Attachment atau yang biasa disebut dengan kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat antara dua orang. Kenyamanan fisik dan perawatan yang peka merupakan hal yang esensial untuk mencapai kepercayaan dasar pada bayi. Kepercayaan pada masa bayi merupakan basis bagi kelekatan dan harapan seumur hidup bahwa dunia akan menjadi tempat yang baik dan menyenangkan untuk dihuni (Srirukmini, 2019).
Dengan ditanamkannya attachment sejak dini akan sangat berpengaruh pada individu ketika dewasa dan membantu mereka dalam mengenal serta beradaptasi dengan dunia. Pentingnya kehadiran orang tua secara fisik terhadap perkembangan kognisi, emosi, serta sosial pada anak. Ketika anak-anak berpisah dengan pengasuhnya (orang tua), mereka akan mengalami penderitaan yang hebat meskipun terdapat pengasuh pengganti. Keberadaan pengasuh pengganti tidak mampu menghilangkan rasa cemas dan stres yang dialami oleh anak. Jarak yang tercipta antara anak dengan orang tua tidak hanya disebabkan oleh perpisahan yang terjadi karena faktor eksternal. Tidak jarang hubungan anak dan orang tua terganggu oleh faktor internal yang datang dari kurangnya pengetahuan orang tua dalam mendidik anak, trauma bawaan orang tua, atau bahkan ketidaksiapan menjadi orang tua (Cloudida, 2018).
Ainsworth dalam Santrock (2006) mengidentifikasi bahwa terdapat 3 attachment styles antara anak dengan pengasuhnya terutama dengan orang tua, yaitu:
1. Secure attachment style.
Attachment atau kelekatan yang aman berupa kasih sayang yang diberikan orang tua pada anak secara konsisten dan responsif sehingga menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang.
2. Avoidant attachment style.
Attachment atau kelekatan tidak aman yang terjadi ketika anak dan pengasuhnya tidak terlalu berinteraksi serta jika terjadi berkomunikasi maka sang anak akan menjauh atau berpaling.
3. Ambivalent attachment style.
Attachment atau kelekatan yang terjadi ketika pengasuh atau orang tua jarang hadir menyebabkan sang anak ditinggalkan sendiri, oleh karena itu akan membuat anak menjadi tidak aman dan bingung.
Dari ketiga styles tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa secure attachment style yang disarankan untuk digunakan ketika mengasuh anak. Menurut Ainsworth dalam Santrock (2006) ketiga styles tersebut terdapat dampak atau akibat yang akan dirasakan sang anak ketika beranjak dewasa. Untuk secure attachment style adalah anak akan mudah dekat dengan orang lain, disiplin, percaya diri. Untuk avoidant attachment style adalah anak akan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan. Untuk yang terakhir ambivalent attachment style adalah anak akan menjadi kurang percaya diri, posesif dan mudah cemburu serta jika ada masalah maka akan emosional dan marah.
Dari teori kelekatan (attachment theory) ini sangat jelas pentingnya peranan orang tua dalam membesarkan anak untuk menjadikan individu-individu yang sehat secara psikologis dalam menghadapi dunia yang besar ketika mereka dewasa.
Source
- Cloudida. (2018). Dampak jika anak dipisahkan dari orangtuanya menurut teori kelekatan (attachment theory). Melintascakrawala.id. Diakses pada tanggal 1 Juli 2019 melalui http://melintascakrawala.id/blog/50/dampak-jika-anak-dipisahkan-dari-orangtuanya-menurut-teori-kelekatan-attachment-theory.
- Santrock, J.W. (2006). Human Adjustment. The McGraw-Hill Companies Inc.
- Srirukmini, E. (2019). Mengetahui kelekatan dan pengasuhan pada anak usia dini. Kompasiana.com. Diakses pada tanggal 1 Juli 2019 melalui https://www.kompasiana.com/endangsrirukmini18160034/5c83b474bde575659c6a7df2/mengetahui-kelekatan-dan-pengasuhan-pada-anak-usia-dini?page=all.