Melibatkan anak dalam penelitian memiliki sejumlah tantangan. Ada banyak dilema yang perlu dikelola dan diatasi untuk memastikan semua yang kita lakukan itu bermakna, etis, dan tidak membahayakan anak. Seorang peneliti yang bijak perlu mempertimbangkan dengan cermat ruang lingkup dan tujuan penelitian yang diusulkan sebelum melibatkan anak dalam penelitian mereka.
Pertama, peneliti perlu memeriksa kebutuhan dan etika proses penelitian yang melibatkan anak. Beberapa pertanyaan reflektif dapat digunakan peneliti dalam membantu pertimbangan pengambilan keputusan keterlibatan anak dalam penelitian. Daftar delapan pertanyaan untuk memutuskan keterlibatan anak dalam penelitian ini diambil dengan beberapa penyesuaian dari Designing and doing Research with Children and Young People: The Importance of Questions oleh Greig dkk (2017). Berikut pertanyaannya:
1. Apakah topik tersebut relevan dan bermanfaat bagi anak-anak? Apakah ia memengaruhi kehidupan anak?
2. Apakah penelitian melibatkan anak sebagai sumber data untuk menjawab pertanyaan?
3. Jenis informasi apa yang dibutuhkan? Apakah penelitian ini melibatkan pandangan, persepsi, dan pengalaman anak?
4. Apakah proyek penelitian membuka kemungkinan untuk melibatkan anak-anak, termasuk dari segi sumber daya dan jadwal?
5. Apakah penelitian berisi evaluasi kebijakan atau pemberian layanan?
6. Bagaimana informasi akan digunakan dan dianalisis? Apakah anak dapat membuat opini dan keputusan berdasarkan informasi yang memadai?
7. Apakah anak memiliki kapasitas untuk dilibatkan dalam penelitian, dan pada tahap apa saja?
8. Apakah metode lain untuk mendapatkan data tanpa keterlibatan anak akan lebih efektif?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut berhubungan dengan pertimbangan teoritis utama dan keputusan tentang keterlibatan anak dalam penelitian.
Kedua, peneliti perlu mempertimbangkan faktor yang lebih praktis juga seperti kapasitas anak sebagai calon partisipan penelitian dan kapasitas tim peneliti. Terkait kapasitas anak, secara praktis, peneliti perlu mengingat bahwa memutuskan untuk melibatkan anak dan remaja dalam penelitian menuntut pertimbangan matang tentang usia partisipan, waktu yang dibutuhkan, seperti apa komitmen yang diharapkan dari mereka, dan apakah ada isu disabilitas, baik fisik atau mental, yang perlu diperhatikan. Peneliti mungkin perlu menyesuaikan gaya komunikasi mereka, khususnya dengan anak usia sangat muda atau dengan berbagai kemampuan kognitif.
Di samping itu, peneliti penting senantiasa mengingat bahwa anak kemungkinan besar bersekolah, selain itu mereka juga mungkin memiliki kewajiban sosial dan domestik, serta kegiatan lainnya. Bahkan beberapa dari mereka mungkin terlibat dalam kegiatan ekonomi. Sehingga peneliti perlu mempertimbangkan pemberian kompensasi untuk hal-hal yang dikorbankan anak-anak demi penelitian. Terakhir, peneliti perlu mendapatkan persetujuan dari gatekeepers anak karena anak harus meluangkan waktu mereka untuk kegiatan penelitian.
Sementara terkait dengan kapasitas tim peneliti, terdapat sejumlah pertimbangan yang mesti diperhatikan. Di antaranya, tim peneliti memiliki keahlian untuk bekerja dengan anak atau bekerja dengan sumber yang kredibel yang memiliki keahlian tersebut.
Mereka mengembangkan protokol dan alat yang komprehensif untuk memastikan pendekatan metodologis dan etis. Protokol dan alat tersebut disetujui oleh dewan peninjau etis. Tim peneliti menyiapkan rencana dan mekanisme tanggap jika menemui kasus anak yang membutuhkan bantuan segera.
Source
- Buku Pegangan Partisipasi Anak dalam Penelitian di Indonesia, Puskapa Universitas Indonesia 2021