Pernahkah kamu dipanggil-panggil ketika sedang berjalan? Atau disiul dengan orang tidak dikenal? Apalagi jika kejadian seperti itu terjadi di pagi hari ketika hendak memulai aktivitas, pasti akan terasa sangat menyebalkan. Kemudian kamu berpikir, "Kenapa aku?" Tapi ada juga yang justru mengabaikan hal tersebut. Kalaupernah mengalami kejadian seperti itu, tandanya kamu pernah menjadi korban catcalling,loh!
Menurut Stop Street Harassment Organization dalam (Syavaranti, 2019),catcalling adalah suatu tindak kriminal yang terjadi di tempat umum di mana seorang pria berkomentar mengenai tubuh seorang wanita atau berusaha menggoda secara verbal. Selain itu, hasil penelitian dari (Hollaback, 2015) kelompok anti-pelecehan dan Cornell University pada tahun 2014 menunjukkan bahwa perempuan dari 42 negara sebesar 84 persen di bawah umur 17 tahun pernah mengalami pelecehan di jalan. Pelecehan yang paling sering dialami adalah catcalling. Fakta tersebut tidak mengherankan karena di Indonesia pun sampai sekarang masih banyak yang menjadi korban.
Apakah yang menjadi korban catcalling adalah perempuan-perempuan yang berpakaian terbuka? Belum tentu! Siapa saja bisa menjadi korban. Bahkan, yang memakai pakaian tertutup pun bisa menjadi korban pelecehan. Bagi para "catcaller"atau pria-pria yang menggoda perempuan melalui verbal, hal seperti itu hanya candaan biasa. Bahkan, ada yang berpikiran bahwa itu merupakan cara untuk memuji. Padahal bagipenulis ataupun para korban, hal itu bukanlah sebuah candaan.
Tindakan catcallingmasih menjadi isu yang sangat penting. Tetapi, tidak banyak orang yang memperhatikannya karena dianggap sebagai kebiasaan umum.Lalu, bagaimana nasib para perempuan yang menjadi korban? Sampai saat ini hukum mengenai catcalling masih sangat minim.
Menurut (Kirnandit, 2017), ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan ketikamenjadi korban catcalling.
1. Tatap wajah pelakunya.
Dengan menatap wajahnya, memberi tanda bahwa kita tidak takut dengan mereka. Dengan begitu, mereka biasanya akan mengurungkan niatnya.
2. Jalan terus.
Tidak perlu menghiraukan apa yang mereka katakan. Terus berjalan seolah-olah kita tidak peduli dengan yang mereka katakan.
3. Jangan mudah terpancing.
Karena jika kita marah, mereka justru senang dan merasa bahwa tindakannya berhasil.
Menjadi berani bukanlah hal yang mudah. Meskipun sulit dan tidak semua orang bisa melakukannya, tenang saja, kita bisa belajar secara perlahan. Berani yang dimaksud bukan hanya berani melawan, tetapi juga berani berbicara, percaya diri, berani tunjukkan bahwa mereka tidak bisa bertindak semaunya. Kita perempuan, kita berani, dan kita kuat!
Source
- Hollaback. (2015). CORNELL INTERNATIONAL SURVEY ON STREET HARASSMENT. Diakses pada 19 Maret 2020 melalui Hollaback: https://www.ihollaback.org/cornell-international-survey-on-street-harassment/
- Kirnandit, P. (2017, Oktober 10). Cara-Cara Perempuan Melawan Pelecehan di Jalan. Diakses pada 19 Maret 2020 melalui Tirto.id: https://tirto.id/cara-cara-perempuan-melawan-pelecehan-di-jalan-cx4j
- Kirnandit, P. (2017, Oktober 10). Cara-Cara Perempuan Melawan Pelecehan di Jalan. Diakses pada 19 Maret 2020 melalui Tirto.id: https://tirto.id/cara-cara-perempuan-melawan-pelecehan-di-jalan-cx4j