Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember, Komunitas Sahabat Difabel mengadakan serangkain acara untuk memperingatinya. Salah satu acaranya yang diadakan adalah "Talkshow Menjawab Seputar Cereblar Palsy".
Talkshow yang diadakan pada tanggal 28 Oktober 2018 di Aula Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ini menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Lutri Huriyani, S. Sos, M.SI.psi, seorang Psikolog yang memberikan materi tentang 'Identifikasi Awal dan Pendampingan Psikososial Keluarga dan Penyandang Disabilitas Cereblar Palsy' dan Andrea B. Wuryati Priosoetanto, Emmet Technique Practitioners dengan materi 'Penerapan Teknik Emmett degan pendekatan orangtua dalam mengurangi fraktur dan Kekejangan bagi Penyandang Cereblar Palsy'.
Foto: Dokumen Pribadi
Cerebral palsy disebut juga kelumpuhan otak besar, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan, dan gangguan fungsi saraf lainnya. Cerebral palsy bukanlah suatu penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin memburuk).Cerebral palsy (CP) merupakan kelainan fungsi motorik (kebalikan dari fungsi mental) dan postural yang diperoleh pada usia dini, bahkan sebelum lahir.
Gejala Cerebral Palsy muncul sebelum anak berusia dua tahun. Pada kasus yang berat, bisa muncul ketika anak berusia beberapa bulan. Gejala berupa kekakuan tubuh, perubahan bentuk lengan dan tungkai. Gejala lain berupa kecerdasan di bawah normal, keterbelakangan mental, kejang, gangguan menghisap atau makan, pernafasan tidak teratur, gangguan bicara, gangguan penglihatan, gangguan persendian.
Dalam semua jenis cerebral palsy, bicaranya sulit dimengerti karena anak ini mengalami kesulitan dalam mengontrol ototnya, termasuk otot bicaranya.Soeharso (1982; 168) membagi jenis-jenis cerebral palsy atas 3 kelompok besar, yaitu:
1. Pengelompokkan berdasarkan pergerakan otot-otot, berdasarkan jumlah anggota tubuh yang mengalami gangguan dan berdasarkan berat ringannya kelumpuhannya/gangguannya
2. Berdasarkan jumlah anggota tubuh yang cacat
3. Berdasarkan berat ringannya ketidakmampuannya
Foto: Dokumen Pribadi
Cereblar Palsy merupakan kondisi berlanjut hingga dewasa sehingga perlu mempersiapkan ana sesuai potensinya. Perlu edukasi kepada keluarga, modifikasi lingkungan dan peran serta masyarakat agar penyandang Cereblar Palsy mempunyai hak yang sama sebagai warga Negara.