Sampai saat ini, bumi merupakan satu-satunya planet yang telah terbukti terdapat kehidupan di dalamnya. Bumi telah dihuni oleh manusia serta beragam hewan dan tumbuhan selama berjuta-juta tahun lamanya dan telah mengalami sangat banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut sebagian bersifat positif dan sebagian lainnya bersifat negatif.
Perubahan-perubahan tersebut tak terlepas dari kemajuan pemikiran dan peradaban manusia. Manusia selalu menginginkan kehidupan yang lebih mudah dan cepat. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha mengembangkan teknologi dan menciptakan penemuan baru yang mereka klaim dapat membuat kehidupan mereka lebih baik. Sayangnya, kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan tersebut tak sepenuhnya berdampak positif, terutama bagi Bumi tempat kita berpijak ini.
Saat ini, kita telah menikmati berbagai bentuk dari kemajuan teknologi di bidang komunikasi, pendidikan, transportasi hingga industri. Dan di saat yang bersamaan, baik kita sadari maupun tidak, sebenarnya kita juga tengah "menikmati" dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut. Suhu udara yang meningkat, banjir, dan polusi merupakan beberapa contoh dampak negatif tersebut.
Sebagai salah satu dari miliaran makhluk yang menghuni Bumi, maka kita pun memikul tanggung jawab serta kewajiban untuk memelihara dan melestarikan planet ini agar bisa kita wariskan kepada anak cucu di masa depan kelak. Salah satu caranya adalah dengan memulai gaya hidup yang lebih ramah lingkungan atau yang lebih dikenal dengan istilah eco lifestyle atau sustainable lifestyle.
Jika ingin memulaieco lifestyle, tak perlu susah-susah memikirkan langkah apa yang bisa kamu lakukan untuk bisa berkontribusi dalam menjaga kelestarian Bumi. Ada banyak sekali hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan untuk memulaieco lifestyle. Berikut beberapa contohnya.
1. Membawa tas belanja sendiri.
Langkah sederhana yang pertama yang bisa kamu lakukan adalah membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja, baik di swalayan maupun pasar tradisional untuk mengurangi penggunaan kantong kresek. Sebenarnya, dahulu kantong kresek diciptakan untuk menyelamatkan ekosistem sebab pembuatan kantong dari kain dan kertas dinilai banyak mengeksploitasi sumber daya alam seperti pohon. Namun, saat ini kantong kresek justru "disalahgunakan", di mana kita biasanya hanya memakainya sekali. Oleh karenanya, kantong kresek sering kali disebutsingle use plastic bag(kantong plastik sekali pakai). Padahal, kantong kresek terbuat dari material plastik yang sangat sulit terurai oleh tanah, membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun. Lebih parah lagi, orang-orang zaman sekarang sering kali membuang kresek ke sungai, selokan, hingga laut dan mengakibatkan pencemaran air yang akibatnya bisa membunuh ribuan spesies air setiap tahunnya.
Meskipun sekarang sudah banyak ditemukan kantong plastik yang lebih eco-friendlyseperti yang berbahan kulit udang dan singkong, menggunakan kantong kresek untuk sekali pakai bukanlah hal yang bijak. Maka dari itu, saatnya kita beralih menggunakan tas belanja berbahan kain yang bisa digunakan berkali-kali serta dapat dicuci. Tas belanja berbahan kain saat ini banyak dijual di pasaran dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu saja. Tersedia berbagai macam ukuran dan bentuk yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu. Satu tas belanja kain bisa kamu pakai selama bertahun-tahun. Dengan Rp5 ribu saja, kamu sudah bisa berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem.
2. Membawa botol minum sendiri.
Selain kebiasaan menggunakan kantong plastik sekali pakai, kita juga masih suka membeli minuman botol ketika berada di luar, kemudian membuang botolnya begitu saja setelah airnya habis. Kebiasaan ini sangat tidak ramah lingkungan, sebab botol plastik juga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai. Bisakah kita menghitung, berapa ratus ribu botol yang terbuang setiap harinya di seluruh dunia? Belum lagi jika kita membuangnya di tempat sembarangan yang mencemari dan mengurangi kebersihan serta keindahan ekosistem.
Untuk itu kita harus mulai membawa air minum dengan botol kita sendiri. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, kita pun bisa menghemat uang karena air isi ulang biasanya relatif lebih murah daripada air minum kemasan. Kamu bisa membeli botol minum dengan berbagai model dan ukuran sesuai kebutuhanmu. Untuk membawa minuman panas atau dingin, kamu bisa menggunakan termos/tumbler dengan bahan yang mampu menahan panas dan dingin dalam waktu lama.
3. Menggunakan sedotan dan alat makan yang reusable.
Selanjutnya, kita bisa memulaieco-friendly lifestyle dengan membawa sedotan dan peralatan makan (cutlery) sendiri untuk mengurangi pemakaian sedotan dancutleryberbahan plastik yang sekali pakai. Hal ini sering kita abaikan. Setiap hari kita memesan makanan minuman di cafe atau kantin dan memakai sedotan sekali pakai dan beberapa alat makan dari plastik seperti sendok dan garpu. Sama seperti benda berbahan plastik lainnya, sedotan dan alat makan tersebut juga tidak ramah lingkungan. Seharusnya peralatan tersebut bisa kita pakai berulang kali, namun kita enggan melakukannya dengan berbagai alasan seperti tingkat kehigienisan dan bahaya kandungan kimia dalam bahan pembuatan peralatan tersebut.
Kalau begitu, kamu harus beralih menggunakan sedotan dan alat makan yangreusable. Saat ini banyak dijual peralatan makan dan sedotan berbahan stainless maupun plastik yang aman dipakai berulang kali. Harganya pun cukup terjangkau. Untuk satu set peralatan makan dan sedotan bisa kita beli mulai dari harga Rp20-30 ribu saja.
3. Hindari membeli buah dan sayur kemasan.
Pembahasan mengenai plastik dalam kaitannya dengan pencemaran lingkungan memang tiada habisnya, sebab plastik memang salah satu "musuh terbesar" ekosistem. Kita memang tidak bisa terlepas dari plastik. Namun kita bisa meminimalkan penggunaannya untuk kelestarian ekosistem lingkungan. Langkah keempat ini juga sangat simpel. Ketika berbelanja di supermarket, kita sering kali memilih buah dan sayuran yang dibungkus dengan plastik dan styrofoam dan plastik wrap karena terlihat lebih rapi dan menarik. Kedua bahan pembungkus tersebut nyatanya tidak ramah lingkungan karena sulit terurai oleh tanah dan bakteri.
Mulai sekarang, cobalah membeli buah dan sayur tanpa bungkus untuk mengurangi penggunaan kedua bahan tersebut. Ada baiknya kamu berbalanja di pasar tradisional untuk mendapatkan buah dan sayur yang lebihfreshtanpa pembungkus styrofoam maupun plastik wrap. Selain itu, harga buah dan sayur di pasar tradisional relatif lebih murah daripada di pasar swalayan.
5. Hindari membuang makanan.
Hayongaku, siapa yang suka beli atau masak makanan banyak tapi ujung-ujungnya tidak habis dan dibuang? Jika biasa melakukannya, maka kamu harus menghentikan kebiasaan tersebut. Tahukah kamu, ternyata makanan sisa memiliki dampak negatif bagi lingkungan serta berkontribusi terhadap masalah serius seperti perubahan iklim dan pemanasan global?
Setiap harinya orang-orang di seluruh dunia menghasilkan makanan sisa dengan berat berton-ton. Padahal, setiap 1 ton sampah makanan sisa menghasilkan sekitar 50 kilogram gas metan. Gas metan ini efeknya lebih besar daripada CO2yang salah satunya mengakibatkan naiknya suhu rata-rata Bumi. Hal ini juga memprihatinkan bahwa masih ada jutaan orang terutama di negara-negara miskin yang kesulitan mencari makan dan kelaparan.
Maka dari itu, kamu harus lebih bijak dalam membeli atau memasak makanan. Sesuaikan porsi makanan dengan kebutuhanmu serta jumlah orang yang ada di rumahmu. Usahakan tidak langsung membuang makanan sisa. Kamu bisa menghangatkannya di microwave agar tidak basi dan keesokan harinya bisa kamu konsumsi untuk sarapan. Jika masih tersisa banyak, alangkah baiknya jika kamu menyedekahkannya kepada orang-orang yang membutuhkan seperti pengemis, anak jalanan, dll.
6. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.
Gaya hidup yangeco-friendlybisa dimulai dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Penggunaan kendaraan motor pribadi akan meningkatkan pencemaran udara dan berbagai masalah lainnya seperti kemacetan yang parah. Kamu bisa mulai menggunakan transportasi umum seperti bus kota dan kereta.
Di Indonesia sendiri, beberapa kota sudah menyediakan transportasi umum yang kekinian, seperti MRT dan LRT di Jakarta yang bisa kamu coba dengan tarif yang terjangkau. Sementara itu, di Surabaya terdapat Bus Surabaya yang bisa kamu nikmati secara cuma-cuma, cukup membawa 5 botol plastik tanggung, 3 botol plastik 1,5 L atau 10 gelas air mineral. Hal ini selain mengurangi kemacetan dan polusi udara, tentunya juga membantu mengurangi sampah plastik. Selain transportasi umum, kamu pun bisa menggunakan sepeda untuk bepergian jarak dekat. Bersepeda merupakan olahraga yang menyenangkan serta memiliki manfaat untuk tubuh.
7. Beralih ke lampu LED.
Yang ketujuh, langkah ini pun sangat sederhana namun membawa dapak besar terhadap lingkungan. Sudahkah kamu mengganti lampu rumahmu dengan lampu LED? Jika belum, maka setelah ini kamu harus segera menggantinya. Sebab, lampu LED ini memiliki kelebihan dibandingkan lampu biasa.
Selain cahayanya lebih terang, lampu LED pun lebih hemat dan efisien dalam konsumsi energinya.Lampu LED ini bisa menghemat listrik hingga 80% serta memiliki ketahanan hingga 20 tahun lebih. Menggunakan lampu LED akan mengurangi emisi CO2sehingga lebih ramah lingkungan. Saat ini lampu LED banyak dijual di toko-toko elektronik dan sangat diminati oleh masyarakat karena kehematannya.
Source
- https://www.mongabay.co.id/2018/07/05/sisa-makanan-ternyata-memicu-perubahan-iklim-kok-bisa/
- https://economy.okezone.com/read/2016/03/23/470/1343940/lampu-led-ramah-lingkungan-dan-hemat-energi