Sebenarnya micin itu tidak sepenuhnya membuat kita otak kita jadi bodoh karena kandungan glutamat yang ada di dalam micin ternyata berguna untuk proses pembentukan protein dalam tubuh.
Selain itu, glutamat juga mampu meningkatkan konsentrasi dan fokus di dalam otak.
Memang, kandungan glutamat dalam micin bukanlah glutamat alami seperti yang dihasilkan oleh tubuh melainkan glutamat hasil dari tetes tebu atau tepung tapioka yang diproses menggunakan mesin pabrik.
Asalkan micin tidak dikonsumsi secara berlebihan, dia tidak akan membuat otak manusia jadi tumpul kok.
Sedangkan menurut beberapa penelitian, masyarakat Indonesia masih mengonsumsi micin di bawah batas 5 gram per hari. Jadi masih tergolong aman di Indonesia.
Lagipula, pendapat yang mengatakan micin menyebabkan otak manusia menjadi bodoh adalah pendapat yang sangat salah. Micin sering sekali disalahkan sebagai penyebab buruknya tingkah laku anak jaman sekarang.
Padahal faktor penyebab mereka bodoh adalah dari pergaulan yang tidak sehat, gemar menonton pornografi, pemikiran remaja yang dangkal, dan keinginan untuk eksis di masyarakat namun minim keahlian( seperti contoh banyak anak muda yang terkenal karena melakukan hal-hal bodoh dan konyol seperti bergaya bak Awkarin dan memamerkan kenakalannya).
Lihatlah salah satu produk micin ajinomoto yang berasal dari Jepang, apakah orang-orang Jepang itu bodoh? Bukannya mereka rata-rata cerdas ya? Padahal mereka yang membuat micin dan mereka juga mengonsumsinya ya kan?
Nah, dari sini saja kita dapat menyimpulkan bahwa kebodohan yang sedang terjadi pada kids jaman now sebenarnya tak ada kaitannya dengan micin.
Jangan sampai micin jadi gerah karena sering disalahkan, micin pun bisa angkat suara loh karena tak kuat sering dijadikan kambing hitam atas kebodohan yang terjadi ini. Bacalah qoute dari micin bernama ajinomoto ini.
"Kami lahir dan tumbuh di Jepang. Kami telah hidup bersama dengan beberapa generasi cerdas disana. Kami tidak pernah dipuji. Tapi mengapa ketika kami hadir di Indonesia, kami selalu dijadikam kambing hitam untuk menutupi kebodohan kalian? Wajah buruk rupa tapi cermin yang dipecahkan, dasar generasi non-micin!"
Mereka juga tak terima terus-terusan disalahkan. Tolong, hargailah micin yang sudah berjasa menyedapkan masakan ibu-ibu kalian.
Bagaimana? Apa kita masih sanggup menyalahkan micin? Lebih baik mempertebal iman dan akhlak daripada terus menyalahkan micin dan salurkan saja kreativitas kita yang positif agar waktu kita terpakai dengan berguna. OK?
