Orang Amerika Serikat dengan Hollywood mereka doyanfilm bertema peperangan. Era boleh berganti dari zaman film bisu hitam putih hingga kini dengan teknologi tiga dimensi dan CGI Computer Generated Image; tapi produksi film-film bertema peperangan terlihat tidak pernah berhenti. Ini berbeda dari tren film Western/Cowboy yang menurun mulai tahun 70-an hingga sekarang di mana genre itu jarang sekali diproduksi. Kamu sudah nonton film Quentin Tarantino Once Upon a Time in Hollywood? Di sana terlihat datangnya senja untuk film-film genre Western di akhir 60-an. Sejarah aslinya memang seperti itu.
"Once Upona Time in Hollywood" (Sumber gambar: JoBlo)
Film Western secara perlahan mulai menghilang dari bioskop-bioskop Amerika dan dunia, menyebabkan karir aktor-aktornya meredup dan banyak dari mereka banting citra dengan membintangi film apa pun agar karirnya tetap terlihat.Tapi situasi yang sama tidak menghinggapi genre perang.
Film perang tidak pernah berhenti diproduksi. Tentu saja dilihat dari sudut pandang bangsa Amerika Serikat sendiri; yang menganggap diri mereka superior dan tidak terkalahkan dalam perang. Sebuah penyesatan publik karena faktanya mereka tidak selalu memenangi peperangan; contoh mudahnya adalah Perang Vietnam. Saya belum pernah lihat film perang bertema Vietnam di mana digambarkan tentara Amerika inferior dibanding gerilyawan Viet Cong (yang selalu jadi bandit antagonis di film-film perang Hollywood).
Sehingga jika dilihat secara otentikasi, film perang Vietnam di mana pemenangnya bukan orang Vietnam/Viet Cong adalah sebuah ketidakakuratan.
Ilustrasi "Viet Cong" (Sumber gambar: Super Hobby)
Para veteran perang juga terpaksa mengakui hal itu walau mereka tidak menyalahkan pihak produser film. Film perang termasuk upaya propaganda; ini sudah lama jadi praktik militer sejak era Perang Dunia Kedua. Sementara saat ini adalah era kedamaian.
Memang ada perang-perang asli lain di belahan dunia lain (Afghanistan, Syria, Palestine dll) tapi sepertinya studio film Hollywood tidak berminat memfilmkan situasi itu. Mereka lebih suka membuat film-film perang dengan detail yang sering menyalah dari kenyataan. Para veteran perang menyadari hal itu. Terutama di film-film berikut ini yang dirangkum oleh Tim Kirkpatrick.
1. Film: Jarhead 2 Field of Fire. Tahun rilis: 2014. Kesalahan di film: Salah kostum.
(Sumber gambar: Dailymotion)
Jarhead adalah film biografi yang berasal dari buku mantan marinir Amerika bernama Anthony Swofford. Latar belakang dari buku dan film itu adalah Perang Teluk pasca kejadian 9/11 yang dramatis. Perang yang disinyalir kuat merupakan rancangan orang-orang pengusaha minyak (kamu bisa nonton film Vice tahun 2018 untuk sudut pandang berbeda) itu memiliki banyak kejadian dan film ini menggambarkan bagian kecil dari situasi tersebut.
Kesalahan kostum terdeteksi veteran Perang Teluk sebenarnya, yaitu di seragam Korps Marinir yang dipakai aktor Stephen Lang. Sekilas tampak normal namun buat veteran perang asli, kesalahan kostum tersebut cukup mengganggu.
(Sumber gambar: Universal Pictures)
https://www.youtube.com/watch?v=cqnePnrSdQA
2. Film: Full Metal Jacket. Tahun rilis: 1987. Kesalahan di film: Flagging.
(Sumber gambar: Walmart)
Film ini berasal dari novel karya Gustav Hasford berjudul The Short-Timers (1979). Kisahnya tentang sekelompok peleton marinir Amerika Serikat saat latihan perekrutan yang dipimpin veteran Perang Vietnam. Walau merupakan film bagus (meraih nominasi Piala Oscar) tapi Full Metal Jacket tidak luput dari kesalahan yang menurut veteran perang asli tidak boleh terjadi. Kesalahannya? Flagging; yaitu situasi di mana serdadu mengarahkan ujung senjata ke arah teman/pasukannya sendiri dan mulai menembak. Adegan flagging terlihat di film itu dan membuat veteran perang terperangah melihatnya.
"Flagging scene | Full Metal Jacket"
https://www.youtube.com/watch?v=y0elJD3d-9Y
3. Film: Private Valentine Blonde and Dangerous. Tahun rilis: 2009. Kesalahan di film: Gesture.
(Sumber gambar: YouTube)
Sebenarnya kesalahan begini tidak hanya terjadi di film ini karena juga terjadi di banyak film lain. Private Valentine: Blonde and Dangerous hanyalah film komedi dengan latar belakang akademi militer. Keseriusan tidak jadi keharusan di film ini; terutama karena dibintangi Jessica Simpson. Tahu Jessica Simpson, kan? Bayangkan dia dalam seragam militer Angkatan Darat Amerika Serikat. Cara dia mengenakan baret dan melakukan gesture hormat memang salah di mata veteran perang, tapi mungkin kita bisa maklumi saja?
(Sumber gambar: Sony Pictures)
https://www.youtube.com/watch?v=Fprn-UIKUVA
4. Film: The Hurt Locker. Tahun rilis: 2008. Kesalahan di film: Detail kostum.
(Sumber gambar: Nevada Appeal)
Perang Teluk / Irak terjadi karena kepentingan bisnis minyak yang direka kejadian terorisme di tanah Amerika Serikat. Dari sisi politik seperti itu. Perang tersebut menjadikan Irak sebagai negara babak belur dan tidak lagi seindah "kisah-kisah 1001 malam" yang sebelumnya jadi citra negara/wilayah ini. Film The Hurt Locker menggunakan latar belakang situasi tersebut. Tentunya dengan menjadikan tentara Amerika sebagai pahlawan dan pejuang di negara Irak sebagai antagonis.Tapi kesalahan di film ini bukan itu (setidaknya menurut para veteran perang) melainkan saltum alias salah kostum dari Kolonel Cambridge yang diperankan aktor Christian Camargo.
Kesalahannya terletak di emblem bendera Amerika di seragam. Seharusnya hanya ada satu dan berada di bahu kanan. Tapi di film ini bendera ada di kedua bahu seragam Kolonel Cambridge. Mungkin tidak jadi masalah besar buat warga Amerika Serikat (atau bahkan serdadu Amerika sendiri). Tapi tidak buat beberapa veteran Perang Teluk dari Amerika Serikat.
(Sumber gambar: Summit Entertainment)
https://www.youtube.com/watch?v=eud0sbIci-8
Ngomong-ngomong soal film perang, rasanya perfilman Indonesia masih enggan mengolah tema ini ya? Apa karena perlu budget besar sehingga membuat jiper produser film Indonesia? Dan mereka memilih film-film horor, komedi, dan cinta sebagai jualan?