Bandung, Ibu Kota Jawa Barat ini memang tak pernah kehabisan stok destinasi-destinasi wisata yang ciamik. Ada saja beragam potensi wisata di sana yang dapat digali para traveller. Mulai dari pemandangan alam hingga pemandangan kotanya, semuanya serba instagramable dan memiliki daya tarik wisata yang cukup tinggi. Tidak heran jika Bandung masuk ke dalam salah satu kota yang paling ramai dikunjungi wisatawan terlebih pada bagian wisata alamnya.
Salah satunya pesona air terjun di Bandung yang rata-rata menjulang tinggi mengingat letak geografisnya yang dikelilingi gunung dan perbukitan. Contohnya seperti Curug Malela atau Curug Penganten, dua curug yang namanya sudah tidak asing di telinga para traveller. Berbeda dengan Curug Halimun yang nampaknya belum begitu familiar.
Foto: Instagram @sigotik91
Atau kamu pernah mendengar bahkan sudah mampir ke Curug Halimun sebelumnya?
Curug Halimun merupakan curug yang terletak di dalam kawasan PLTA Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Dinamai Curug Halimun karena berdasarkan informasi dari penduduk setempat curug ini kerap disambangi halimun tebal (yang dalam bahasa Indonesia artinya kabut) di kala hujan atau pagi hari. Curug Halimun juga mempunyai nama lain, yaitu Wisata Saung Kondang. Jika ingin pergi ke curug ini dengan panduan Google Maps bisa mencantumkan lokasi tujuan dengan nama Curug Halimun ataupun Saung Kondang.
Foto: Instagram @iyan_heryana
Curug Halimun ini bisa dibilang belum begitu ramai dikunjungi wisatawan. Lokasinya yang berada di pelosok hutan dengan medan yang cukup menantang nampaknya menjadi faktor yang menyebabkan curug ini hanya disambangi segelintir orang.
Ya, datang melancong ke curug ini pertama-tama kamu akan disuguhkan dengan jalur yang sangat mirip dengan jalur pendakian gunung. Perjalanan menuju curug akan dilalui dengan jalur setapak yang terus menurun hingga masuk ke hutan mengingat letak geografisnya yang lebih rendah dari pos masuk wisata Saung Kondang atau parkiran motor. Sedangkan perjalanan dari curug menuju pos masuk akan dilalui dengan jalur yang terus menanjak. Normalnya memakan waktu 30-40 menit untuk perjalanan naik dan turunnya. Sensasinya benar-benar seperti sedang naik gunung, cukup membuat dengkul lemas.
Spot foto yang terletak di dekat parkiran / Foto: Instagram @taty_sukarsa
Jika bicara soal karakteristiknya, Curug Halimun termasuk curug yang pendek dan tidak terlihat megah seperti Curug Malela ataupun Curug Penganten. Namun bukan berarti curug ini tak punya daya tarik di bagian lainnya.
Curug Halimun / Foto: Instagram @ipit_handayaniii
Meski curugnya tidak megah, Curug Halimun memiliki tempat muara air berupa kolam alami yang cukup besar dengan airnya yang berwarna hijau toska. Tak hanya itu, curug ini juga dikelilingi tebing-tebing bebatuan yang menjulang tinggi dengan tanaman yang tumbuh lebat di tebingnya. Inilah salah satu spot foto terbaik di Curug Halimun yang akan membuat wisatawan berdecak kagum akan kemegahan tebing dan kolam hijau toskanya, serta suasana rimba ala pedalaman hutannya. Kolamnya pun terbilang dalam, sehingga cocok untuk aktivitas lompat tebing/cliff jumping. Sekilas akan terasa seperti bukan di Bandung mengingat curug ini karakteristiknya berbeda dari curug lainnya.
Foto: Instagram @Ipit_handayaniii
Namun perlu berhati-hati sekali jika datang ke Curug Halimun pada musim hujan karena jalur yang dilalui akan sangat licin. Ini karena jalurnya didominasi oleh tanah merah dan bebatuan. Tak hanya itu, airnya pun akan berubah keruh. Jika ingin merasakan air hijau toskanya lebih baik datang pada saat musim panas. Tidak perlu takut surut karena tipikal kolam Curug Halimun debit airnya selalu melimpah.
Foto: Instagram @taty_sukarsa
Tiket masuknya pun tidak mahal, satu orang dikenakan Rp 10 ribu dengan biaya parkir motor Rp 5 ribu. Jika ingin pakai jasa pemandu untuk dua sampai lima orang dikenakan biaya Rp 30 ribu. Sedangkan untuk pelampung dikenakan biaya Rp 15 ribu per orang. Murah, bukan, untuk sebuah suguhan alam yang menakjubkan. Ya, meski pengorbanan untuk menuju curugnya lebih pada tenaga yang akan terkuras banyak, bukan pada biayanya. Makanya sangat disarankan untuk membawa camilan atau minuman sendiri selama perjalanan.
Foto: Instagram @Ipit_handayaniii
Soal lokasi, sebenarnya curug ini bisa dibilang cukup dekat dari Jakarta atau Bekasi mengingat lokasinya yang masih dekat dari perbatasan Cianjur. Bisa ditempuh dalam waktu 4-5 jam saja!
Cocok sekali untuk dijadikan destinasi wisata pada akhir pekan seraya melatih fisik. Gimana? Tertarik mampir?