Semua orang di Brasil yang menonton televisi tahu iklan berisi 3 pemain sepak bola dari klub Santos yang menari dengan irama lagu Beyonce "Single Ladies" sebelum Piala Dunia 2010. Kamu akan mengenal 2 orang pemain dalam klip tersebut, yaitu pemain terkenal Robinho dan Neymar Jr. Tapi siapa satu orang lagi?
Ternyata dia adalah gelandang Santos bernama Paulo Henrique Ganso, dan merupakan sahabat karib Neymar Jr sejak remaja. Iklan di klip ini adalah kampanye agar mereka bertiga dipanggil masuk timnas Brasil menuju Piala Dunia di Afrika Selatan. Sayangnya, hanya Robinho yang terpilih dan dua pemain lainnya tak masuk daftar. Manajer timnas saat itu, Dunga, berkata tentang penolakan ini "jika ikut Piala Dunia merupakan kegiatan mencari pengalaman, saya akan membawa anak saya". Saat itu Neymar masih berusia 18 tahun dan Ganso 20 tahun.
Julukan pemain tersebut adalah Ganso yang artinya angsa, dan dia merupakan tipe gelandang tengah yang tinggi, elegan, dan mampu mendikte permainan. Kamu akan membayangkan Zinedine Zidane jika membaca deskripsi di atas, dan memang julukan Ganso di Brasil adalah "Zidane berkaki kiri". Pemain legendaris Brasil, Socrates, menyebutnya sebagai bakat terbesar yang diproduksi Brasil dalam satu dekade terakhir. Semua orang yakin bahwa Ganso memiliki talenta hebat yang jauh lebih besar daripada Neymar.
Neymar dan Ganso bermain bersama sebanyak 143 kali di klub Santos dan timnas Brasil, dengan statistik 78 kali menang, 31 kali imbang serta 34 kali kalah. Duet ini beberapa kali mengangkat tropi bersama, antara lain Libertadores serta Brazilian Cup. Mereka berdua menjadi dekat setelah masuk tim utama Santos, sebelumnya mereka belum pernah bermain bersama karena berada di angkatan berbeda dengan perbedaan umur hampir 3 tahun.
Mereka pertama kali bermain bersama di Copa Sao Paulo (turnamen terbesar untuk remaja) di tahun 2008, dan kemudian menjadi semakin akrab. Bahkan Ganso menjadi ayah angkat dari anak Neymar, Davi Lucca, dan Neymar menjadi pendamping pengantin saat Ganso menikah.
Mantan pelatih Santos, Muricy Ramalho, menangani mereka berdua di tahun 2011-2012, dan bercerita bahwa dia tidak menduga sebelumnya mereka akan menjadi akrab. Dia merasa Neymar akan cocok dengan Alan Patrick (gelandang Shakhtar Donetsk) atau Geovane Batista (belum mendapat klub setelah percobaan gagal di Arsenal).
"Saat itu, mereka tidak memiliki ponsel, tidak ada media sosial, saat itu masa yang berbeda. Saya masih ingat malam ketika Neymar mencetak gol pertamanya di Copa Sao Paulo [melawan Nacional dalam kemenangan 4-0]. Setelah permainan, mereka mengetuk pintu saya, dan Neymar bertanya kepada saya, 'Ayah saya mengatakan saya berada di sampul UOL [outlet media terbesar di Brasil]. Dapatkah saya meminjam laptop Anda?' Mereka duduk di lantai dan tetap di sana selama hampir dua jam."
Ketika Robinho kembali ke Santos dengan status pinjaman selama enam bulan pada tahun 2010, Manchester City mengamankan hak pembelian pada dua prospek panas ini. Tapi Ganso berulang kali bersikeras kepada dewan klub untuk meninggalkan dia keluar dari kesepakatan apa pun karena dia tidak tertarik untuk pindah ke Stadion Etihad. "Saya tidak ingin bermain untuk mereka. Saya lebih suka bermain untuk tim besar di Eropa, seperti AC Milan, Barcelona dan Real Madrid," katanya kepada Globoesporte.
"Neymar seperti sampanye, anggur bersoda, satu minuman yang Anda buka saat berpesta dan bersenang-senang," kata mantan ketua Santos Luis Alvaro de Oliveira Ribeiro dalam otobiografinya. "Ganso, di sisi lain, seperti anggur Bordeaux, memiliki kualitas yang fantastis, tetapi Anda minum lebih banyak dengan diam-diam. Keduanya sangat penting untuk makan malam yang baik."
Ribeiro juga berkata bahwa Ganso membutuhkan lebih banyak perhatian darinya daripada Neymar. Suatu hari, Ribeiro bahkan membawa koki sendiri yang lahir di negara bagian Para, seperti Ganso, untuk menyiapkan hidangan asli daerah tersebut untuknya yang bernama "pato no tucupi" (bebek dalam saus tucupi), di tempat latihan.
Ganso tampaknya ditakdirkan untuk menjadi pewaris mahkota playmaker Brasil, tetapi dia tidak pernah berhasil memenuhi janjinya. Sebelum Neymar pindah ke Barcelona pada tahun 2013, Ganso pindah ke klub seberang kota yaitu Sao Paulo di tahun 2012 dengan transfer senilai 10 juta. Di klub barunya, Ganso bergabung dengan "Galacticos nya Brasil" yang berisi pemain terkenal yaitu Kaka, Alexandre Pato dan Luis Fabiano.
Tapi cedera di dua lututnya menghambat perkembangan karirnya, dia telah melakukan masing-masing 1 operasi di kedua lutut. Muricy Ramalho yang juga pindah dari Santos ke Sao Paulo berkata "Pada momen terbaik dalam karirnya, ketika dipanggil untuk tim nasional, mengalahkan semua pemain lain, perkembangannya terganggu oleh cedera itu. Hal ini sangat mempengaruhinya, dan menjadi masalah terbesarnya yang menghantam hidupnya."
Ganso akhirnya pindah ke Eropa pada tahun 2016 ketika pelatih Argentina Jorge Sampaoli membujuk Sevilla untuk membayar 9,5 juta untuknya. Sampaoli berkata pada Ganso bahwa dia ingin menemukan kembali dirinya sebagai playmaker dengan gaya Andrea Pirlo. Tak lama kemudian, Sampaoli pergi dan menangani timnas Argentina, tapi penerusnya di Sevilla yaitu Eduardo Berizzo, Vincenzo Montella dan Joaquin Caparros, juga tak dapat memaksimalkan Ganso. Dalam 2 tahun, dia hanya bermain 28 kali dan menyumbang 7 gol.
Pada hari batas akhir bursa transfer, dia mencapai kesepakatan dengan Amiens, tim kecil dengan rata-rata kehadiran penonton sekitar 10.000 musim ini. Pada hari Sabtu, pemain berusia 29 tahun itu akan melakukan perjalanan 130 kilometer dengan klub barunya ke Paris untuk menghadapi mantan rekan setimnya Neymar yaitu Paris Saint-Germain di Parc des Princes. Ini akan jadi reuni emosional, meskipun Neymar hanya akan menonton dari tribun setelah diberikan istirahat oleh pelatih PSG Thomas Tuchel. Ini akan jadi pertemuan 2 sahabat karir, 2 talenta berbakat tapi mengalami 2 perjalanan karir berbeda.
Source
- https://bleacherreport.com/articles/2801344-ganso-and-neymar-two-great-friends-two-great-talents-two-different-careers