Di Indonesia, makanan pokok sebagian besar warganya adalah nasi yang berasal dari beras/padi. Hal ini umum di berbagai wilayah/provinsi. Sudah berlangsung ratusan tahun, nasi menjadi pilihan utama untuk orang Indonesia saat makan (dan bahkan saat menikmati cemilan; seperti olahan bubur atau nasi goreng). Beberapa wilayah di NKRI memang ada yang menggunakan jenis bahan lain sebagai makanan pokok; seperti jagung. Namun jumlahnya tidak sebanyak beras yang lebih populer sebagai bahan pangan konsumsi utama.
Nasi Putih (Sumber gambar: Martha Stewart)
Bagaimana dengan luar negeri?
Secara umum wilayah-wilayah di Asia (baik Tenggara maupun Timur) juga relatif memilih beras/nasi sebagai makanan utama. Beras dari Thailand dan Vietnam termasuk populer di Asia Tenggara; Indonesia bahkan suka mengimpor beras dari sana karena dianggap lebih baik ketimbang beras mereka sendiri. Sementara beras dari Jepang dikenal unik karena memiliki tekstur berbeda dari kebanyakan beras Asia Tenggara; beras Jepang lebih lengket sehingga memiliki cita rasa berbeda dari beras Asia Tenggara. Ditambah lagi dengan cara makan nasi mereka yang menggunakan sumpit; bandingkan dengan Indonesia yang menggunakan sendok atau bahkan langsung dengan telapak tangan tanpa alat bantu (seperti sendok dan sumpit).
Intinya? Beras/nasi adalah top tier orang Asia soal makanan pokok.
Nasi Jepang (Sumber gambar: The True Japan)
Di luar Asia pilihannya beragam. Tidak ada bahan yang benar-benar bisa ditempatkan sebagai makanan pokok. Namun jika harus memilih satu nama bahan makanan untuk wilayah benua Amerika dan Eropa, sepertinya potato / kentang merupakan pilihan paling logis.
Kentang (Sumber gambar: NDTV)
Kentang adalah bahan makanan jenis umbi-umbian. Merupakan bagian keluarga Solanaceae, kentang (atau Solanum tuberosum) dipercaya sudah ada di berbagai area benua Amerika sejak tujuh hingga 10.000 tahun silam di wilayah Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Mulai dari varian yang tumbuh liar hingga dibudidayakan, kentang menjadi bagian penting suplai makanan pokok dunia bersama beras, jagung, dan gandum.
Dari benua Amerika kentang meluas ke Eropa mulai abad ke 16 berkat orang-orang Spanyol (yang memang dikenal sebagai pengembara/penakluk di masa itu).Apa yang membuat kentang menjadi pilihan mereka?
Perkedel Kentang (Sumber gambar: Daily Cooking Quest)
Ada banyak hal. Seperti misalnya rasa yang enak (tentu saja). Kentang biasa memiliki rasa manis dan gurih. Kentang juga punya tekstur lembut yang tidak terlalu keras maupun lunak. Sehingga saat diolah, kentang masih dapat dipertahankan rasa dan bentuk aslinya sehingga tidak merusak estetika.
Kentang dapat diolah dalam berbagai variasi masakan. Dengan direbus begitu saja kentang masih terasa enak. Apalagi jika diolah dalam bentuk masakan lain. Ambil contoh di Indonesia. Kita mengenal perkedel. Pernah dong makan perkedel kentang? Gimana rasanya? Enak, kan? Perkedel adalah satu contoh kecil hasil pengolahan bahan mentah kentang ke dalam makanan siap saji.Ngomong-ngomong soal "siap saji", siapa yang tidak doyan French Fries yang sedap gurih nyoi itu?
French Fries (Sumber gambar: Kidspot Kitchen)
Bahan makanan yang memiliki lebih dari 4.000 varietas/jenis ini juga populer dipanggang. Orang Amerika biasa melakukannya dengan microwave,namun di Inggris mereka menyarankan oven. Kentang panggang Inggris, menurut mereka yang sudah pernah mencicipinya, sangat enak dengan tekstur luar yang garing namun sangat lembut di tengahnya. British-Styled Baked Potato hanyalah satu dari puluhan (mungkin ratusan) cara pengolahan umbi-umbian seperti kentang ini di Eropa. Sama seperti perkedel Indonesia; pasti ada resep kentang lain di luar sana yang sudah tercipta dan perlu untuk dicicipi.
Kentang Panggang ala Inggris (Sumber gambar: BBC)
Dibandingkan beras, saya lebih prefer kentang. Alasannya, selain lebih enak adalah variasi masakan yang dapat dihasilkan oleh kentang. Keduanya memang memiliki karbohidrat dan gula tinggi yang tidakbaik untuk kesehatan tubuh sehingga sulit mengatakan kalau yang satu lebih sehat dari satunya lagi. Tapi sulit membantah opini di mana sekilo kentang dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan enak ketimbang sekilo beras.
Kentang, setidaknya buat saya, lebih menarik untuk dijadikan makanan reguler ketimbang beras alias nasi. Tapi sayang di Indonesia, harga kentang relatif lebih tinggi dibandingkan beras maupun jagung per kilogramnya. Budidaya kentang juga belum masif di kalangan petani. Sehingga konsep menjadikan kentang sebagai makanan pokok di Indonesia (masih) tidak realistis.
Sate Kentang (Sumber gambar: Cookpad)
Di masa depan, kentang mungkin akan menjadi bagian peradaban baru luar angkasa. Setidaknya hal ini ditunjukkan dalam film fiksi ilmiah Matt Damon berjudul The Martian (2015). Di film besutan sutradara jagoan sci-fi, Ridley Scott ini diceritakan kalau astronot yang terdampar di Planet Mars dapat bertahan hidup dengan menumbuhkan kentang di lingkungan tandus seperti Mars. Secara langsung menunjukkan kekebalan kentang menghadapi cuaca dan alam ekstrem untuk tumbuh. Sehingga besar kemungkinan sumber makanan ini dapat melewati ruang dan waktu untuk menjelajah antariksa yang luas. Hal ini juga diamini oleh badan antariksa Amerika Serikat alias NASA.
Cuplikan film "The Martian" (Sumber gambar: Science Alert)
Setelah menulis soal kentang seperti ini saya jadi kepingin makan beberapa buah perkedel kentang paling gendut yang bisa saya temukan! Apakah kamu juga doyan hidangan dari kentang?