Bagaimanaterakhir kamu menangis? Dan apa yang kamu rasakan setelah selesai menangis? Mungkin banyak dari kita yang merasa sedikit lebih lega setelah selesai menangis, namun tak jarang ada sebagianorang yang merasa malu setelah selesai menangis.
Menangis telah lama diidentikkan sebagai simbol kelemahan, itulah mengapa sebagianorang tidak dapat mengungkapkan keinginan ataupun pengalaman menangis secara terbuka. Di lain sisi menangis tak selalu tentang kelemahan, beberapa penelitian menunjukkan menangis memiliki dampak positif bagi kesehatan baik fisik maupun mental. Yuk, simak fakta tentang menangis dan kesehatan berikut ini.
Terdapattiga jenis air mata.
Mengutip artikel berjudul Why Do We Cry? The Science of Tears, menangis secara ilmiah didefinisikan sebagai meneteskan air mata sebagai respon terhadap keadaan emosional.
Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimal yang berada di antara bola mata dan kelopak mata bagian atas. Saat kita berkedip, air mata menyebar ke seluruh permukaan mata. Kemudian air mata mengalir ke puncta, lubang kecil di sudut kelopak mata atas dan bawah kita. Air mata kemudian mengalir melalui saluran kecil di kelopak mata dan mengalir ke hidung. Di sana, air mata akan menguap atau diserap kembali.
Menurut American Academy of Ophthalmology, terdapat tiga tipe air mata. Pertama air mata basal yang berfungsi menjaga kornea mata dari kekeringan. Kedua, air mata refleks yang muncul membersihkan iritasi pada mata dari asap, debu atau bahkan saat mengupas bawang merah, oleh karena fungsinya tersebut air mata refleks juga mengandung antibodi untuk membantu melawan bakteri yang membuat mata iritasi. Dan yang terakhir, air mata emosional, air mata ini keluar saat kita merasakan berbagai spektrum emosi, mulai dari emosi bahagia, sedih, takut, hingga stress.
Menangis distigmatitasi sebagai tanda kelemahan.
Manusia menjadi satu-satunya spesies di bumi yang menangis. Lebih lanjut, Professor Jennie Hudson, direktur Centre for Emotional Health di Macquarie University mengatakan, penelitian menunjukkan perempuan lebih mungkin menangis daripada laki-laki, di mana perempuan menangis rata-rata dua hingga lima kali sebulan sedangkan laki-laki rata-rata menangis setiap dua bulan.
Sayangnya, menangis masih distigmatitasi oleh masyarakat sebagai tanda kelemahan, terutama bagi laki-laki. Namun sejujurnya, menangis bukanlah penanda kelemahan. Menagis adalah respon alami setiap manusia terhadap berbagai macam emosi, termasuk kebahagian dan kesedihan. Kita tidak perlu merasa malu saat menagis, mengekspresikan emosi melalui menagis dapat sangat menenangkan daripada berpura-pura baik-baik saja padahal sebenarnya tidak. Selain membuat merasa lebih ringan, menangis juga dapat menjadi pertanda kekuatan karena dibutuhkan keberanian diri untuk mengekspresikan emosi bahkan saat kita lemah, bukan?
Meskipun begitu, Stephen Sideroff, Ph.D, seorang psikolog klinis di UCLA dan direktur Raoul Wallenberg Institute of Ethics menyarankan kita untuk tidak menangis dalam pertemuan bisnis atau di tempat kerja, sebaiknya kita dapat menangis di tempat yang lebih privat atau saat bersama keluarga maupun sahabat terdekat. Karena menurutnya menangis di tempat yang salah, di waktu yang salah, ataupun di sekitar orang yang bereaksi negatif terhadap tangisan kita sebaliknya malah akan membuat kita merasa lebih buruk.
Menangisbagi kesehatan fisik.
Berbagai penelitian menunjukkan air mata emosional melepaskan hormon stress yang lebih tinggi daripada jenis air mata lainnya. Stres akan meningkatkan ketegangan dan mengencangkan otot, dengan menangis kita melepaskan sebagian dari stres yang ada.
Pada saat yang sama ketika hormon stres dikeluarkan dari tubuh, hormon oksitosin dan hormon endorfin juga dikeluarkan tubuh. Hormon oksitosin, juga dikenal dengan hormon cinta, membantu kita merasa terhubung dengan orang lain. Sedangkan hormon endorfin yang berperan sebagai pereda nyeri alami tubuh dan juga memperbaiki suasana hati.
Dalam sebuah penelitian berjudul Is crying a self-soothing behavior?juga dijelaskan bahwa menangis akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yaitu sistem saraf yang membantu tubuh beristirahat. Semua proses fisiologis tadi menjadi alasan mengapa setelah menangis kita akan merasa lebih lega.
Menangis membuat kita menjadi manusia.
Menangis menjadi salah satu perilaku pertama yang kita pelajari sebagai bayi untuk meminta perhatian, rasa nyaman, ataupun kebutuhan lain. Sejalan dengan menjadi dewasa kita belajar betapa menyenangkannya memperoleh perhatian atau saat kita merasa terhubung dengan orang lain.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Eric Vanman seorang Associate Professor di University of Queensland yang mengatakan bahwa tujuan utama menangis tampaknya adalah sebagai cara untuk memberikan isyarat kepada orang lain bahwa kita membutuhkan bantuan. Bahkan memposting sesuatu di media sosial tentang menangispun menjadi cara berbagi dengan orang lain bahwa kita telah melalui sesuatu yang tidak mudah sehingga memungkinkan orang lain untuk menawarkan dukungan.
Dengan mengizinkan diri untuk menangis kita juga menjadi belajar tidak mematikan emosi yang mungkin selama ini kita anggap negatif. Karena ketika kita menghindar atau menyangkal saat akan menangis, kita secara tidak sengaja mematikan kemampuan diri untuk mengakses spektrum emosi kita sepenuhnya. Saat kita menangis, tandanya kita bersedia menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang kadangkala merasakan sedih, takut, lelah, bahagia dan berbagai emosi lain.
Profesor Jennie Hudson, direktur Centre for Emotional Health di Macquarie University, juga menambahkan meskipun menangis mungkin bukan hal yang membuat kita merasa lebih baik seketika, namun mencoba menghentikan tangisan terbukti malah membuat kita merasa lebih buruk dan meningkatkan mood negatif loh. Tak apa kok menangis, luapkan saja. Itu membuat kita menjadi manusia.
Bagaimana menangis yang sehat?
Setelah menyadari pentingnya menangis bagi kesehatan fisik dan mental, kita perlu mengetahui bagaimana menangis yang sehat untuk memperoleh manfaat yang maksimal. Berikut ada beberapa tips menangis yang sehat dikutip dari buddingoptimist.com.
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman. Cari tempat di mana kita merasa aman untuk menangis bisa sendiri ataupun bersama orang terdekat yang kita percayai. Jika memungkinkan gunakan pakaian yang longgar.
2. Akui dan terima emosi yang datang. Kita sangat berhak menangis tanpa beban rasa bersalah, malu atau mengasihani diri sendiri.
3. Memancing air mata. Pernahkah merasa suasana hati yaang berantakan dan sangat ingin meluapkannya dengan menangis, namun air mata tidak bisa keluar? Jika pernah, mungkin kita perlu mencoba memancing air mata dengan menonton film atau video sentimental, mendengarkan lagu sedih atau mengingat kenangan emosional hidup.
4. Menangis dengan keras. Izinkan semuanya mengalir. Jangan berusaha menahan, menutupi mulut, menahan napas atau merengek pelan. Semoga setelahnya menajdi lebih lega.
5. Biarkan tangisan mengalir dengan sendirinya. Menangis biasanya berlangsung sekitar 5-6 menit, tapi itu hanya rata-rata. Jika kita menangis lebih lama dari itu, tidak apa-apa. Kita tidak perlu menahan diri. Tetapi jika air mata mengering hanya dalam beberapa menit, jangan terus berusaha untuk menangis. Hal ini malah akan membuat kita merasa lelah.
6. Tarik napas dalam-dalam. Tarik napas selama 4 detik melalui hidung, tahan napas selama 4 detik, buang napas selama 4 detik melalui hidung, berikan jeda selama 4 detik setelah membuang napas, ulangi langkah-langkah tersebut minimal 4 kali.
7. Tetap terhidrasi. Minum air merupakan cara yang tepat untuk menenangkan otot setelah menangis.
8. Maksimalkan relaksasi dengan peregangan yang baik. Menangis menjadi salah satu cara terbaik untuk merilekskan tubuh dan pikiran. Kita dapat memaksimalkan efek relaksasi tersebut dengan melakukan beberapa latihan peregangan setelah menangis.
All of our emotions have values, so do our cry. So keep go on and wear your tears with pride.
Source
- https://www.webmd.com/balance/features/is-crying-good-for-you
- https://www.thehealthy.com/mental-health/benefits-of-crying/
- https://www.mind.org.uk/news-campaigns/news/mind-says-its-ok-to-cry/
- https://www.independent.co.uk/life-style/why-do-we-cry-the-science-of-tears-9741287.html
- https://www.byrdie.com/crying-health-benefits-4770788
- https://buddingoptimist.com/how-to-have-a-good-cry/