Mendaki gunung selain olah raga dan menyalurkan hobby, juga menjadi tren di kalangan remaja saat ini. Hampir setiap hari gunung-gunung di Indonesia penuh sesak dengan para pendaki, terutama di hari libur. Memang pesona gunung menjadi daya tarik sendiri guna melepas penat. Namun jika dilihat, ternyata banyak pendaki yang kurang memperhatian SOP sehingga rawan terjadi kecelakaan saat mendaki.
Tren mendaki gunung di kalangan remaja membuat para pendaki pemula yang penting muncak saja hanya dengan menggunakan pakaian biasa terutama bercelana jeans hingga tidak membawa P3K yang lengkap. Tentu saja hal tersebut sangat membahayakan dirinya sendiri karena ingin mendapatkan foto dan dipamerkan ke media sosialnya.
Di gunung bukan hanya melangkah ke puncak dan mendirikan tenda saja, melainkan para pendaki harus memahami betul etika yang harus dilakukan dan dilarang di gunung. Bukan soal menjaga alam, melainkan memahami etika dapat menyelamatkanmu dari bahaya di gunung lho.
Nah, berikut ini 5 etika saat di gunung yang harus kamu pahami dan kamu lakukan yang telah penulis rangkum dari eigeradventure.com dan ruangpendaki.com serta pengalaman pribadi penulis.
1. Bawa pulang sampahmu.
Mendaki gunung terutama gunung yang cukup tinggi tentu saja tidak hanya dilakukan sehari saja, melainkan bisa beberapa hari sehingga seminggu. Karena waktu yang dibutuhkan cukup lama, maka logistik harus memadai dan mencukupi. Rata-rata para pendaki membawa bekal makanan yang terbungkus plastik atau instan, misalnya mie instan, roti dan sebagainya yang menjadi penyumbang sampah terbesar di gunung.
Terlebih mendaki dalam romobongan, maka kuantitas sampah yang dihasilkan akan jauh lebih besar. Oleh karena itu bagi kalian yang mengaku pendaki, bawa turun sampahmu dan alangkah lebih baik juga membersihkan gunung juga menjaga alam agar tetap lestari.
2. Jangan lakukan vandalisme di mana pun.
Vandalisme biasanya dilakukan di batu hingga pohon-pohon. Menulis nama mereka di batu atau pohon bertujuan sebagai bukti bahwa mereka sudah pernah sampai di sini. Bahkan tak jarang mereka menulis nama pasangan mereka agar cinta mereka kekal abadi.
Tapi tahukan hamu, vandalisme di gunung sudah mencapai tahap kritis di mana hampir dilakukan oleh para pendaki setiap hari. Selain merusak lingkungan, vandalisme juga membuat kesan indah dan apik gunung jadi berkurang.
3. Hindari menghidupkan api di titik rawan kebakaran.
Cara ampuh mengusir hawa dingin saat di gunung adalah menyalakan api unggun selain untuk memasak. Di musim kering seperti saat ini, memang mudah menemukan ranting kering untuk menyalakan api, namun saat menyalakan api usahakan sejauh mungkin dari pepohonan dan rumput-rumputan kering karena rawan akan kebakaran.
Selain itu, puntung rokok juga menjadi salah satu penyebab kebakaran di gunung. Bara dari puntung rokok yang masih menyala dan dibuang sembarangan akan berakibat kebakaran di gunung bila sampai mengenai rumput atau ranting kering.
4. Mengambil dan merusak tanaman di gunung.
Sebelum manusia berbondong-bondong ke gunung, gunung merupakan habitat beragam flora dan fauna. Namun, setelah banyak pendakian masal jumlah flora dan fauna di gunung mengalami penurunan. Misalnya adalah bunga Edelweis. Bunga Edelweis yang sering dijuluki bunga abadi ini memang menjadi sasaran para pendaki untuk dibawa pulang.
Bahkan tak jarang tujuan utama pendakian hanya untuk memetik bunga abadi ini dan dipamerkan di media sosial hingga diperjualbelikan. Ingat, jangan kamu ambil bunga ini dan kamu tunjukkan pada seseorang, tapi ajaklah seseorang itu ke habitat asli Edelweis agar menikmati keindahan abadi dari bunga ini.
5. Ikuti adat setempat.
Hampir di setiap gunung mempunyai hukum adat yang tidak boleh dilanggar oleh para pendaki. Namun secara umum, dilarang membuang sampah sembarangan, berbuat asusila, hingga membawa turun segala sesuatu dari gunung kecuali sampah, menjadi larangan di setiap gunung.
Alangkah lebih baiknya sebelum kamu mendaki gunung, pelajari dahulu adat istiadat dan larangan secara magis di gunung tersebut. Pasalnya, tak jarang ada pendaki yang melanggar hukum adat hingga berakibat celaka pada dirinya sendiri. Apalagi sampai mengganggu makhluk halus penunggu gunung. Hih serem pokoknya.
Source
- https://eigeradventure.com/etika-dalam-mendaki-gunung/
- https://www.ruangpendaki.com/2016/08/11-etika-mendaki-gunung-yang-harus.html