Sekitar 70 rumah rusak akibat banjir bandang dari luapan Sungai Ciberang yang mengalir di Kampung Somang, Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Lebak. Air bercampur tanah longsor yang merendam rumah-rumah yang berada di bantaran sungai sehingga tak layak lagi dihuni. Ratusan jiwa pun terpaksa kehilangan tempat tinggal dan masih terlunta di pengungsian.
Dengan kondisi yang ada, Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan membangun hunian sementara untuk 52 KK di lokasi tersebut. Kompleks hunian yang disebut Integrated Community Shelter (ICS) ini akan dilengkapi dengan fasilitas seperti masjid, MCK, dapur umum, klinik, hingga tempat bermain anak-anak.
Dede Abdul Rohman, Koordinator Pembangunan ICS menjelaskan, ICS ini diperuntukkan untuk warga yang rumahnya hanyut, ibu hamil, orang tua, dan mereka yang rumahnya berada jauh dari saudara atau kerabat sehingga tidak ada tempat untuk ditumpangi.
Apabila prosesnya berjalan lancar sesuai rencana, ICS dari ACT ditargetkan rampung dalam kurun waktu sekitar 3-4 minggu. Tak hanya tempat tinggal, komplek ICS juga akan dilengkapi dengan masjid, sarana bermain anak, fasilitas kebersihan, serta dapur umum dan gudang. Penghuni ICS dapat menempati huntara dalam jangka waktu 2 tahun hingga maksimal 3 tahun lamanya, ungkapnya.
Setelah selama ini menumpang di rumah kerabat atau di tenda pengungsian, dalam waktu dekat ini warga akan menempati rumahnya sendiri. ICS merupakan serangkaian program dari ACT untuk korban bencana di Lebak. Dengan adanya hunian ini warga tak perlu khawatir memikirkan tempat tinggal lagi, tapi bisa berfokus pada perbaikan ekonomi, tambahnya.
Untuk pemulihan ekonomi warga, lokasi ICS yang tepat berada di Situ Cibodang akan dimanfaatkan sebagai objek wisata air Lebak. Warga yang tinggal di ICS tersebut diharapkan dapat memanfaatkan potensi lokal yang ada untuk memperbaiki perekonomian mereka. Kepala Desa Sukarame Asep Sahrudin mengatakan, Situ ini merupakan salah satu lokasi yang bakal dikembangkan sebagai sarana wisata air. Warga, khususnya penghuni ICS nantinya akan bisa secara mandiri memperbaiki kondisi perekonomiannya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, jelas Asep.
Sebelumnya, ACT juga telah membangun ICS di Lombok dan Palu saat terjadi gempa hebat pada tahun 2018 lalu. Lebih dari 900 ICS telah dibangun dan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga telah dilakukan di sana. Hal ini juga berlaku sama untuk bencana banjir bandang di Lebak. Tidak hanya telah mengirimkan sejumlah relawan untuk melakukan evakuasi terhadap warga, pendistribusian makanan siap santap hingga kebutuhan logistik lainnya juga terus dilakukan selepas masa tanggap darurat dicabut.
Hingga kini, ACT terus mendampingi dengan menghadirkan hunian nyaman terpadu dan pendampingan untuk pemulihan ekonomi warga terdampak bencana. Melalui Indonesia Dermawan bersama ringankan beban penyintas banjir Lebak.