Namanya Imelda Marcos. Kehidupannya bisa dikatakan sangat mirip dengan kisah Cinderella. Gadis Filipina ini berasal dari keluarga biasa. Tapi pertemuannya dengan presiden Filipina kesepuluh, Ferdinand Marcos mengubah segala kehidupannya. Imelda adalah politisi pertama yang terpilih sebagai anggota dari badan perancang undang-undang Filipina dalam tiga lokasi geografis. Wanita yang mendapat julukan "kupu-kupu besi" ini bisa dikatakan sebagai salah satu contoh terbaik penyalahgunaan kekuasaan.
Miss Philippines.
Imelda lahir dari klan Romualdez, bangsa tersohor di Filipina. Beberapa anggota klan itu punya kedudukan penting di pemerintahan, seperti hakim mahkamah agung, wali kota, dan juru bicara parlemen. Imelda adalah anak Vincent Orestes Romualdez, pengacara yang sempat membuka praktik di Manila kala reputasi kota tersebut mencapai puncaknya pada 1930-an. Bisnis Orestes merosot beberapa tahun setelah Imelda lahir. Ini membuatnya harus meninggalkan Manila, pindah ke sebuah kota kecil, dan menitipkan Imelda kepada saudaranya yang lebih kaya supaya tetap bisa sekolah.
Imelda Trinidad Romualdez Marcos lahir pada 2 Juli 1929. Dia menyukai musik sejak masih kanak-kanak. Itulah sebabnya setelah lulus sekolah dia mencari uang dengan bernyanyi dan mengikuti kontes kecantikan. Imelda beruntung karena dia bisa mendapatkan gelar sebagai Miss Manila. Imelda menjadi sangat terkenal setelahnya, maka tak heran jika banyak sekali pria yang jatuh cinta padanya.
Tak terkecuali politisi Filipina bernama Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos, calon presiden kesepuluh Filipina yang langsung melamarnya hanya dalam waktu 11 hari sejak pertemuan pertama mereka.
Ferdinand pernah mengatakan "cintanya membawaku ke puncak kesuksesan" untuk menunjukkan betapa ia begitu mencintai Imelda. Pernikahan Imelda dan Ferdinans terlihat sangat bahagia apalagi dengan 3 anak hasil buah cinta mereka. Begitu banyak yang mengenal pasangan tersebut, tapi sayangnya mereka dikenal karena diktator.
Kupu-kupu besi.
Setelah pernikahannya, Imelda mulai mengurangi waktu untuk bernyanyi dan bekerja pada karier modelingnya. Dia memutuskan untuk mendedikasikan seluruh waktunya pada karier politik suaminya. Menghadiri pertemuan-pertemuan bersama dengan sang suami dan berkomunikasi dengan siapa saja yang dianggap bisa membantu kelancaran politik suaminya adalah kegiatan sehari-hari bagi Imelda. Dan tentu saja hal tersebut membuahkan hasil karena pada tahun 1965, Ferdinand menjadi presiden Filipina.
Ferdinand Marcos, Imelda Marcos dan ketiga anaknya.
Imelda bukan hanya ibu negara, ia memainkan peran besar demi negaranya. Berkat bakatnya dalam memikat orang, Imelda bersahabat dengan pesohor dunia seperti Ronald Reagan, Mao Zedong, Leonid Brezhnev, Kim Il-Sung, dan bahkan Saddam Hussain. Pesona dan bakat diplomatik Imelda menjadikan negaranya sebagai salah satu negara paling terkemuka saat itu. Dan berkat argumen dari seorang Imelda, Muammar Qaddafi setuju untuk membantu perjanjian damai antara Filipina dan separatis islam.
Imelda Marcos dan Indira Gandhi, 1971
Tapi sayangnya, pemerintahan Ferdinand Marcos diwarnai dengan pengaturan politik yang tidak baik, masalah kesehatan, serta pelanggaran hak asasi manusia oleh pihak militer dan korupsi yang merajalela. Apalagi sejak tahun 1972, Ferdinand yang berhasil menyingkirkan konstitusi negara membentuk rezim otoriter. Dan bersama-sama dengan istrinya, mereka memperoleh akses penuh terhadap anggaran pemerintah. Bahkan Imelda yang merasa di atas awan berubah menjadi shopaholic. Dia membeli semua barang yang diingankannya. Tak hanya itu saja, Imelda bahkan memilih merek yang paling mahal. Barang-barang mewah, pakaian yang dibeli dari para desainer terkenal, dan membeli lukisan paling mahal menjadi bagian dari gaya hidupnya.
Imelda bahkan membuat pernyataan yang mencengangkan ketika ada seorang wartawan yang ingin menceritakan masa mudanya. Carmen Pedrosa, penulis The Rise and Fall of Imelda Marcos mengatakan, "Dia tidak ingin orang-orang tahu tentang asalnya. Dia menceritakan kisah yang sama sekali berbeda..... Dia mengenakan gaun luar biasa ketika dia pergi ke tempat-tempat di mana orang bahkan tidak memiliki kamar mandi. Dia menjalani kehidupan yang fantastis di negara miskin."
Imelda selalu berpikir bahwa lewat gaya busananya ia telah membantu para pengusaha Filipina, terutama pengusaha sepatu. Selama 20 tahun menjadi ibu negara, setidaknya ia punya 1.060 pasang alas kaki yang sebagian besar diproduksi di Marikeno, kawasan industri sepatu Filipina. Selain sepatu, Imelda juga memiliki koleksi perhiasan mewah yang jika ditotal semuanya mencapai 21 juta dollar AS atau sekitar lebih dari 309 milliar rupiah.
Ia mengaku bahwa dirinya berperan sebagai duta promosi sepatu ke publik. Meski pada kenyataannya sebagian besar sepatu koleksi Imelda berasal dari produsen rumah mode asal Eropa dan AS. Dan tak ada catatan pula yang menyebutkan sepatu mana yang kerap ia pakai kala berkunjung ke luar negeri. Allen J. Scott, profesor geografi dan kebijakan publik di University of California, Los Angeles tak menyebut nama Imelda sebagai sosok penyelamat yang memberi bantuan pada pelaku industri. Namanya hanya disebut di kisah tentang pembukaan museum sepatu pada 2001. Museum itu memajang ratusan sepatu milik Imelda yang tertinggal di istana Malacanang kala ia dan suaminya terpaksa melarikan diri akibat situasi politik.
Imelda tidak suka mendengar kata "tidak", dan uang dari anggaran pemerintah harus selalu tersedia untuknya. Ia mendapat julukan 'kupu-kupu besi' karena kecintaannya pada kemewahan dan sifat otoriternya.
Akhir masa pemerintahan dan kembalinya ke politik.
Kehidupan mewah pasangan ini memang tampak mengesankan ketika tidak mengetahui fakta bahwa Filipina termasuk negara miskin saat itu. Masyarakat menyadari bahwa semua hal yang dilakukan presiden dan istrinya hanyalah sebuah keegoisan dan contoh buruk penyalahgunaan kekuasaan. Hingga pada tahun 1986, rezim Ferdinand Marcos digulingkan. Dia diusir dari negaranya dan dituduh korupsi hingga 90 milliar dollar AS. Imelda baru kembali ke negaranya pada tahun 1991 setelah suaminya meninggal.
Imelda pernah mencalonkan diri menjadi presiden tetapi gagal. Baru pada tahun 2010, dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pada usia 80 tahun.
Kisah hidup seorang Imelda adalah demonstrasi nyata cerita dongeng dengan akhir yang pahit. Imelda Marcos mengingatkan kita untuk menyadari bahwa dengan kekuatan besar datang tanggung jawab besar, baik untuk diri sendiri dan orang-orang yang memberi kita kekuatan.
Source
- https://brightside.me/wonder-people/a-story-of-a-poor-filipino-girl-who-got-absolute-power-in-her-country-but-nothing-good-came-of-it-764560/
- https://www.moneysmart.id/imelda-marcos-dan-gaya-hidup-mewahnya/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Imelda_Marcos
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ferdinand_Marcos
- https://tirto.id/imelda-marcos-ibu-negara-hedon-yang-gemar-menghamburkan-duit-df9S