaian masalah juga di game spin-off Yakuza ini sehingga memaksa pemain untuk tidak hanya kuat dalam adu fisik, namun juga jeli saat melakukan investigasi lapangan. Kira-kira seperti game Capcom Ace Attorney yang kental nuansa detektif itu.
(Sumber gambar: USGamer)
Dengan menggabungkan elemen aksi, drama, plus puzzle / investigation aspect, game Judge Eyes buatan Toshihiro Nagoshi menjadi sebuah game yang -secara teori- lebih baik lagi daripada Ryu ga Gotoku.
Demo game Judgment dirilis oleh Sega melalui PlayStation Store dan pemilik PlayStation 4 dapat mencoba game tersebut. Versi retail Jepang sendiri sudah dirilis 13 Desember 2018 sementara versi Amerika dijadwalkan akan keluar antara kuartal kedua hingga ketiga tahun 2019.
(Sumber gambar: Gear Nuke)
Jika penasaran ingin berkeliling Kamurocho tidak lagi sebagai Kiryu Kazuma, kamu yang memiliki PlayStation 4 dapat mencoba demo game Judgment di PlayStation Store. Have fun!
Demo game "Judge Eyes / Judgment" https://www.youtube.com/watch?v=JOaBrJg9558