Sejak dunia memasuki era internet, terjadi berbagai perubahan-perubahan fundamental untuk manusia beraktivitas serta berkomunikasi. Siapa dari kamu yang sempat merasakan masa-masa keemasan sahabat pena? Ingat saat kamu menjalin persahabatan dengan teman di kota lain (atau bahkan negara lain) melalui surat yang ditulis tangan di atas kertas? Butuh waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan untuk kamu dan sahabat penamu dapat ngobrol dengan seru lewat lembaran kertas surat itu. Masa-masa penuh kenangan, kan?
Berkat internet, hal itu kini jadi kisah di masa lalu. Sekarang kamu bisa punya sahabat dari berbagai tempat di dunia dan ngobrol dengannya secara 'real time'. Alias saat itu juga. Tidak perlu lagi menunggu Pak Pos datang mengantar surat dari California, Amerika Serikat yang dikirim sebulan lalu oleh Elizabeth. Karena Elizabeth selalu standby dengan smartphone dan aplikasi chat yang kamu juga gunakan. Jarak dan waktu tidak lagi berarti setelah internet masuk ke dalam kehidupan manusia di Bumi.
(Sumber gambar: Sunday Observer)
Tidak hanya dalam komunikasi. Segmen hiburan juga mengalami revolusi besar karena internet. Jika dulu seorang komikus pemula harus bersusah payah menembus penerbitan komik di ibu kota dengan mengirimkan portfolio/contoh karya mereka lewat pos, kini mereka cukup mengirimkan versi digitalnya saja. Tidak lolos seleksi? Atau malas mencoba peruntungan di penerbit besar? Terbitkan saja sendiri secara digital! Ada banyak website internet yang bisa digunakan untuk memajang karya digital kamu. Dan semua itu difasilitasi oleh koneksi internet.
Sebuah Webcomic (Sumber gambar: https://koomik.id/list-chapter/557)
Banyak hal di dunia berubah karena internet. Tapi mungkin perubahan yang satu ini berdampak besar dan dulu mungkin tidak pernah terpikirkan akan terjadi. Yaitu pekerjaan atau profesi online streamer.
Jika dulu kamu harus benar-benar bagus atau punya koneksi hebat untuk bisa masuk siaran televisi dan di tonton jutaan pasang mata, maka sekarang itu tidak lagi jadi keharusan. Bermodal koneksi internet, kamu dapat menjadi artis seperti di televisi. Dan kondisi inilah yang melahirkan profesi seperti "online streamer".
Seorang Streamer (Sumber gambar: The Audio-Technica Blog)
Ditarik dari awal permulaan, profesi ini bisa dibilang mulai sejak lahirnya YouTube tahun 2005. Saat itu, beberapa orang mulai menyiarkan diri mereka sedang bermain video game; populer dalam sebutan video Let's Play. Format yang digunakan adalah rekaman video dari si Streamer itu. Dari sana mereka perlahan akan mendapat like & subscriberatau ikon disukai dan pelanggan channel rekaman video "Lets Play" tadi. Dan kemudian mereka bisa mulai mendapatkan uang dari sana. Uang dari siapa? Dari YouTube, lewat mekanisme "AdSense" alias iklan. Semakin banyak pelanggan channel dan durasi video yang diputar, maka semakin besar pendapatan para pemilik channel YouTube tersebut.
https://www.youtube.com/user/LetsPlay
Mulai tahun 2010-an, situasi berkembang. Profesi baru ini memasuki babak baru setelah sebelumnya dianggap aneh (karena siapa sih yang mau melihat orang bermain video game?). Munculnya website serupa YouTube namun fokus pada metode streamingatausiaran langsung menciptakan pola baru dalam pembuatan video Lets Play. Nama yang paling populer di area ini mungkin Twitch; yang diperkenalkan pada 2011.
(Sumber gambar: The Next Web)
Mirip dengan YouTube, hanya saja pengguna Twitch menyiarkan video mereka secara langsung. Seperti siaran langsung televisi. Sehingga relatif lebih seru karena tidak ada batasan maupun editan. Umpatan saat kalah atau salah dalam video game akan terdengar langsung tanpa bisa dicegah. Semua karena metode streaming tadi. YouTube sendiri kemudian ikut mengadopsi mekanisme ini ataustreaming di channel mereka setelah sebelumnya hanya menyediakan versi rekaman. Bedanya mungkin segmentasi pasar, di mana Twitch lebih fokus di video game sementara YouTube ada di semua segmen selain video game (seperti tutorial, reviews, news dsb).
Channel Twitch permainan Street Fighter - klik di sini
Sebagai yang paling populer di area streaming bermain video game, belakangan Twitch digoyang persaingan dari berbagai merk baru. Beberapa malah di-backing perusahaan raksasa. Seperti Mixer yang merupakan unit bisnis streaming dari Microsoft. Atau bahkan Facebook Gaming milik raksasa media sosial Facebook; yang juga pemilik aplikasi chat WhatsApp dan situs berbagi foto Instagram.
Para streamer yang tadinya bermarkas di channel Twitch pelan-pelan mulai pindah kapal. Kebanyakan karena tergiur uang lebih besar dengan sistem kontrak ekslusif; seperti yang dilakukan streamer Twitch terkenal Tyler Ninja Blevins. Microsoft menggaetnya dengan kontrak bernilai jutaan dollar agar mau nge-stream di Mixer secara ekslusif. Beberapa streamer lama Twitch memilih bertahan, seperti Ben DrLupo Lupo dan Squib Lirik Zahid setelah pihak Twitch menawarkan kontrak ekslusif pula kepada mereka.
Nama lain seperti Jeremy Disguised Toast Wang juga memilih hengkang dari Twitch dan menyeberang ke Facebook Gaming. Alasannya masuk akal juga, Ada banyak orang pengguna Facebook, terutama di Asia Tenggara. Dan mereka tidak selalu mengunjungi Twitch; tapi selalu melihat Facebook setiap harinya. Dengan pemikiran seperti itu, langkah Disguised Toast pindah lapak sepertinya dinilai strategis.
"Disguised Toast" (Sumber gambar: Polygon)
Pekerjaan sebagai streamer video game bukanlah pekerjaan ringan atau bahkan menyenangkan. Perlu stamina dan dedikasi seperti layaknya pekerjaan lain, bahkan menurut Ninja, pekerjaan tersebut melelahkan. Bisa makan waktu 12 jam sehari hanya untuk memastikan subscribers senang dan tidak minggat meninggalkan channel-nya. Jelas bikin capek dan stres.
Tapi mengingat pendapatan Ninja yang diestimasi $6 hingga $8 juta per tahun, rasanya lelah dan bosan tadi akan menguap. Jangankan dia; saya juga rela duduk di depan komputer dan main game 12 jam sehari jika di akhir tahun tabungan saya berisi duit senilai delapan juta dollar Amerika Serikat.
Dan kemungkinan besar kamu juga sama. Benar tidak?