Sayang sekali tahun 2020 dimulai dengan berbagai hal negatif yang memengaruhi dunia di berbagai sektor. Pesta menyambut tahun baru usai, dan dunia langsung mendapatkan berbagai berita serta situasi yang membuat berbagai optimisme meredup begitu cepat. Kebakaran hutan dan lahan di Australia terjadi di awal tahun. Menghanguskan dan memusnahkan berbagai flora fauna alami yang ada di benua tersebut. Hewan, tanaman dan bahkan jiwa manusia melayang sia-sia. Dari sisi sosok individu ada atlit basket Amerika Serikat yang dicintai dunia, Kobe Bryant, yang tewas dengan putrinya dalam kecelakaan helikopter bersama beberapa orang lain.
Dan saat ini, ancaman maut lewat penyebaran virus bernama Coronavirus (2019-nCoV) mengintai umat manusia sejak terdeteksi pertama kali di Wuhan, Peoples Republic of China atau China Tiongkok.
Model virus Coronavirus (Sumber gambar: WebMD)
Coronovirus kini merupakan topik panas karena menyebar dengan cepat dan melewati batas-batas negara. Berbagai negara mulai melaporkan adanya indikasi pengidap Coronavirus di tempat mereka. Badan kesehatan WHO United Nations / PBB memberikan informasi soal virus ini di website mereka di sini. Berbagai upaya sedang dilakukan (baik oleh pemerintah China maupun negara-negara yang terjangkit atau potensial terjangkit) untuk mencegah dan memusnahkan virus mematikan ini. Tapi sulit untuk keep calmmengingat cepatnya Coronavirus menyebar tanpa bisa terdeteksi dengan segera. Tindakan pencegahan seperti memakai masker mulut mungkin dapat membantu mencegah tertular Coronavirus sehingga sangat disarankan.
(Sumber gambar: The Trumpet)
Namun tetap saja ada sedikit rasa paranoid saat melihat seseorang bermasalah dengan pernafasan (batuk, misalnya). Apa dia cuma batuk biasa? Atau Jangan-jangan dia pengidap Coronavirus? Hal-hal demikian tidak bisa disalahkan karena hingga kini virus itu masih berkeliaran di udara planet ini.
Jepang termasuk negara yang sudah melaporkan masuknya Coronavirus ke dalam negara mereka. Hal ini tentu meresahkan. Bukan hanya untuk warga negara Jepang sendiri. Namun juga potensial untuk warga dari negara lain. Karena saat ini Jepang sudah dalam posisi menghitung hari menyambut dan menyelenggarakan Olimpiade 2020.
Olimpiade merupakan event olahraga terbesar sejagat. Tidak ada event olahraga yang lebih besar dari Olimpiade (penggemar sepak bola akan berargumen kalau FIFA World Cup lebih besar lagi). Seluruh pandangan dunia akan berada di acara Olimpiade. Akan ada puluhan ribu (mungkin lebih) manusia datang dari berbagai negara ke negara penyelenggara Olimpiade. Dari berbagai kultur dan latar belakang. Sehingga potensial membawa berbagai hal dari daerah asal mereka. Dan itu juga termasuk potensi penyakit.
(Sumber gambar: Reuters)
Saat ini memang laporan kasus Coronavirus lebih banyak ada di daerah asalnya, China ketimbang di negara lain. Tapi bukan berarti negara lain bisa santai dan tidak waspada; apalagi secara kebetulan Coronavirus mulai merebak saat event Tahun Baru China/Imlek/Chinese New Year/CNY, di mana banyak warga keturunan China pergi ke berbagai wilayah untuk merayakan hal tersebut.
Singapura termasuk negara Asia Tenggara yang sudah melaporkan adanya kasus Coronavirus di daerah mereka. Sementara Jepang merupakan negara Asia Timur yang memastikan adanya pengidap Coronavirus di tempat mereka.
Secara khusus, adanya Coronavirus di Jepang dianggap potensial mengacaukan rencana perhelatan akbar seperti Olimpiade Tokyo 2020. Memang event tersebut masih relatif lama (mulai 24 Juli dan berakhir 9 Agustus 2020) sehingga secara teknis Coronavirus tidak akan berpengaruh jika segera diatasi. Namun tentu itu tergantung seberapa cepat pihak-pihak kompeten di area kesehatan publik/dunia bekerja mencari solusi pengobatan pengidap Coronavirus. Dengan cepatnya Coronavirus menyebar dan nyaris tanpa halangan berarti, maka potensi virus itu menginfeksi manusia di event sebesar Olimpiade jelas mengkhawatirkan.
(Sumber gambar: Deccan Herald)
Syukurnya belakangan ini berita tentang berhasilnya pihak kesehatan China mengobati penderita Coronavirus gencar beredar. Angka persentase keberhasilannya memang masih kecil (masih di bawah standar) namun setidaknya usaha menghentikan angka kematian akibat virus ini (tercatat resmi lebih dari 1.000 nyawa manusia) terus dilakukan. Sehingga saat event Olimpiade Tokyo 2020 digelar nanti, dunia sudah bebas dari ancaman Coronavirus.
Atau jangan-jangan bukan Coronavirus nanti yang akan mengacau Olimpiade Tokyo 2020. Tapi malah Tetsuo?!