Masih hangat pemberitaan mengenai wabah Corona dan diperkirakan masih akan terjadi hingga beberapa pekan ke depan mengingat kasus dan korbannya bertambah. Ganasnya wabah ini membuat banyak orang khawatir dan timbul rasa waswas yang berlebihan. Dan yang masih cukup hangat yaitu stigma negatif terhadap korban positif Coronaberkaitan dengan penularan dari jenazah korban dan mengakibatkan penolakan pemakaman di beberapa daerah Indonesia.
Karena rasa waswas yang berlebih tak jarang membuat rasa simpati empati masyarakat terkikis dan menimbulkan respon yang tidak enak. Mulai dari menghakimi, mengucilkan, hingga menolak mulai santer terdengar akhir-akhir ini. Kita memang dituntut waspada dan selalu menjaga kebersihan mengingat mudahnya virus ini menginfeksi. Namun waspada pun ada porsinya.
Kira-kira, apa saja stigma negatif Covid-19 dan tindakan kita untuk melawannya?
1. Penyebutan nama yang sesuai.
Sebutan virus Corona yaitu Covid-19, wabah Corona, pandemi Corona. Alih-alih menyebutnya dengan virus Wuhan maupun virus Cina yang terkesan rasis walaupun menurut pemberitaan asal mula Virus dari daerah tersebut, kamu baiknya menyebut dengan nama resmi virus tersebut.
2. Tidak mengucilkan mereka yang berstatus suspect maupun positif Corona.
Virus ini memang ganas, tak jarang jika sudah diketahui, mereka yang terjangkit cenderung dikucilkan masyarakat. Memang sangat disarankan menjaga jarak terhadap pengidap Corona, namun bukan berarti menjauhi dan menutup hubungan komunikasi.
Selain tidak mengucilkan mereka yang masih hidup, jenazah yang positif Corona juga tidak seharusnya mengalami penolakan. Mereka juga punya hak dimakamkan sesuai wasiat maupun di tempat kelahiran. Sangat miris dan menyedihkan melihat berita penolakan di beberapa daerah padahal sudah dijelaskan bahwa jenazah tidak akan menularkan dan pemakaman dilakukan sesuai prosedur WHO.
3. Tidak berbohong kepada tenaga medis karena takut identitas tersebar maupun dikucilkan.
Hal ini masih hangat diperbincangkan. Banyak cerita masyarakat yang berbohong kepada petugas medis mengenai riwayat perjalanan mereka saat memeriksakan diri. Padahal secara tidak sadar mereka telah membahayakan para petugas medis yang merawat dan berbaur. Memeriksakan diri saat sakit memang sangat dianjurkan dan janganlah berbohong kepada petugas medis.
4. Menghargai para petugas medis dan memberikan dukungan.
Mengingat para petugas medis merupakan garda terdepan saat ini, kerelaan dan keberanian mereka merawat pasien positif Corona patut diapresiasi. Selain apresiasi dalam bentuk ucapan dan doa, yang bisa kamu lakukan yaitu mengikuti anjuran pemerintah dengan tetap di rumah dan tidak melakukan panic buying antiseptik dan masker medis. Mengingat barang tersebut merupakan barang vital yang diperlukan untuk melindungi diri khususnya oleh tenaga medis dari paparan berbagai penyakit.
Source
- https://www.unicef.org/wca/sites/unicef.org.wca/files/styles/hero_desktop/public/COVID-stigma.jpg?itok=ci9TY744
- https://www.liputan6.com/bola/read/4217034/banyak-stigma-buruk-seputar-pandemi-virus-corona-ini-8-cara-antisipasinya#