Buat banyakwarganet ataupun pengguna internet, situs YouTube merupakan bagian penting dalam kegiatan mereka di internet.

Dan itu tidak mengherankan. Karena bersama dengan situs Google dan Facebook, YouTube (yang secara organisasi merupakan situs milik Google) memiliki traffic yang kencang sekali di ranah internet dunia.

Total pengguna YouTube di dunia terdata tidak kurang 1,3 Milyar pengguna. Sementara video yang di-upload ke server YouTube ada sepanjang 300 jam durasi per menitnya. Dan video yang ditonton di YouTube setiap harinya hampir melewati angka 5 Milyar video! Per hari! Itu sebuah angka yang sangat-sangat masif. Dan pastinya tidak semua website/situs punya lalu-lintas segila itu.

Aksi YouTube hentikan monetasi video dinilai berdampak besar

Video-video di YouTube tidak hanya berasal dari content provider seperti studio film, perusahaan rekaman, atau korporasi-korporasi lain yang memanfaatkan situs berbagi video gratisan ini sebagai sarana iklan, promosi, maupun informasi produk.

Ada pula yang disebut sebagai content creator di YouTube. Mereka lebih merupakan individu non korporasi yang menciptakan/membuat/memproduksi video-video menarik yang menjadi isi channel YouTube mereka.

Aksi YouTube hentikan monetasi video dinilai berdampak besar

Video apa yang di-posting oleh para kreator konten YouTube ini?

Banyak jenis! Bisa berupa sebuah review, show, monologue, berita, opini pribadi, aksi gokil, dan beragam jenis tema lain.

Para content creator YouTube ini normalnya memilih satu tema/jalur yang mereka tawarkan ke pelanggan/subscriber mereka. Misalnya tema gaming seperti Egie Fourze 212 dan PewDiePie. Ada pula tema komedi (kebanyakan prank show) seperti yang dilakukan channel YouTube-nya Logan Paul.

Para YouTuber / content creator YouTube ini membuat dan menampilkan video-video ciptaan mereka di channel YouTube masing-masing dan berharap video mereka dilihat banyak orang. Menciptakan traffic tinggi. Memiliki fans/subscribers yang banyak serta loyal.

Aksi YouTube hentikan monetasi video dinilai berdampak besar

Para content creator ini mendapatkan uang dari video-video mereka.

Darimana uangnya? Dari iklan, yang di selipkan oleh pihak YouTube secara random berdasarkan algoritma mereka. Pemilik video / content creator tidak dapat memilih iklan apa yang ditayangkan di video mereka. Tapi mereka menerima ad-revenue/bagian dari Google (sebagai pemilik YouTube), yang mendapat penerimaan dari pemasang iklan.

Hal ini merupakan praktek monetasi video; yang memang merupakan model bisnis YouTube. Hubungan simbiosis mutualisme yang terjalin antara content creator dengan YouTube dan pengiklan sudah berlangsung lama.

YouTube mendapatkan traffic, content creator mendapatkan uang dari video mereka yang menyebabkan traffic YouTube, Dan pengiklan menjual citra / produk melalui YouTube dan videonya content creator.

Walau di tahun 2017 YouTube mengumumkan pendapatan iklan mereka tembus hingga US$100 Milyar namun dalam setahun belakangan pula mereka dipusingkan dengan berbagai konten video yang bermasalah seperti video teroris, video yang berbahaya untuk anak-anak kecil dan bahkan video soal bunuh diri!

Video-video seperti ini malah menjaring banyak views penonton (dan menimbulkan traffic tinggi) sehingga menjadi sebuah dilema buat pihak YouTube.

Aksi YouTube hentikan monetasi video dinilai berdampak besar

Dan mungkin setelah mempertimbangkan banyak faktor, YouTube melakukan Demonetasi video yang dibuat oleh content creator.

Situasi ini sudah dimulai sejak 9 February 2017 dimana menurut laporan The Times London YouTube memasang iklan di video buatan teroris dan kelompok penyebar kebencian sehingga membuat pemasang iklan di Eropa dan Amerika (seperti AT&T, Pepsi maupun Verizon) mengancam untuk menarik iklan produk mereka dari YouTube.

Pada 14 February 2017 WallStreet Journal melaporkan kalau pada bulan Januari PewDiePie, content creator YouTube yang sangat terkenal, membuat video yang dianggap offensive karena Anti-Yahudi. Akibatnya PewDiePie di depak dari kelompok elit "Google Preffered & YouTube Red" : area Premium dari YouTube. Pihak sponsor PewDiePie seperti Disney juga menyingkirkannya dari kerjasama.

Aksi YouTube hentikan monetasi video dinilai berdampak besar

Efek Demonetasi semakin terasa oleh para content creator YouTube populer selain PewDiePie (seperti Ethan & Hila Klein, Philip DeFranco dan banyak lagi) sejak minggu pertama April 2017 dimana mereka merasakan penurunan revenue/pemasukan dari video-video mereka.

Hal ini dipicu oleh kebijakan baru YouTube yang memungkinkan pemasang iklan untuk tidak menyertakan iklan mereka di video content provider; berbeda dengan dulu dimana YouTube menyertakan iklan secara random berdasarkan algoritma mereka sendiri (meletakkan iklan di video dengan traffic tinggi; bukan berdasarkan maunya pemasang iklan).

DeFranco meng-klaim mengalami penurunan pendapatan hingga 80% dibandingkan sebelumnya. Sebuah angka yang drastis.

Situasi Demonetasi semakin dipertegas YouTube dengan memperkenalkan simbol/icon Dollar Kuning melalui blog post 17 Agustus 2017. Kami ingin agar sistem kami semakin baik klaim pihak YouTube.

Icon dollar akan muncul di bagian Video Manager content creator YouTube. Jika warnanya hijau, video buatan mereka akan menghasilkan ad-revenue. Jika icon dollar itu berwarna kuning, maka video mereka tidak beriklan untuk sementara waktu.

Jika logo dollar itu dicoret, artinya sudah jelas. Yaitu pasti tidak menghasilkan uang.

Aksi YouTube hentikan monetasi video dinilai berdampak besar

Dan pasca kasus Logan Paul di hutan Aokigahara pada Desember 2017, kondisi jadi semakin sulit untuk para content creator YouTube menghasilkan uang (alias me-monetasi) dari video buatan mereka. Content creator kini harus memenuhi syarat ketat agar mereka masuk kategori untuk dapat me-monetasi video: setidaknya 4.000 jam views dalam waktu 12 bulan terakhir dan memiliki 1.000 subscribers.

Secara efektif persyaratan ini membuat content creator lama kelimpungan, dan content creator baru kesulitan memenuhinya.

Perubahan ini efektif sejak 20 February 2018, dan di kalangan content creator hari itu mereka jadikan sebagai Hari Demonetasi.

Beberapa dari mereka pasrah dengan perubahan sistem dan mekanisme yang diberlakukan oleh YouTube. Beberapa lainnya mencoba mencari alternatif dengan pindah lapak ke website penyedia video lain. Atau streaming sites seperti Twitch.

Tapi memang masih sulit membantah kalau nama YouTube masih jadi yang paling perkasa saat menyebutkan Di mana sih situs yang banyak videonya?