Mendiang Steve Jobs dari Apple adalah seorang legenda. Terlepas dari kontroversi yang mengelilingi dirinya sejak muda hingga ajal menjemput, seorang Steve Jobs sudah diakui oleh kawan, lawan, maupun fans (yang hanya mengenal dirinya lewat pemberitaan) sebagai sosok visioner, ngotot, berdedikasi, serta memiliki passion tinggi akan hal-hal yang dia sukai dan kerjakan selama hidup.
Perusahaan kecil Apple Computer yang lahir 1977 kini berubah menjadi raksasa IT sedunia dengan valuasi total aset melebihi angka US $365,7 miliar (silakan hitung sendiri dalam satuan Rupiah; kamu akan terpesona) dengan jumlah karyawan tidak kurang dari 132,000 personel adalah berkat dirinya. Boleh dikatakan kalau semua angka-angka itu tercapai karena tangan dingin Steve Jobs semasa hidup. Walau sempat naik turun di awal-awal, namun sejak Jobs kembali menguasai perusahaan yang dia dirikan tersebut (pasca terdepak dari jajaran direksi tahun 1985) hingga kematiannya di tahun 2011, perusahaan Apple merupakan satu dari sedikit perusahaan teknologi yang memiliki loyalis sangat banyak di kalangan konsumen berkat produk-produk mereka.
Produk-produk Apple sempat mendapatkan citra sebagai inovator di kelasnya saat masih berada di bawah kendali Steve Jobs walau saat ini mereka tergolong bermain aman sehingga sering kali disalip oleh kompetitor (seperti Samsung) dalam hal inovasi di segmen yang tadinya merupakan andalan Apple (seperti smartphone).
Steve Jobs (Sumber gambar: Softpedia News)
Sepanjang hidup Steve Jobs selalu memiliki pengharapan yang sangat tinggi. Dia selalu menantang diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya untuk bekerja lebih. Lebih cerdas, lebih keras, lebih lama agar dia (dan mereka) mampu mencapai semua hal yang mereka impikan sebelumnya.
Dan untuk mendukung tantangan tersebut, Jobs meyakini satu hal yang menurut dia memisahkan antara kesuksesan dengan sebaliknya. Yaitu percaya pada sesuatu. Suatu hal fundamental/mendasar yang akan berguna untuk memotivasi serta menginspirasi seseorang.
Kamu enggak bisa menghubungkan titik titik dalam hidup dengan melihat ke depan. Kamu hanya bisa melakukannya dengan melihat ke belakang agar bentuk akhir titik titik tadi terwujud. Sehingga kamu harus percaya kalau titik titik dalam hidup kamu akan terkoneksi menuju masa depan. Kamu harus percaya pada sesuatu dalam hidup. Terserah mau percaya pada apa atau siapa: keyakinan diri sendiri, nasib, karma, takdir, apa saja terserah. Pendekatan berpikir seperti ini tidak pernah mengecewakan dan selalu menghadirkan berbagai hal dalam hidup saya, papar Steve Jobs.
(Sumber gambar: Industry Week)
Kebanyakan dari kita berpikir perlu merancang sesuatu perencanaan dengan detail di mana semua langkah dipetakan, tujuan target ditetapkan, sehingga kesuksesan sudah dapat diperkirakan berdasarkan langkah-langkah itu.
Tapi rancangan rencana sering jadi tinggal rancangan rencana saja; karena kita juga jadi ragu sendiri akan rencana yang dibuat oleh diri sendiri. Kita ingin melihat akhir dari rencana tadi namun langkah-langkah ke arah sana tidak pernah dimulai. Karena sejak awal kita tidak punya keyakinan; hanya sebuah keinginan.
Orang akan mencapai sesuatu saat mulai percaya kalau dia akan mencapainya dan mulai bergerak untuk meraihnya. Dalam perjalanan bergerak tadi akan menemui berbagai hal. Keberhasilan, kegagalan, yang semuanya akan menghasilkan sebuah pembelajaran. Mengapa bisa berhasil? Kenapa jadi gagal?
Quote pembelajaran dari Steve Jobs (Sumber gambar: Dan Silvestre)
Jika berhasil maka akan diketahui penyebabnya dan kita berusaha mempertahankan atau membesarkan keberhasilan itu. Saat gagal? Penyebab kegagalan akan bisa dilihat jika mau berpikir jernih dan tidak emosional. Kegagalan bisa menyebabkan kita bertindak di luar logika. Salah satunya termasuk tidak lagi percaya kalau kita masih bisa berhasil setelah melewati tahap gagal tersebut.
Kita tidak mungkin bisa menjamin kalau langkah kita akan selalu berujung kesuksesan. Tapi tentu saja jika kita tidak menantang diri sendiri untuk mencoba meraih kesuksesan, kita bisa menjamin kalau kita pasti tidak akan sukses. Seperti lirik lagu rapper Amerika, DMX, yang mengatakan Dont start nothing, it will be nothing. You gonna start something, it will gonna be something. Tidak melakukan sesuatu akan tidak menghasilkan sesuatu. Melakukan sesuatu akan menghasilkan sesuatu. Apa pun itu.
Seperti Steve Jobs katakan: percayalah pada sesuatu. Bahkan jika saat percaya pada sesuatu itu tidak, atau belum, mewujudkan hasil yang diinginkan. Hidup adalah perjalanan. Segala hal bisa terjadi. Satu-satunya hal yang pasti dari hidup? Tujuan akhir alias kematian. Orang sukses atau tidak, semuanya punya tujuan hidup yang sama. Yaitu peristirahatan terakhir. Bagian ini sih semua orang memang harus percaya ya. Namun percaya bisa meraih impian selagi masih hidup adalah penting untuk semua orang. Jadi percayalah dan mulai bergerak meraihnya.
Nikmati hidup kamu. Percaya kalau kamu bisa meraih apa yang kamu inginkan. Dan mulai bergerak mencapai keinginan itu. Apa pun hasil dan yang terjadi, hidup masih panjang untuk merasa "saya sudah selesai".