Bulan Suci Ramadan telah berlangsung hampir sepekan. Jika dihitung secara matematis, berpuasa di Bulan Ramadan berlangsung selama satu bulan penuh. Itu artinya, masih sekitar tiga pekan lagi kita diwajibkan untuk menahan lapar, haus dan hawa nafsu, yang merupakan hakikat dari ibadah puasa.
Tentunya, tubuh kita perlu melakukan penyesuaian terhadap situasi seperti ini, karena perjalanan Bulan Ramadan masih panjang. Pembatasan-pembatasan waktu makan dan minum, masih harus kita lakukan, agar ibadah puasa yang kita lakukan selama Bulan Ramadan tetap sah.
Untuk melakukan penyesuaian dengan pola yang demikian, pengaturan pola makan yang tepat dan peningkatan daya tahan tubuh harus tetap dijaga. Karena, sedikit saja kesalahan yang kita lakukan, akan berpotensi mengganggu puasa kita, bahkan berimbas pada terganggunya aktivitas dan kesehatan tubuh.
Berbicara masalah menahan lapar dan haus selama berpuasa, ada hal unik yang hampir sebagian besar orang alami saat puasa, yaitu rasa lapar dan haus pada pukul 10 dan 11 siang. Padahal, jika di hari-hari biasanya, kita justru merasa lapar pada pulul 12.00 siang. Lebih uniknya lagi adalah, justru pada pukul 12.00 dan 13.00, rasa lapar dan haus justru hilang dan tubuh kembali segar.
Dilansir dari liputan6.com (22/5), beberapa dokter ahli gizi mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya perubahan mode pembakaran. Jika di hari-hari biasa, tubuh kita mendapat asupan energi dari pembakaran glukosa makanan dan minuman yang didapat dari sarapan, tidak demikian pada saat puasa.
Ketika berpuasa yang terjadi adalah mode pembakaran lemak, karena kita menyantap makanan pokok atau utama pada saat sahur. Hanya saja, harus diakui bahwa kesegaran tubuh tersebut tidak berlangsung lama, karena seiring perjalanan waktu, cairan tubuh kita terkuras. Perubahan metabolisme ini, tentunya sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh.
Bagaimana cara mengatasinya?
Untuk mengatasi perubahan tersebut dan menjadikan tubuh kita tetap prima meskipun berpuasa, maka yang paling utama adalah menjaga pola makan saat sahur dan berbuka puasa. Nutrisi yang terkandung di dalam makanan dan minuman harus seimbang. Meskipun makanan dan minuman manis bisa cepat memulihkan energi, namun tidak boleh berlebihan, karena akan berdampak kurang baik bagi tubuh.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah memperbanyak konsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin, utamanya vitamin C. Hal ini perlu dilakukan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh kita selama berpuasa.
Demikian, semoga bermanfaat. Selamat menjalankan ibadah puasa!
Source
- liputan6.com
- harianriau.co