Jika membicarakan komputer, tentu yang terbayang di benak kamu adalah sebuah benda besar, kotak petak seperti tower, dengan tombol dan kabel serta terhubung dengan peralatan navigasi seperti keyboard dan mouse.
Sebuah komputer konvensional (Sumber gambar: Pinterest)
Secara umum, begitulah desain sebuah komputer yang banyak digunakan oleh individu maupun institusi. PC Standard. Sebuah komputer dapat melakukan berbagai pekerjaan secara multitasking alias secara bersama-sama sekaligus tanpa kendala. Mengetik naskah sambil mendengarkan musik dan menjelajahi internet dapat dilakukan pengguna komputer secara real-time alias saat itu juga.
(Sumber gambar: Pinterest)
Komputer dengan bentuknya yang besar dan membosankan telah menjadi bagian kehidupan harian manusia era modern masa kini. Tapi komputer tidak selamanya berukuran besar dan berat. Ada pula komputer dengan bobot ringan serta berukuran mini.
Biasanya komputer seukuran ini dibuat oleh pabrikan komputer untuk mengakomodasi pengguna yang tidak memiliki ruang khusus untuk meletakkan komputernya. Dengan form factor / ukuran lebih kecil dari komputer standar, komputer mini dapat tetap membantu pekerjaan pengguna tanpa membutuhkan ruang penyimpanan besar seperti komputer konvensional. PC selebar panjang sebatang pensil contohnya. Hanya butuh beberapa sentimeter dari luas sebuah meja kerja.
Lenovo Mini PC (Sumber gambar: Lenovo)
Dan kemudian Raspberry Pi muncul di pasaran.
(Sumber gambar: Raspberrypi.org)
Raspberry Pi adalah seri komputer single-board-all-in-one yang dibuat perusahaan Inggris bernama Raspberry Pi Foundation sejak Februari 2012. Komputer ini tadinya ditujukan untuk sekolah-sekolah serta negara berkembang dalam pembelajaran sains komputer secara sederhana. Tapi dalam perkembangannya, Raspberry Pi juga laku terjual di luar target penjualan mereka.
Komputer ini dijual dalam kondisi barebones, hanya berupa papan sirkuit / mainboard mentah tanpa keyboard, mouse, dan bahkan casing pelindung/pembungkus. Walau begitu Raspberry Pi tetap mampu terjual hingga sebanyak 19 juta unit per Maret 2018. Suatu angka penjualan yang meyakinkan untuk produk sesederhana ini.
Apa sih istimewanya Raspberry Pi?
(Sumber gambar: Souq)
Selain ukurannya yang tidak lebih besar dari telapak tangan orang dewasa itu, harganya murah. Berbagai model Raspberry Pi ditawarkan dengan harga fantastis, mulai dari US$5 (untuk Raspberry Pi Zero, rilis 2015) hingga US$38 (Raspberry Pi 3 Model B+ yang dirilis 14 Maret 2018 kemarin). Dengan harga semurah itu pembeli mendapatkan komputer yang benar-benar mampu berfungsi seperti layaknya komputer biasa; walau tentu saja tanpa tenaga sehebat komputer konvensional.
Rata-rata model Raspberry Pi memiliki beragam fitur get-go yang memadai. Misalnya prosesor bertenaga seperti yang dipakai di smartphone kelas atas terkini. Ambil contoh Raspberry Pi 3 Model B+ yang menggunakan SoC Broadcom BCM2837B0 CPU 1.4 GHz Quad Core ARM Cortex-A53 dengan RAM sebesar 1GB LPDDR2 clock 900 MHz.
Di atas kertas kekuatan prosesor ini sanggup melakukan tugas-tugas komputasi ringan dengan baik. Raspberry Pi 3 Model B+ juga memiliki koneksi Bluetooth 4.2 , Wi-Fi Dual Band, slot LAN/Ethernet, slot MicroSD, slot USB, slot Audio Jack dan slot HDMI untuk output display/monitor.
(Sumber gambar: Hobbytronics)
Untuk ukuran harga hanya US$38, pembeli Raspberry Pi 3 Model B+ mendapatkan hardware setara smartphone yang harganya lebih tinggi.
Berharga murah, ukuran kecil dan memiliki komponen mumpuni. Kedengarannya oke sih Tapi bagaimana dengan sistem operasinya?
Tentu jangan berharap bisa meng-instal sistem operasi "full power" seperti Microsoft Windows 10 PRO ke dalam sebuah Raspberry Pi. Komputer super mini ini di-desain untuk menjalankan OS / Operating System ringan dan keroyokan seperti Linux berbagai distro. Raspberry Pi Foundation sendiri merekomendasikan sistem operasi Raspbian walau mempersilahkan pemilik Raspberry Pi memilih sendiri OS favorit mereka untuk di-instal.
Ada banyak OS gratisan yang bisa digunakan Raspberry Pi (bahkan ada yang gratisan tapi buatan Microsoft: Windows 10 IoT Core). OS Android termasuk yang dapat di-instal ke dalam Raspberry Pi; yang otomatis membuat Raspberry Pi menjadi smartphone Android minus kemampuan melakukan panggilan telepon. Sayang OS Android di Raspberry Pi masih tidak begitu stabil dan memiliki banyak kekurangan serta masalah bugs.
Raspbian OS (Sumber gambar: Raspberrypi.org)
Pemilik Raspberry Pi bebas melakukan apa saja pada komputer mini mereka. Dan disitulah letak menariknya Raspberry Pi di kalangan penggiat IT.
Salah satu mod (modifikasi) yang dilakukan oleh penggemar Raspberry Pi adalah menjadikan komputer ini sebagai "Game Emulator Box" yang mampu menjalankan berbagai video game; mulai dari game klasik seperti Atari & NES hingga game arcade dan console modern seperti Sony PlayStation dan Sega Dreamcast.
Ditambah lagi dengan kreativitas 3D Printing, pemilik Raspberry Pi dapat mendandani komputer mereka dengan berbagai bentuk casing nyentrik yang unik tanpa terikat bentuk petak kotak seperti komputer biasa. Tapi modifikasi Raspberry Pi "Retropie" memang belum terlalu populer di Indonesia karena berbagai faktor; seperti kurangnya promosi maupun edukasi tentang manfaat yang bisa didapat.
Raspberry Pi disulap jadi "console video game" (Sumber gambar: Pinterest)
Namun diharapkan ke depannya, semakin banyak orang yang tahu dan mempopulerkan Raspberry Pi. Terutama di kalangan pelajar, mahasiswa maupun praktisi IT. Possibilities yang dimiliki komputer seukuran telapak tangan ini seharusnya mampu memancing kreativitas anak bangsa dalam hal komputasi, desain maupun technical programming.
Berminat membeli satu Raspberry Pi? Silakan lihat-lihat berbagai toko online di Indonesia. Ada berbagai pilihan disana. Have fun!